Bukan Ambigu 6

1.2K 81 14
                                    

Beraksi

Sudah menjadi kebiasaan jika saat istirahat tiba gadis itu akan makan cilok langganannya, namun kali ini Siena harus makan sendiri karena sahabatnya sedang mengikuti acara Osis sebagai anggota.

Siena meniup-niup cilok-nya yang masih panas sambil setengah menunduk, sampai dia merasa ada angin berbau mint menerpa-nya, baru Siena mendongak, matanya melotot nyaris loncat keluar saat melihat wajah cowok yang tak asing baginya sedang meniup-niup ciloknya tanpa melihatnya.

"Halo masa depan." sapa cowok itu masih berusaha meniup cilok Siena.

"Ngapain kamu disini?" tanya Siena sedikit ketus.

"Niupin cilok kamu, biar kamu gak kepanasan pas makan ciloknya." jawab Raga enteng dengan senyum lebar.

"Kurang kerjaan ya?" sinis Siena.

"Dih gemes banget keliatannya, tadi aja kamu nikmatin nafas aku yang bau bunga mawar ini kan?" jahil Raga terkekeh.

"Nafas bau kecoa aja di banggain." gumam Siena bergidik ngeri.

"Bau aja tadi kamu sampai melotot nyiumnya, apalagi wangi." songong Raga.

Siena hendak marah namun Raga mendahuluinya. "Kalo mau marah deketan sini. manis banget kalo lagi marah." ucap Raga menepuk kursi disebelahnya.

"Obat kamu abis ya? ke apotik dulu sana!"

"Obatnya ada di depan aku, masa perlu ke apotik segala." jawab Raga enteng.

"Ya Allah, ya Rahman, ya Rahim, ya Mallik, ya Kudus ya Salam, kenapa ada manusia model begini tinggal di bumi, kayaknya salah planet deh." gumam Siena memijit pelipisnya.

Kenapa gue harus berurusan sama dia sih. batin Siena.

"Denger ya!"

"Kak, kak Siena, udah liat mading bel-" adik kelas itu menghentikan ucapannya ketika sadar ada Raga disana, padahal adik kelas Siena itu sudah berlari begitu cepat hanya untuk memberi tahu Siena.

"Ada apa sama mading?" tanya Siena mengabaikan amarahnya.

"Kakak liat sendiri aja deh, kak Siva udah disana nungguin kakak." ucap gadis itu sopan, takut karena di tatap oleh Raga.

Siena pun langsung pergi meninggalkan Raga, ingin tau apa yang ada di mading hingga membuat adik kelasnya begitu terburu-buru, setelah Siena melihat isi mading, Siena mengepalkan tanganya kesal.

"Kayaknya dia suka sama lo deh." ucap Siva dengan nada kecewa.

"Gak! jangan pernah berfikir dia suka sama gue, lo tau kan, orang yang suka gak akan bikin onar gini sama orang yang dia suka." elak Siena kesal.

"Iya juga si, tapi kok Raga bilang gini?"

Siena Zaara masa depan Raga Aditama, menuju tak terbatas dan melampauinya.

begitu isi mading.

"Tes tes, wah sexy juga suara gue, ekhem permisi semua, ada receh? eh kok receh, maksudnya yang bernama Siena Zaara, aku cuma mau bilang, nanti sore aku kerumah, mau nonton Naruto bareng kamu, eh bareng calon keluarga maksudnya, sampai ketemu nanti sore ya."

Bukan AmbiguTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang