Sudah tiga hari ini aku tidak datang ke kampus--aku demam. Selebai ini Jisoo sakit hati melepas Yoyo, yang bahkan belum sempat dimiliki.
Dihari pertama aku tidak masuk.
Lisa datang kerumah, sendirian. Ia bercerita kalau Yoyo mendatanginya, dan meminta Lisa mengantarnya kerumahku. Tapi Lisa menolak karna ia tau kalau aku sedang menjauhinya.Dihari kedua aku tidak masuk.
Yoyo datang kerumah, dan bunda biarin Yoyo masuk, tapi aku gak mau keluar dari kamar. Sekitar beberapa menit Yoyo ngobrol sama bunda terus pulang.Dihari ketiga ini.
Yoyo belum berulah lagi.--
Aku menonton netflix dengan bunda, panasku sudah turun, tapi masih sedikit pusing.
*tok tok tok
"Siapa sih ganggu aja"
Bunda bangkit dari duduknya, aku segera menutup badanku dengan selimut tipis, menutup wajahku.
"Nunna!"
Selimutku ditarik. Haje.
"Bawa apaan? bunda mau"
"jangan bun. ini buat jisoo nunna"
"pelit dasar bocah."
Bunda dan Haje memang sudah sedekat itu.
Haje membawakan aku satu box macaroon kesukaanku, dia hafal sekali kalau aku tidak suka roti tawar atau susu, atau apapun makanan tawar yg seharusnya dimakan orang sedang sakit.
"Makasih jee"
Aku membetulkan posisi dudukku.
Haje mengambil dua gelas air putih, lalu ia simpan di meja."Siapa tau nunna eneg makan itu"
"Bunda ke kamar dulu lah ya"
"Disini aja bun. Haje bentar lagi pulang"
"Eh mau kemana je? nunna gak ada temen, disini aja"
Cegahku.
*tok tok tok
"Siapa lagi sih."
Ucap Bunda, sambil berjalan ke arah pintu.
Bisa ditebak?
Lisa, Hanbin, Oje, Jay, dan Yoyo datang kerumah. Mereka membawa parsel buah dan susu pisang kesukaanku.
--
"Bunda jangan repot-repot ya biar Lisa aja yg ambil minum ke dapur."
Kata Lisa, Lalu bunda masuk kamarnya setelah pamit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fourteen
Fanfiction"Kalau kamu sayang aku, tunggu aku. Kalau tidak, yasudah." Kata Yoyo, sambil menunduk menyembunyikan wajahnya. Aku terdiam, Yoyo ingin putus? "Bahkan ditahanpun tidak." Batinku. Bagaimana kisah cinta laki-laki yang mengutamakan egonya dengan perempu...