01• Jun si perfect boy di sekolah

27 2 0
                                    

Siapasih yang gak kenal Juniar, seluruh orang di sudut sekolah juga pasti mengenalnya. Dia biasa dipanggil Jun oleh teman-temannya, Jun mempunyai paras yang sangat tampan, postur tubuh yang bagus seperti atlet renang, tinggi yang mencapai sekitar 180 cm. Rambutnya yang hitam sedikit kecoklatan, hidungnya yang mancung, alisnya yang tebal. Dia terkenal dengan kejutekannya, jarang banget senyum, hidupnya seperti terlalu serius gitu, dia anak dari ketua yayasan sekolah ini Pak Bram wijaya ayahnya ini sangat kaya sekali, dia juga memimpin sebuah perusahaan besar yang berdiri di Jakarta yaitu PT Agung Podomoro. Pasti udah pada familiar kan dengan perusahaannya.

Jun selalu mendapat peringkat pertama dikelasnya, karna otaknya yang sangat jenius ia sering memenangkan olimpiade Matematika dan Fisika. Dia juga menjadi kapten Tim Basket disekolah kita yang sudah meraih segudang kejuaraan mengharumkan nama sekolah, selain hobby basket, Jun juga hobby foto, ett bukan foto selfi ya tapi photograper.
Banyak sekali perempuan yang tertarik oleh Jun, tapi hingga sekarang Jun masih tetap saja berstatus jomblo, belum ada perempuan yang bisa merebut hatinya. Mungkin orang seperti dia terlalu sibuk belajar hingga tidak sempat membuang buang waktu untuk berpacaran.

Jun anak kedua dari dua bersaudara, ayahnya Bram wijaya dan ibunya Velicia Wijaya, dia mempunyai satu kakak perempuan bernama Jennilicia Wijaya, Jen berusia 19 tahun sedangkan Jun 17th hanya berselisih 2 tahun. Jen melanjutkan studinya di jurusan kedokteran di Universitas Indonesia, kakak perempuannya ini juga tak kalah pintar dengan adiknya, Jen juga mempunyai paras yang sangat cantik mewarisi dari wajah ibunya velicia. Keluarga mereka tergolong sangat sempurna, tidak pernah kekurangan apapun.

********************

Namira terlihat sangat serius dengan pensil dan kertas hvs didepannya, sesekali ia menengok ke arah Jun yang duduk dibagian samping tapi lebih menjorok kedepan sehingga Namira dapat melihatnya dengan jelas walau hanya dari arah samping saja,
"RAAA!!!" Pekik Dila yang tak lain sahabatnya sambil menempuk pundak.

"astaga dilaa, jadi kecoret kan galucu ah ngangetiin, udah tau bikinnya susah"

Dila pun langsung melirik kertas yang ada diatas meja Namira
"astaga Namira, gaada bosennya ya lu gambar dia, kali kali gambar gua aja kek"

"ih males banget"

"percuma lu gambar dia terus, dia juga gabakalan tau, gabakal liat gambarlu" teriak Dilaa.

"sssstt, bisa ngomong pelan pelan gaksih lu dil, ntar dia denger"

"yeee orang sedingin es kayagitu mana pekasi orangnya, palingan juga dia gapeduli walau tau kalo kita omongin juga"

Jun pun menengok ke arah Namira dan Dila dibelakangnya dengan tatapan tajam lalu beranjak keluar kelas. Namira dan Dila seketika diam mematung sambil menatap Jun.

"kayaknya Jun tau deh, lu sih berisik banget" seru Namira kawatir.

"ya biar aja dia tau, biar ada kemajuan sedikit lo sama dia"

"gua gakmau berharap lebih, lagi pula mana mungkin juga jun suka sama gue, gak sebanding kali.. Cinta secara sepihak memang sangat sulit dan menyakitkan, tetapi hanya dengan mencintainya saja gue udah bahagia" seru namira sambil melipat kertas gambarnya dan menyelipkannya di buku.

"ih apaansi sedih banget dah kisah cintalu, betah banget lu ya dua tahun suka sama tuh orang, egois bangetlu nutup hatilu buat yang lain menjomblo bertahun tahun hanya karna dia, ih hiduplu rumit banget Ra" ..

" Jun udah punya tempat tersendiri dihati gue dil, dan sampe kapanpun dia bakal tetep dihati gue"

"tau ah cape gua nasehatinlu".

"ke perpus yuk dil"

"ih gamau, lu taukan gue paling gasuka baca buku, gue sukanya makan"

"yaudah gua ke perpus duluya, mumpung istirahatnya masih lama"

Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang