Tiga - Katrina Azzela

34 4 0
                                    

Seminggu belakangan ini, hari hari Kate tidak bisa dibilang baik, bahkan mungkin lebih buruk dari pada yang diperkirakan. Liam sealu mengganggu Kate, merecoki hidup gadis itu, bahkan menjadi bayangannya. Dia selalu mengikuti kemanapun Kate pergi, menemaninya menjalani semua aktivitas, bahkan lelaki itu tidak segan-segan meneror Kate jika dirinya tidak membalas pesan atau mengangkat telepon dari Liam.

Putusnya Kate dari Barra turut menjadi penyebab semuanya. Kate harus selalu berusaha menjaga jarak dengan Barra agar perasaan itu cepat hilang. Jika melihat mantan pacarnya di kantin, Kate segera pergi dari kantin. Tatapan Barra yang menurut Kate teduh adalah satu hal yang ingin Kate hindari. Karena, tatapan itu membuat Kate jatuh terlalu dalam.

Ponsel Kate berbunyi. Gadis itu langsung jijik begitu mengetahui siapa yang meneleponnya, sampai ada pesan Telegram yang masuk.

 Gadis itu langsung jijik begitu mengetahui siapa yang meneleponnya, sampai ada pesan Telegram yang masuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jelas itu bukan ancaman sesungguhnya. Kata mati berarti Liam akan memberikan satu kejadian yang tidak dapat Kate duga sama sekali. Gadis itu tak memusingkannya. Weekend ini, dia tidak mau diganggu oleh siapa pun, termasuk Liam.

Kate pun melangsungkan aksinya. Matanya terturup rapat sampai pintu kamarnya terbuka. Kate yakin bahwa itu Karlie. Suara telapak kakinya mendekat ke arah Kate. Sosok itu duduk di kasurnya. Kate menjadi tidak yakin bahwa itu Karlie. Bagaimanapun, dia harus tetap tertidur seperti ini, melanjutkan aksinya.

"Morning, sweetie! Btw, akting lo jelek banget." Ledek suara berat itu.

Kate sontak membuka matanya. Alangkah kagetnya dia melihat sosok yang duduk di samping kasurnya. Bagaimana bisa Liam masuk ke kamarnya? Itu adalah zona terlarang bagi para lelaki.

"Ngapain lo kesini? Gak sopan banget lagi pake masuk ke kamar gue segala. Lo tahu gak? Kamar ini terlarang untuk cowok-cowok kayak lo." Omel Kate dengan suara cempreng nya.

Liam mengangguk, lalu mengacak rambut Kate gemas. "Lo cantik ya, walaupun gue tahu lo belum mandi."

Pipi Kate merona merah, tapi dia langsung bisa menetralkan kembali mimik wajahnya dengan tatapan datar.

"Gue emang cantik, baru nyadar lo? Ke mana aja! Keluar sana!" Usir Kate sambil menunjuk pintu kamarnya.

Liam menggeleng pelan. "Gue masih pengen di sini, liat lo." Dia mengedipkan sebelah matanya untuk menggoda Kate.

"Maaaa!! Liam masuk kamar Kate tanpa izin, Maaa!! Usirin, Maaa!!" Teriak Kate.

"Mama yang suruh dia masuk ke kamar kamu. Soalnya tadi kamu gak mau turun, Sayang." Sahut Karlie.

Kate menggelengkan kepalanya. Dia tidak habis pikir kenapa mamahnya sendiri begitu mempercayai Liam untuk masuk kekamarnya. Liam adalah lelaki normal. Bagaimana kalau tadi dia grepe-grepe Kate? Untung saja tadi Kate hanya pura-pura tidur. Kalau benar-benar tidur, kan bahaya.

Liam menyentil kening Kate. " jangan mikir jorok lo."

"Siapa yang mikir jorok? Lo aja itu." Ketus Kate.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 27, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bad Boys Dan Crazy GirlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang