Dua - Musuh Abadi

450 13 6
                                    

Sesuai dengan janji dan pernintaan kepada Karlie dan Betrand, Liam datang ke rumah Kate saat pagi-pagi buta. Lelaki itu sengaja beranglat sepagi ini agar bisa lebih cepat membuat Kate mati mendadak karna jantungan saat Liam berada di rumahnya.

Liam mengetuk pintu rumah Kate dan menyiapkan senyuman terbaiknya sepanjang masa.

Pintu rumah pun terbuka, menampilkan Karlie yang tersenyum pada Liam. Lelaki itu menunduk sopan lalu tersenyum.

"Mau jemput Kate, kan? Gak kepagian?" Tanya Karlie.

Liam menghela napas lalu mengangguk. "Mungkin terlalu bersemangat, Tante."

Karlie terkekeh mendengar jawaban Liam. "Pasti belum sarapan, kan? Sarapan dulu aja, Kate juga masih makan sama Papanya."

"Gak merepotkan, Tante?" Tanya Liam. Memang ini yang direncanakannya. Makan satu meja dengan Kate.

Karlie menggeleng pelan. "Gak lah, nanti juga akan seperti ini. Masuk, Liam," Ajak Karlie. Lelaki itu mengangguk lalu mengekor karlie.

Kate yang sedang damai dengan sarapan paginya, tiba-tiba dikejutkan dengan dehaman dari orang yang sangat dia kenal. Kate melihat Bertand, tapi sang Ayah masih damai dengan sarapannya. Itu pertanda ada orang lain lagi didalam ruangan itu.

"Pagi, Om. Pagi, Kate'"

Suara itu. Dengan kecepatan seribu kilat, Kate menoleh ke sumber suara. Matanya membulat saat dia mendapati siapa orang yang ada di hadapan nya.

"Ngapain lo ke sini?" Tanya Kate sinis.

"Jemput calon tunangan, lah. Ngapain lagi," Jawab Liam cuek.

Kate menyuingkan senyum sinisnya. "Angkutan umum masih banyak, jadi lu ga perlu jemput gue."

Karlie menggeleng. Kelakuan Kate sangat jauh dari keanggunan perempuan. "Jangan dengarkan Kate, ya, Liam. Mungkin dia lagi PMS. Duduk, Liam! Kita sarapan bareng."

"Iya, Tante." Liam pun duduk di samping Kate. Itu membuat Kate gerah karna dia slalu ingin mengeluarkan mulut merconnya ketika berada di dekat Liam.

"Kate selesai." Kate menyudahi sarapannya, lalu dia minum susu coklatnya asal.

"Kate pamit," Sambungnya, lalu dia berdiri dari kursinya dan meninggalkan meja makan.

Liam yang baru saja duduk, mau tidak mau harus pamit menyusul Kate. "Liam, duluan, Om, Tante."

"Babe, tungguin!" Teriak Laim membuat Kate ingin menutup telinganya dan menyumpal mulut lelaki itu dengan lap.

"Baby, tungguin tunangannya dong!" Liam terus menerus bertriak. Padahal rumah Kate bukan lah hutan belantara. Tanpa bertriak pun, Kate bida mendengarnya.

Akhirnya Liam berhasil menyusul dan melangkah lebih cepat di depan Kate.

Liam berada di depan Kate, menampilkan wajah sok Cool, sok keren, dan sok manisnya, membuat gadis itu mual melihatnya.

"Tungguin dong calon tunangannya....karna kita akan berangkat bersama," Ucap Liam sambil mengedipkan sebelah matanya untuk menggoda Kate.

Kate menggeleng. "Gue gak mau."

Mata Liam menyipit. "Lo harus mau, sebagi timbal balik dengan kejutan semalam."

Kate terdiam. Dia ingat, semalam Liam memberikannya kejutan yang sangat tak terduga. Bagaimana bisa Jasmine dan Barra mempunyai hubungan? Padahal, selama Barra berhubungan dengan Kate, mereka baik-baik saja. Kate tidah bisa mencurigai bahwa Barra main perempuan di belakangnya

Bad Boys Dan Crazy GirlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang