Pangeran Selingkuh?

3.5K 116 6
                                        


Suara adzan subuh berkumandang merdu di kota itu, membuat arumi terbangun dari tidurnya, ia terbiasa bangun tepat waktu. Hal ini sudah menjadi kebiasaan bagi arumi ketika masih belum menikah dan tinggal bersama kedua orang tuanya, ajaran abinya  merasuk dalam pikirannya.

"Arumi, sholat itu wajib nak, apapun pekerjaanmu dimanapun kamu berada jangan pernah tinggalkan sholat. Meninggalkan sholat termasuk dosa besar dan mengerjakan sholat bisa mencegahmu dari perbuatan keji dan mungkar".

Mengingat abinya ia jadi rindu suasana bersama kedua orang tuanya, rasanya belum sanggup meninggalkan mereka, rasanya ia ingin pulang memeluk mereka dan sholat berjamaah kemudian tadarrus bersama.

Air mata arumi jatuh di pipinya bersama suasana dingin subuh.

Tidak jangan menangis arumi, kamu sudah dewasa jangan lemah, ada Allah. Sekarang kamu sudah menikah tidak boleh manja nanti kamu akan terbiasa, ucapnya berbisik meyakinkan diri sendiri agar bersemangat.

Arumi segera duduk dari pembaringannya, pandangannya beralih melirik pangeran yang kini masih tertidur pulas, sekarang ia telah menjadi seorang istri.

ia harus menuruti Nasehat abinya, arumi pasti bisa merubah sifat kerbau sang suami, surga dan nerakanya terletak pada suami, ia yakin pangeran bisa di rubah.

Ditariknya selimut yang memeluk erat tubuh pangeran membuatnya menggigil seketika, tapi pangeran masih mengorok tidak peduli tubuhnya kedinginan.

Tangan arumi bergetar hebat saat ingin mencoba menyentuh tubuh pangeran, ia tidak terbiasa berkontak langsung dengan laki-laki, tapi demi kebaikan arumi harus melawan rasa getarnya.

Menggoyang goyangkan tubuh pangeran

" bangun.. Sholat!! "

pria itu malah merubah posisi tidurnya, tidak mau kalah ia segera menarik kedua kaki sang suami dengan kekuatan yang penuh, hingga ia terperosot jatuh ke lantai membuat kepala bagian belakang pangeran kejedot.

"Akhhhhhh!!"  geramnya, matanya akhirnya terbuka lebar karena marah.

Menggaruk gemas rambut acaknya "Apa apaan sih rum! Kepala gue sakit tau!" .

Arumi tersenyum mengejek " lebih sakit lagi kalau Allah membalas kamu yang tidak mau sholat subuh"

sindiran dari arumi tidak membuahkan hasil, pangeran malah lanjut tidur di lantai.

Arumi melotot menyaksikan pria di bawahnya ini begitu pemalas, dia bukan pria yang di inginkannya, musnah sudah impiannya untuk bersuamikan pria sholeh, hancur sudah keinginannya untuk membangun rumah tangga yang sakinah mawaaddah warahmah.

Ia menghela nafas berat, arumi sebaiknya sholat sendiri saja, padahal dulu ia bermimpi sholat berjamaah dengan suaminya kelak, tapi justru yang dia dapat laki-laki pemalas... Bahkan sebenarnya arumi ingin berdzikir bersama di hari yang menjelang pagi ini.. Bukankah berdzikir pagi dan petang adalah amalan yang baik dan bagus diterapkan .

****

Semua sarapan telah siap di atas meja makan, arumi dan zoya begitu kompak menyajikan segalanya. Zoya tersenyum melihat kelincahan dari menantunya itu, arumi benar-benar anak yang baik dan rajin.

"Wishh... Kompak banget" senyum mario sambil duduk siap menyantap, sedangkan pangeran turun sambil sempoyongan sesekali menggaruk matanya dan menguap seperti singa yang meraung.

"Kalau menguap tutup mulut biar setan gak masuk, terus ucap istighfar" . sindir zoya .

"Mama sama arumi sama aja, ceramah mulu! " 

"Hus.. Kalau mama kamu ngomong jangan ngelawan, lagipula ceramahin kamu itu demi kebaikan kamu" tegur mario. 

Pangeran hanya menggaruk malas kupingnya, kemudian mengambil roti yang telah di olesi selai.

ArumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang