Charter 3

33 4 3
                                    

Detik jam telah berlalu dengan cepatnya, tengah malam pun tiba. Dengan rumah sederhana, dan ada sedikit cahaya bulan menerangi kamar. Aku tengah sendiri, diruang yang gelap serta sunyi. Aku memandang langit gelap di kaca jendela. Terpampang jelas di langit, bulan purnama serta jajaran cahaya bintang yang menghiasi langit malam yang gelap. Sungguh indah menawan mata.


  Malam hari berlalu,  aku masih terdiam diri di samping kaca jendela. Aku mulai berfikir otak secara keras, aku tidak bisa tidur di malam hari ini.

******

  Dunia ku hancur dalam semalam, kehidupan ceria berubah menjadi suram. Sungguh masa kelam ku yang mengenas kan.

  Aku terdiam mengingat tragedi itu, tak sadar ada tetesan air mata turun menetes dan membasahi baju.

'Apa yang aku lakukan ini? Kenapa aku menangisi semua ini? Padahal hal itu bukan salahku!' batin-ku.

'Itu salah mereka, itu mungkin balasan yang cukup buat mereka.' batin-ku.

'Ternyata mereka jahat, tidak ku sangka pada mereka. Mereka bisa melakukan itu pada hiks.. hiks..' batin-ku.

'Ku kira mereka baik, tapi ternyata mereka membohongiku. Bisa-bisanya mereka melakukan itu padaku! Hiks.. Hiks..' batin-ku.

'Apa salahku? Mereka membohongiku! Aku pula menjadi korbannya. Bahkan dunia ini telah di bohongi pula. Dengan rahasia besar ya g ditutupi serapat mungkin.' batin-ku.

******

Malam berlarut, dan aku masuk terjaga melihat pemandangan malam hari di jendela kamar. Lalu, aku memutuskan ke tempat tidur dan membaringkan badanku.

Tak lama aku mendengar ada suara dari luar kamar, seakan ada keanehan di rumah. Aku terdiam, dan sedikit mengedipkan mata.
Aku menuju pintu kamar, dan ku dengar bunyi ketukan dan jatuhan barang. Karena aku disini hanya tamu, aku sadar itu. Jadi, aku memutuskan di kamar saja dan kembali ke tempat tidur.

Prang......
Suara bising itu sedikit mengganggu ku, aku memberanikan diri untuk menghadapinya. Aku memberanikan diri dengan membuka pintu, dan menuju sumber bunyi itu.

******

Saat aku menuju sumber suara, aku terbelak mata melihat orang yang berada di tempat itu.

Dan tak ku sangka, jika ada kedua anak tengah memasak di tengah malam. Aku teringat foto di ruang tamu, yang terpajang foto keluarga pak veri. Pak veri tak sendiri, namun bersama istri dan kedua anaknya. Mungkin mereka lah anak pak veri. Wajahnya pun sekilas mirip dengan orang tuanya. Aku terdiam di dekat dapur, dan kembali ke kamar.

*Pantas berisik, pasti karena mereka. Tapi aku tidak bisa salah kan mereka, karena mereka anak pak veri sedangkan diriku hanya benalu. Tak apa, aku akan diam di kamar ini sampai menjelang pagi nanti. Walau masih terdengar jelas suara bising di luar kamar* batin-ku

Kamar ku terdekat dengan dapur, tak heran jika aku mendengar seseorang memasak.

******

Aku kembali membaringkan badanku ke tempat tidur, dan mencoba untuk tidur. Namun aku masih bingung dengan apa yang akan dilakukan nantinya, jika anak pak veri tidak menyukaiku. Dan respon apa yang akan dilakukan oleh kedua saudara itu..

******

Rahasia AyukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang