Satu - Perjodohan

410 17 7
                                    

Kita hanya bisa berekspetasi siapa orang yang akan mengisi masa depan kita, tapi kita tidak bisa memilih siapa yang menjadi jodoh kita.

Seorang gadis duduk di hadapan kedua orang tuanya. Gadis itu masih tidak bisa mencerna apa yang baru saja orangtuanya, katakan. Intinya, gadis itu sangat syok saat mendengar kata "pertunangan" yang diucapkan ibunya.

"Tunangan, Ma? Umur aku masih enam belas tahun, Ma. Bagaimana bisa Mama bilang bahwa aku akan bertunangan?" kata gadis itu takterima. Dia masih duduk di bangku kelas satu SMA, mana mungkin akan bertunangan dengan orang yang sama sekali tidak di kenalnya.

"Kate, cuma tunangan, sayang. Mama tidak meminta kamu untuk menikah sekarang. Lagi pula, tunangannya tidak sekarang, Kamu masih punya waktu untuk mengenalnya lebih dekat," bujuk Karlie, ibunya.

Kate menggeleng tegas. "Aku gak mau," protesnya. Jelas saja Kate tidak mau dijodohkan. Memangnya sekarang masih zaman apa? Siti Nurbaya sudah lewat. Sekarang zamannya bebas menyuarakan pendapat dan bebas memilih.

"Semua demi kebaikan kamu." Rayu Karlie.

Kate mencibir."Kebaikan apa yang Mama maksud? Kelancaran bisnis Mama sama Papa? Atau Kate di jadikan alat untuk bayar hutang?" Tanyanya

Karlie menggeleng. "Kate, Mama sama Papa gak mungkin mencarikan kamu jodoh yang tidak jelas asal usulnya. Kamu bisa mengenalnya lebih dulu. Mama yakin kamu akan suka sama dia. Dia orangnya baik dan sopan."

"Sekali enggak ya enggak. Mama tahu kan, kalau Kate masih sama Barra?" Cerocos Kate.

Karlie menghela napasnya, lalu menoleh ke arah Betrand, suaminya, meminta bantuan untuk membujuk agar Kate mau menerima perjodohan ini.

Betrand mengangguk, lalu menatap anak semata wayangnya itu. "Kenapa Kate gak mau?" Tanyanya lembut.

Kate menatap Ayahnya sembari cemberut. "Emngnya Kate gak laku apa sampe harus dijodohin!"

Betrand tersenyum. "Begini loh, Kate, Mama sama Papa gak mau nanti kamu salah pilih. Jadi, kami bantu memilihkan jodoh yang cocok buat kamu," jelasnya.

"Pasti pilihan Mama sama Papa tuh gak sesuai sama kemauan Kate," Protes Kate.

"Gak sesuai? Memangnya kamu mau jodoh yang seperti apa?" Tanya Betrand.

Katrina Azzela mempunyai ekspetasi tinggi tentang calon suami. Dia menginginkan jodohnya seganteng Zayn Malik, atau replika Zayn Malik, Kalau boleh, Zayn Malik asli aja yang jadi jodohnya. Saat mendengar kata pertunangan dari mulut Karlie, dia merasa dunianya hancur berkeping-keping. Pupus sudah harapannya untuk berkhayal tentang Zayn Malik.

"Aku tuh pengen jodoh yang ganteng, yang seumuran dengan aku. Trus....kami saling jatuh cinta seperti drama Korea, dan bahagia selamanya." Jelas Kate.

Karlie menggelengkan kepalanya mendengar imajinasi anaknya yang ketinggian. "Makanya, kamu itu jangan kebanyakan nonton drama menye-menye kayak gitu. Pengaruh kan, sama hidup kamu," Keluh Karlie. Dia samgat sebal karna Kate selalu menonton drama menye-menye itu.

"Kate gak mau pokonya. Pasti jodoh pilihan Mama sama Papa itu udag tua, om-om. Kemungkinan besar Kate bakalan di jadiin istri keduanya, kan ogah. Kate itu ingin jadi istri sehidup semati, bukan istri cadangan."

Karlie tertawa mendengarnya. Betrand pun menggelengkan kepalanya karna imajinasi anaknya terlalu jauh.

"Tuh itu....akibat sering nonton drama. Mama jodohin kamu dengan orang seumuran kamu," Tegas Karlie.

Kate mengerucutkan bibirnya. "Kate hanya waspada. Mama kasih tau Kate dong siapa orangnya klo dia emang seumuran sama Kate."

"Rahasia, besok kita akan bertemu dengan dia dan keluarganya," Ucap Karlie.

Bad Boys Dan Crazy GirlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang