Chapter 6

212 17 0
                                    

Seorang gadis berambut hitam panjang tampak berdiri di atas salah satu gedung tinggi di Ame. Dialah Izumi salah satu penasihat Madara. Ia memperhatikan dengan seksama situasi kota dari atas gedung tersebut. Matanya tampak seperti mencari-cari sesuatu ditengah kerumunan manusia yang berlalu-lalang. Seakan menemukan sesuatu, senyuman tipis kini tampak menghiasi bibirnya. Ia kemudian terlihat membuat segel tangan dan begitu segel terakhir selesai dibuat ia menengadah ke langit. Bersamaan dengan itu tampak awan hitam mulai menutupi langit.
“Dari sini aku akan menghitung berapa banyak jumlah kalian.”
.
.
Sakura menyandarkan tubuhnya pada tembok yang memagari bagian depan rumah minum teh. Ia berusaha menenangkan diri atas apa yang telah ia lihat tadi. Sasuke juga telah menjelaskan padanya bahwa mereka adalah vampir yang melanggar peraturan. Meskipun demikian, tetap saja ia merasa bahwa yang Sasuke lakukan itu sungguh mengerikan. Ia merasa kepalanya pusing setelah melihat kejadian tadi.
“Maaf sudah membuatmu melihatnya,” ucap Sasuke yang kini sudah selesai membereskan urusan yang didalam. Ia juga sudah membasuh tangannya yang tadi berlumuran darah. “kau baik-baik saja?”
“A-aku hanya sedikit kaget... dan sedikit pusing.”
“Apa kau ingin pulang dan beristirahat?”
Sakura menggeleng. Hal itu membuat Sasuke mengernyit.
“Bisakah kita melihat-lihat tempat yang lain?” tanya Sakura dengan pipi yang memerah. “t-tapi jika kau_”
“Akan kutemani kemana pun kau mau,” tanggap Sasuke yang kini mengusap lembut puncak kepala Sakura.
Sakura mengangguk masih dengan pipi memerah namun dari pancaran matanya ia terlihat senang. Sebelum mereka bergerak untuk melangkah, sesuatu yang basah tiba-tiba menetes diwajah Sakura. Ia mendongak begitu juga halnya dengan Sasuke. Sekarang tetesan itu turun dalam jumlah banyak.
“Waa..bisa basah ini..” Sakura tampak panik, berbeda halnya dengan Sasuke yang menampakan wajah curiga. Ia merasakan sesuatu yang tidak beres namun ia tak mau memberitahu Sakura melainkan membawa gadis itu untuk berteduh ke tempat lain.
.
Sasuke meminta Sakura untuk menunggu di sebuah bangunan kosong  dan memintanya untuk tidak meninggalkan tempat itu walau apapun yang terjadi. Bangunan itu terletak tak jauh dari jalan raya, bangunan usang berlantai dua. Begitu Sasuke pergi, Sakura melangkah mencari tombol lampu dan syukurnya lampu-lampu masih berfungsi dengan baik.
Sakura tak tahu apa yang Sasuke kerjakan namun hatinya mengatakan bahwa ada yang tidak beres. Lagi pula kenapa juga Sasuke menyuruhnya untuk menunggu di bangunan kosong itu sendirian. Namun ia mencoba menepis segala prasangka itu jauh-jauh. Apa pun yang terjadi ia akan menungu Sasuke karena ia yakin Sasuke pasti akan kembali.
.
Hujan lebat membasahi Ame serta orang-orang yang masih berjalan menikmati festival. Namun ditengah keramaian itu tiba-tiba terdengar jeritan. Jeritan itu berasal dari seorang gadis kecil yang kini terkapar dengan tubuh berlumuran darah. Terdapat banyak bekas luka ditubuhnya. Semua yang melihat itu menjerit histeris. Tak lama kemudian, terjadi sesuatu yang aneh pada sebagian orang yang berada di festival itu. Mereka menjerit kesakitan sambil memegangi kepalanya, hingga kemudian perubahan mulai nampak pada diri mereka. Mereka kini memiliki taring dan kuku-kuku yang runcing. Mereka berubah menjadi vampir, tepatnya vampir yang dipaksa untuk kembali ke wujud aslinya.
Vampir-vampir itu pun mulai menyerang setiap manusia yang ada di sekitarnya. Mereka bukan hanya menghisap darah tetapi juga menyerang manusia dengan sangat brutal. Suasana festival yang mulanya senang dan gembira kini berubah menjadi kekacauan yang mengerikan.
.
Sementara itu, Izumi yang ada diatas gedung hanya memandang datar keadaan di bawah sana. Ia mengarahkan ujung telunjuknya tampak seperti menghitung.
“Sepuluh..dua belas... dua puluh.. aaa..terlalu banyak..” ucapnya dengan wajah bosan.
“Apa bagusnya tinggal bersama manusia,huh? Vampir seharusnya_” perkataan Izumi terhenti ketika dilihatnya vampir-vampir itu tiba-tiba tergletak tak berdaya. Belum sempat ia mencari apa penyebabnya, sebuah besi hitam tiba-tiba melayang ke arahnya. Beruntungnya ia sempat menghindar. Nyaris saja besi hitam itu menusuk jantungnya. Namun serangan tak berhenti sampai disitu, kali ini sang penyerang menunjukkan sosoknya yang tak lain adalah Sasuke. Ia berhasil membuat Izumi jatuh dan kini mengacungkan pedang ke arahnya.
.
Sakura masih menunggu di bangunan itu. Sambil duduk di lantai ia memainkan ponselnya. Sudah setengah jam berlalu namun Sasuke belum datang juga. Perasaannya semakin gelisah sekarang. Ditengah kegelisahannya itu ia mendengar suara ribut dari arah luar. Ia segera berlari menuju jendela untuk melihat apa yang terjadi namun pandangannya terhalang oleh pagar. Ia pun segera berlari menuju lantai atas dan ia tersentak kaget begitu melihat keadaan dibawah sana. Tampak beberapa vampir dengan brutal memangsa seseorang yang kelihatannya sudah tak bernyawa. Keadaan orang itu sangat mengerikan sehingga ia tidak dapat mengenali wajahnya.
Pemandangan ngeri itu membuat Sakura menjerit sehingga vampir-vampir itu menoleh ke arahnya. Mereka terlihat ingin masuk ke bangunan tempat Sakura namun begitu memasuki pagar tubuh mereka langsung terbakar dan berubah menjadi debu. Sakura mengerti sekarang mengapa Sasuke memintanya untuk tidak meninggalkan tempat itu.
Ia merasa sangat tertolong karena vampir tampaknya tak dapat memasuki bangunan itu namun sampai kapan ia harus bersembunyi tanpa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Sakura mengepalkan tangannya dan memutuskan untuk keluar dari situ. Namun ketika ia baru saja berbalik badan, sesosok lelaki yang tak asing tiba-tiba muncul dihadapannya. Lelaki yang memiliki mata merah dan memiliki wajah yang hampir mirip dengan Sasuke.
“Itachi..Uchiha,” gumam Sakura yang mendadak merasakan lemas pada lututnya.
‘Uh, kenapa ini?...aku tak bisa bergerak..’
“Adikku sudah bercerita banyak rupanya,” tanggap Itachi yang kini berjalan mendekati Sakura. Begitu mendekat ia menggerakkan tangannya untuk menyentuh wajah Sakura menelusuri kulit wajahnya yang halus hingga tangannya bergerak menyibakan rambutnya dan terekspos-lah daerah sekitar leher Sakura. Itachi mendekatkan wajahnya dan ia menjilat leher Sakura, sontak Sakura mendorong tubuhnya namun tak cukup kuat untuk membuat Itachi menjauh.
“Bagaimana mungkin adikku bisa tahan dengan aroma menggoda seperti ini,” bisik Itachi tepat di telinga Sakura. Perkataannya tersebut membuat Sakura merinding. Itachi terlihat berusaha keras menahan diri untuk tidak menggigit leher Sakura.
“Apa yang sebenarnya kau inginkan dariku?”
“Yang ku inginkan?” Itachi menarik wajahnya sehingga kini wajahnya berhadapan dekat dengan wajah Sakura. Ia dapat merasakan dengan jelas deru napas gadis itu serta jantungnya yang berdetak cepat. Ya, ia tahu bahwa Sakura takut kepadanya walau pun ia mencoba menutupi ketakutannya.
“aku hanya ingin mengajakmu berkunjung ke suatu tempat. Kau mau?”
“Aku menunggu Sasuke!.. aku tidak akan pergi!”
Perkataannya tersebut membuat Itachi tertawa pelan dengan tawa yang terdengar mengejek.
“Sayangnya aku tidak menerima penolakan,” balas Itachi dan detik berikutnya tubuh Sakura ambruk ke dalam dekapannya.
TBC

ReincarnationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang