2. Ikut Pensi

57 4 0
                                    

"Gadis !!! dis, Gadis!"

Aku hafal sekali siapa yang memanggilku, pasti vito.

Dia adalah satu satunya teman yang aku punya sejak kecil. Dia sering sekali mengajakku bermain perahu kertas dan membuat pesawat. Katanya cita citanya ingin menjadi pilot. tapi tidak tau sekarang masih ingin jadi pilot atau tidak, bukannya laki laki suka berubah rubah?

"Gadis tunggu! dipanggil dari tadi diem aja "

aku yang sedang berjalan tentu saja berhenti.

" aduhhh apasih vit? "

" yee marah marah aja sih. Tau gak Tau gak?

Aku menjerling malas. ya mana mungkin bisa tau kalau dia belum memberitahuku. ahh vito memang selalu saja begitu.

" ya engga tau lah, lagian kamu kan juga belum ngasih tau gimana sih "

" ya makannya kalo dipanggil itu nyaut jangan diem aja! "

" yaudah sekarang apa?

"yukkkkk di kantin bi nem aja ngomongnya, ku traktir deh"

tentu saja aku tidak menolak ya kan haha. apalagi kalau ditraktir. ya walaupun vito memang sering mentraktirku, katanya uang jajan ku bisa ku tabung untuk beli bunga lily satu trukkk. ah dia ada ada saja ya.

"ya udah, ayo! "

vito langsung sangat bersemangat. entah apa yang ingin dia bicarakan, aku juga tidak tau. dia adalah orang yang sangat ceria pandai bergaul dan punya banyak teman. tidak seperti ku yang hobinya diam saja di kelas. tapi, itu lebih menyenangkan sih.

"dis, minggu depan ada pensi besar besaran loh di sekolah kita"

Vito langsung berbicara saat aku baru saja duduk.

"terus"

aku masih saja bingung maksudnya apa, karna kalau soal pensi aku juga sudah tau. karna anak anak di kelas juga sudah pada heboh mempersiapkan segalanya. ya aku sih tidak peduli, aku lebih suka duduk sendiri di pojok sambil membaca novel atau menulis puisi.

"nah, ini waktu yang pas buat nunjukin bakatmu dis. Kamu baca puisi dan aku yang main gitar, gimana ? "

vito sangat antusias tapi tentu saja aku tidak.

" ah engga ah, lagian kan kamu juga tau aku engga suka tampil di depan orang banyak " aku menolak ajakan vito

"yah, gadis sekali ini aja. lagian inikan pensi terakhir kita sebelum lulus dis. ya buat kenang kenangan kita lah untuk sekolah "

Aku mulai menimbang nimbang, namun sebenarnya aku memang sangat sangat tidak suka kalau harus tampil di depan orang banyak . Sebenarnya bukan engga PD tapi aku ga bisa aja harus diperhatiin sama orang satu kelas pas dia atas panggung. lagian pensi pensi sebelumnya juga aku hanya baca buku di pojokan dan tentu saja melamun. Rasanya melamun adalah hal yang paling seru untuk dilakukan.

Memikirkan bagaimana aku kedepannya, bagaimana kabar ibu disana? , apakah ayah bahagia? , apakah ayah dan ibu masih menyayangiku seperti gadis kecilnya seperti dulu? aku hanya memikirkan tanpa tau dan mendapatkan jawabannya.

"dis, gadis? " vito menggoyang goyangkan tangannya di depan mukaku.

" eh iya vit gimana? " aku mulai tersadar dari lamunanku

" gimana? mau enggak? kok malah ngelamun sih? " vito mulai kesal sendiri

" yaudah deh nanti aku pikirin dulu. lagian aku juga engga tau mau bawain puisi apa"

"hmm apa ya... " vito mulai berfikir, aku hanya memperhatikan ekspresinya yang sangat serius dan keningnya yang berkerut kerut. lucu sekali.

" nah.. gimana kalau kamu baca puisi tentang ibu? hitung hitung untuk mengobati rasa rindumu itu ke ibumu"

vito kelihatan senang sekali karna sudah mendapatkan ide

Mungkin vito benar. dengan membaca puisi untuk ibu, aku bisa mengurangi rasa kangenku ke ibu dan memeluknya lewat kata kata yang ku buat sendiri.
sepertinya aku harus menerima ajakan vito. lagian tidak ada salahnyakan mencoba tampil di depan orang banyak ? soal mereka suka atau tidak dengan puisinya aku tidak peduli. lagian aku membuatnya untuk ibu kok, bukan untuk mereka.

"yaudah deh aku mau. nanti malam aku coba buat dulu puisinya ya, nanti kalau sudah jadi baru deh kita latihan "

" siapp!!! selamat menulis puisi gadis!! "

vito menyemangatiku tapi tentu saja dia yang lebih semangat karna sudah berhasil mengajak gadis untuk ikut pensi.

GADISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang