Prolog

2.5K 305 32
                                    

Di sebuah ruangan kantor, ayah dan anak itu sedang bicara. Namun gadis berpakaian modis itu tidak begitu terlalu menanggapinya. Dengan nama lengkap Nuria Fredella Cambridge, ia adalah anak kedua Daniel Cambridge. Sedangkan Fahrania adalah putri Daninda bersama mantan suaminya yaitu Damar. Nuria mempunyai kakak kembar Reifansyah yang kini masih tinggal di Boston. Ia sedang bekerja di perusahaan asing milik orang lain untuk mencari pengalaman. Sayangnya, tidak seperti kembarannya Nuria malah lebih senang berhura-hura. Ia pun menjadi selebgram. Mempromosikan produk dari sebuah Online Shop. Ia mengikuti jejak kakaknya dulu, Fahrania.

"Nuria! Apa kamu tidak mendengarkan Daddy?!" ucap Daniel mulai marah melihat tingkah laku putrinya yang seolah-olah mengabaikan semua perkataannya. Nuria malah sibuk memainkan ponselnya. "Sudah lulus kuliah. Dan Daddy harus mencarikan tempat kamu untuk magang di teman Daddy lagi. Besok kamu ke kantornya."

"Iya," jawab Nuria tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel. Daniel sudah kehabisan kata-kata.

"Kenapa kamu tidak belajar dari kakakmu sih? Di umur seperti kamu sekarang, dulu dia itu semangat untuk melalukan apa yang dia mau. Bukannya main-main lagi. Dan sekarang sudah menikah dan punya anak. Kamu? Pacaran terus tapi tidak ada yang serius."

Jemari Nuria terhenti di atas layar ponselnya. Lagi-lagi ayahnya selalu membandingkan dirinya dengan Fahrania, kakaknya. Ia segera memasukan pomselnya ke dalam tas. Nuria sedang berada di kantor ayahnya karena dipanggil. Temannya Daniel setuju Nuria untuk magang di kantor hukumnya. Sebenarnya ini bukan untuk pertama kalinya. Nuria pernah bekerja di tempat lain tapi tidak pernah serius. Daniel sudah pusing mengurus putri satunya ini.

"Memang, aku tidak seperti Kak Rania. Karena aku bukan dia." Nuria mengambil tasnya. Ia berdiri, "aku pulang."

"Nuria!" panggil Daniel. Tidak digubris Nuria yang sudah menutup pintu dengan cara membantingnya kencang. Daniel menggelengkan kepalanya.

"Apa benar aku tidak ada gunanya? Hikss.. Hikss.." ucap Nuria yang tidak bisa menahan air matanya. Ia menangis di depan pintu ruangan Daniel. Hal yang paling dibencinya adalah jika suka dibanding-bandingkan. Saat ia menghapus air matanya. Seseorang tengah memperhatikannya. Nuria langsung menyadarinya lalu mendongak. "Apa lihat-lihat?!" tanyanya marah. Ia mencebikkan bibirnya saat melewati pria tinggi yang mengenakan jas hitam itu.

Pria itu sudah tahu jika gadis itu adalah putri bossnya. Dari saat Nuria masih belia, ia sering bertemu di kantor.  Sudah tidak aneh dengan tingkah yang tidak sopan padanya. Ia mengetuk pintu lalu membukanya. Pria itu menyerahkan berkas kepada Daniel.

"Apa kamu melihat Nuria, Jo?" tanya Daniel saat Jo duduk.

"Iya, Pak. Sekarang sudah pergi," jawab Jo.

Daniel menghela napas, "saya sudah bingung sama Nuria. Selesai kuliah bukannya mencari pekerjaan tetap untuk jadi pengalaman. Tapi sepertinya dia tidak begitu minat. Kerjaannya belanja dan belanja. Lebih baik dia menikah saja. Biar suaminya yang mengurus. Saya sudah tidak sanggup rasanya." Jo hanya mendengarkan curhatan Direkturnya. "Apa menurutmu itu ide bagus?"

"Ya?" Jo menjadi bingung. "Lebih baik tanyakan pada Nuria nya saja dulu, Pak."

Daniel menghela napas kedua kalinya. "Ya, kamu benar." Ia mengambil berkas di atas meja. "Ini berkasnya?"

"Iya, Pak. Saya sudah memeriksanya. Ada beberapa point yang menguntungkan bagi perusahaan dalam kerja sama tersebut. Tapi keputusan ada di Pak Daniel."

"Baiklah, saya jadwalkan kamu untuk menjelaskannya waktu rapat nanti."

"Baik, Pak. Terimakasih, saya permisi dulu." Jo beranjak dari sofa. Daniel mengamati Jo yang sedang membuka pintu. Pria yang baik dan royal dalam bekerja. Sebenarnya Daniel menyukai Jo karena tidak pernah mengecewakannya dalam bekerja. Sehingga ia yakin jika Jo juga tidak akan macam-macam. Daniel sangat ingin Jo menjadi menantunya.

Dengan menjodohkannya dengan Nuria. Jo, pria dewasa yang bisa mengontrol emosinya sedangkan Nuria meskipun sudah berusia 25 tahun tapi masih manja. Jo bisa mengayomi Nuria nanti sebagai suami. Daniel sudah sangat lama mengenal Jo dari usia dua puluhan. Ia tidak ragu lagi dengan pilihannya. Dan Jo adalah seorang bule yang berasal dari Australia. Tanpa sepengetahuan Jo, Daniel sudah mengenal ayahnya Jo yang merupakan teman lama. Ibunya tinggal di Singapura. Sedangkan ayahnya tetap di Australia dan sudah menikah lagi. Karyawan teladannya itu tidak pernah bercerita masalah pribadi. Daniel memakluminya tidak semua orang harus tahu masalah privasi sedekat apapun mereka. Pasti ada batasannya.

"Ada satu kandidat untuk menjadi suami Nuria, sepertinya," ucap Daniel senang.

"Ada satu kandidat untuk menjadi suami Nuria, sepertinya," ucap Daniel senang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yuhuuuu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yuhuuuu.... Ada yg nungguin cerita mereka???? Nuria & Jo??

Akan dilanjut setelah cerita Heart Is Beating di Wattpad Tamat yak.. 😘😘😘

Sorry typo & absurd

Thankyuuu 😘😘😘

Stay With Me (GOOGLE PLAY BOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang