Charter 2

39 6 8
                                    

******

"Ayo...." ujar pak veri sambil menunjukkan mobil yang ada dibelakang kita. Aku hanya mengikuti apa yang di perintahkan.

'Lebih baik aku menurutinya, daripada aku dicurigain. Nanti ada yang curiga, dan ada yang akan membunuhku nanti. Aku akan diam sediamnya agar tutup mulut. Bahkan aku akan menutup mulut mereka (yang tau rahasianya) , atau mereka akan tau akibatnya jika membongkarnya.'

******

Ting.... Tong.... Ting.... Tong....

  Sesampainya aku di rumah pak veri yang cukup besar, aku hanya terdiam di samping pak veri. Dan aku melihat pak veri tengah menekan bel rumahnya, mataku terbelak kaget saat aku mendengar suara pintu terbuka. Namun pak veri tengah menggandeng tanganku, dan tak lama ada seseorang yang membukakan pintu rumah.....

*******

"Papa baru pulang!!!"

"Iya mah, tadi ada masalah sedikit"

"Papa pasti cape??? Nanti mama pijitkan ya!!!"

"Iya deh mah"

"Papa... Ini anak siapa pa??? Kok ada sama kamu pa???"

"Mah, papa jelasin ya!!!"

   Mata ku sedikit terbelak kanget saat mengetahui kalau yang membukakan pintu rumahnya,tak lain adalah istri pak veri. Aku tau hal itu dari percakapan yang terdengar yang seperti pasangan suami istri.
   Setelah mendengar percakapan mereka, walau sedikit tidak mengerti bahasanya. Aku hanya diam dan diam lagi. Dan percakapannya selesai, mereka (pak veri dan istri) menatapku.

"Mari masuk, kamu jangan takut sama saya... Saya tidak akan memaksa kok nak!!!" ujar pak veri sambil mengajakku melangkah masuk kerumahnya.

  Aku memasukki rumah pak veri, namun aku merasakan sesuatu di rumah itu.
   Aku merasakan sesuatu yang aneh dalam rumahnya, aku melihat sekilas luar rumah yang biasa saja. Namun berbeda dengan bagian dalam rumahnya, yang terasa hangat si setiap sudut rumahnya dan tercium harum di setiap sisi ruangnya.

"Nak, jangan takut ya...." ujar pak veri sambil menatapku dan menggandeng tanganku lagi dengan erat.

"Ini anak siapa pa???" istri pak veri terlihat terkejut saat melihatku ada di dekat pak veri, seakan tak suka.

"Aku tidak tau ma, tadi aku melihatnya sendirian di jalanan. Jadi papa ajak saja ke rumah, tidak apa kan ma??? Kalau papa ajak kesini."

"Papa ngelakuin yang baik, jadi mama setuju saja pa..." Ujar istri pak veri dengan hati yang sedikit lega mendengar penjelasan dari suaminya tadi.

"Nak, kamu jangan takut dengan istri saya. Dia baik kok, namanya Salleha Nuraimanie." ujar pak veri sambil memegang bahu istrinya.

"Nak, namamu siapa???" tanya ibu nur sambil menghampiri dan memposisikan tubuhnya agar setara dengan ku. Dan aku hanya terdiam bisu saat ada yang bertanya.

"Anak ini anak orang jepang atau indonesia papa???" Tanya ibu nur sambil menghadap pak veri.

"Aku tidak tau, sepertinya anak itu anak indonesia. Soalnya tadi aku tanya ke dia pakai bahasa indonesia lalu dijawab, walau terbata. Tadi aku pikir anak itu tidak mengerti bahasaku, tapi tidak. Maklum lah" ujar pak veri sambil senyum kecil.

"Is si papa, ini jepang bukan indonesia. Pakai bahasa jepang pa... Bukan indonesia, mana ngerti??? Papa.. papa..." ujar ibu nur sambil heran dan pasrah.

"Iya maaf, kita kan juga baru beberapa hari di sini. Baru 2 hari kan!!!"

"Kamu harus belajar jepang biar lancar, biar gak malu-maluin kyak tadi!!!"

"Iya ma"

******

   Diriku hanya bisa terdiam kaku saja mendengar semua pertanyaan yang ditanyakan. Banyak pertanyaan dimata keluarga pak veri dan istri, namun aku cuma anak kecil. Namun aku harus meratapi nasib burukku sendiri, tetapi aku mencoba bangkit dengan tinggal bersama keluarga pak veri.

******

  Aku memilih tinggal dengan keluarga pak Veri, walau banyak pertanyaan dihati mereka semua. Aku hanya terdiam kaku saja.

Aku melihat di dinding rumah, yang terdapat foto keluarga bahagia dan ceria. Aku melihat ada pak veri, istrinya, dan kedua anak mereka. Mereka terlihat sangat bahagia, hingga aku tak tau kesulitan atau masalah keluarga pak veri.

******

   Aku diajak ke sebuah ruangan, sepertinya kamar kosong yang sedikit gelap. Dan hanya ada jendela yang dibuka, untuk menerangkan sedikit kegelapan di kamar itu walau cahaya bulan tersinar masuk ke kamar itu.

"Sini duduk, kamu bisa tidur disini. Dan kalau ada masalah, kamu bisa cerita pada ku dan suamiku." ujar ibu Nur, sambil mengajakku duduk disamping ibu nur dan pak veri.

Aku duduk di pinggir kasur itu dengan pak veri dan ibu nur, aku duduk ditengah mereka. Aku tidak tau ingin berkata apa pada pak veri dan ibu nur nanti, jika di tanya.

"Nak, kamu bisa tinggal disini. Dan kami akan terimamu apa adanya. Kamu jangan takut, dan jangan sendirian seperti tadi..." ujar pak veri.

"Kamu nanti akan di bermasalah, jika kamu sendirian seperti tadi..." lanjut pak veri.

"Kamu bisa menganggap kami ini keluargamu, kamu bisa manggil kami apa yang kamu mau. Kamu bisa manggil saya om atau paman.... Atau lainnya juga. Terserah jika kau ingin memanggilku apa!!!" ujar pak veri.

"Aaa...kkuuuu.... Apa boleh aku memanggill kalian bapak Veri dan ibu Nur???" ujar ku dengan malu dan sedikit terbata saat berbicara.

"Tentu saja boleh" ujar pak veri dengan wajah senangnya.

"Iya, kamu bisa memanggilku ibu nur atau ibu sall. Aku tidak keberatan" ujar ibu nur dengan wajah sangat bahagia tergambar.

******

Tak lama kemudian....
  Pak veri keluar dari kamar itu dan aku masih terdiam dikamar dengan ibu nur.

"Nak, ini ada baju bersih untukmu. Kamu bisa memakainya, bajumu sungguh lusuh dan kotor. Nanti bajumu akan saya cuci, kamu bisa taruh di bak cucian dipojok sana" ujar ibu nur sambil memberi pakaian perempuan yang cocok di pakai padaku.

  Aku terdiam dan mengganti bajuku dengan baju yang diberi ibu nur tadi.

   Aku mengganti baju lusuhku di kamar mandi, namun aku tidak menaruhnya di bak cucian kotor. Melainkan aku menaruhnya di sebuah kotak yang ada kuncinya, dan aku menaruhnya di tempat rahasia.

******

Rahasia AyukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang