Part 2

1.8K 237 19
                                    

Jo merupakan kaki tangan Daniel. Jika ada proyek ialah yang terdepan untuk tahu dan apa keuntungan maupun kerugian bagi perusahaan. Daniel telah mempercayakan sepenuhnya pada Jo. Baik itu dari segi kebebasannya bicara ataupun kekuasaan. Banyak yang mendekati Jo hanya ingin tahu rahasia perusahaan. Sayangnya, Jo bukanlah pengkhianat. Ia tahu jasa-jasa Daniel yang telah diberikan kepadanya.

Dulu Jo berada di titik terendah dalam hidupnya. Disaat keluarganya bercerai. Ia memutuskan untuk pergi dari Australia dan menetap di Indonesia. Lulus kuliah mencari pekerjaan diperusahaan-perusahaan. Jo sudah fasih berbahasa Indonesia karena di Australia di ajarkan. Ada kelas khusus untuk belajar Bahasa Indonesia. Ternyata kehidupannya tidak semulus yang dipikirkannya. Berkali-kali pindah-pindah pekerjaan tidak ada yang membuatnya betah.

Sampai ia melamar di perusahaan Daniel sebagai staf biasa. Dari sanalah kerja kerasnya dimulai. Ia bekerja dengan tekun. Tidak punya uang dan menumpang tidur di rumah kenalan teman Jo yang memang orang Indonesia. Hidupnya butuh perjuangan. Hingga kini ia mempunyai apartement, mobil dan aset lainnya. Jo tidak pernah melupakan sahabatnya Denny yang kini telah menikah. Ia sangat berterimakasih padanya. Saat orangtuanya tidak memperdulikannya masih ada yang mempercayai untuk menjadi lebih baik lagi. Jo memang anak nakal di masa kuliah. Orangtuanya sudah tidak tahan dengan tingkahnya. Namun kini ia telah membuktikan jika kehidupan terus berputar. Dan dengan niat yang kuat ia bisa merubahnya.

Jo mengambil gelas menuangkan air lalu diminumnya hingga habis. Apartementnya gelap. Ia sengaja belum menyalakan lampu. Mengingat masa lalu membuatnya sedih. Jauh dari ibu yang mencintainya tulus. Jo telah mendengar jika ayahnya telah menikah kembali dengan wanita lain. Kini ibu kandungnya tinggal di Singapura. Jo memang tidak pernah mengunjunginya namun setiap bulan mengirimi uang.

Jo berjalan ke sofa ruang TV. Membanting tubuhnya yang lelah. Menyenderkan kepalanya ke sofa. Menatap langit-langit gelap. Napasnya terdengar kasar. Minum satu gelas wiski membuat dadanya hangat. Sebenarnya ia jarang minum jika sedang ada masalah saja. Dan kali ini karena Nuria, seorang gadis. Jo mengurut keningnya. Ia mendesah lalu bangkit menuju kamarnya.

***

Keesokan harinya ia diganggu oleh suara bell yang berbunyi terus menerus. Dalam keadaan yang masih mengantuk Jo berjalan menuju pintu. Biasanya jika yang membersihkan apartement tidak membunyikan bell akan langsung masuk saja karena sudah tahu kodenya. Lagipula selama ini tidak ada yang pernah berkunjung ke apartementnya. Jo hanya mengenakan celana piyama tanpa atasan. Ia berdecak sambil membuka pintu. Matanya yang tadi mengantuk kini terbuka lebar. Seseorang itu menerobos masuk.

"Tolong, izinkan aku untuk tinggal disini," seru gadis itu sambil mengedarkan pandangannya kesetiap sudut apartement Jo. Ia berbalik, "aku tidak mau dinikahkan apalagi itu dijodohkan!" Jo masih belum mengerti. Dahinya mengerut dalam. "Jo!" teriaknya kesal karena pria itu diam saja.

"Ini bukan tempat penampungan." Jo mengabaikan Nuria. Ia mengambil koper dari tangan gadis itu menyuruhnya keluar. "Pulanglah,"

"Jo," Nuria menahan kopernya. "Aku serius! Daddy menyuruhku menikah. Lebih tepatnya memaksaku. Aku tidak mau! Tolong izinkan aku tinggal disini beberapa hari saja. Sampai aku menemukan tempat baru."

"Kamu kan punya apartemen?"

"Daddy pasti tahu dan akan menyeretku untuk menyuruh untuk menikah. Aku tidak sudi. Aku mau memilih suamiku sendiri!"

"Apa bedanya dengan disini?!"

"Daddy tidak akan menyangka aku tinggal disini. Hanya beberapa hari saja aku janji padamu, Jo. Kamu mau jaminan? Sebutkan saja akan aku berikan." Nuria bicara dengan sungguh-sungguh. Padahal ia lupa membawa dompetnya sendiri.

Stay With Me (GOOGLE PLAY BOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang