•SANDRANGGA 3•

10 2 0
                                    

Jam dinding sudah menunjukkan waktunya penghuni SMA Garuda untuk beristirahat. Bagaikan semut yang keluar dari sarang, hampir semuanya berbondong bondong ke kantin agar perut mereka berhenti berbunyi.

"San, lo duluan ajah ke atas. Biar gue yang manggil Angga. Jangan lupa HP lo dibawa juga." Jelas Citra

"Oke. Tapi lo jangan lama lama yah." Jawab Sandra.

"Siap" Balas Citra lagi.

Setelah Sandra mendengar balasan dari Citra, Sandra langsung menuju ke gudang sekolahnya yang terletak di bagain atas bangunan.

"Angga!" Panggil Citra dengan suara yang agak keras karena jarak antara keduanya yang lumayan berjauhan.

Merasa terpanggil, Angga pun memutar balikkan badan. "Kenapa?" Tanya Angga sambil berjalan mendekati Citra.

"Gue langsung ke intinya aja yah. Jadi gini, ada sesuatu yang pengen gue liatin ke lo dan ini penting banget. Lo mau liat?" Kata Citra.

"Iya." Jawab Angga simple.

"Lo ikut gue." Kata Citra sambil berjalan menuju tempat yang sudah direncanakan.

Beberapa menit setelah mereka berjalan, akhirnya mereka sampai di tempat tujuan.

"Kok tempatnya di sini?" Tanya Angga kebingungan.

"Udah. Ngikut aja." Balas Citra sambil membuka pintu gudang.

Disana ada Sandra yang sedang duduk di salah satu kursi kosong yang ada di dalam gudang. Melihat siapa yang datang, Sandra langsung berdiri dengan jantungnya yang mulai berdetak tak karuan karena kedatangan Angga.

"San, HP lo mana?" Tanya Citra sambil mengulurkan tangannya untuk mengambil HP Sandra.

"Nih" Balasa Sandra sambil memberikan benda pipih itu ke Citra.

"Jadi gini, gue mau liati video Angel lagi ketemuan sama Andre di cafe" Kata Citra sambil mencari video yang akan diperlihatkan. Setelah dia menemukannya, Citra langsung memberikan HP tersebut ke Angga agar dia dapat melihatnya dengan jelas dan leluasa.

Angga melihat dengan jelas apa yang dilakukan oleh Angel dan Andre. Mereka sangat romatis layaknya sepasang kekasih yang sedang kencan.

"Gue nggak boleh langsung percaya sama Sandra, apalagi Citra. Gue harus nanya langsung ke Angel." Batin Angga.

Setelah Angga melihat video tersebut, dia langsung mengembalikan benda pipih itu kepada pemiliknya. "Makasih". Hanya kata itu yang keluar dari mulut Angga kemudian dia membalikkan badannya dan berlalu begitu saja.

"Udah? Cuman itu doang? Dia nggak nanya-nanya apa gitu?" Kata Sandra kebingungan

~~

Beberapa hari setelah kejadian itu, Angga tak henti-hentinya merasa ragu kepada Angel. Dia sudah berusaha agar tidak membiarkan keraguan tersebut bersemayam di dalam hatinya. Tapi apalah daya, dia tidak bisa membohongi dirinya sendiri terlamapau jauh. Hari ini juga dia harus menghampiri Angel di rumahnya dan menanyakannya langsung kepada Angel, mumpung ini adalah sabtu malam.

Tak butuh waktu lama Angga bersiap-siap, ia hanya memakai celana pendek dan baju kaos berwarna putih polos dan langsung bergegas ke rumah Angel menggunakan mobil sport nya. Malam ini jalanan lumayan ramai. Sekitar 30 menit Angga berada di jalanan yang padat itu, akhirnya dia sampai ke tujuan.

"Halo pak" Sapa Angga ke satpam yang kini sedang berada di samping jendela mobil milik Angga.

"Angel nya ada pak?" Tanya Angga

"Non Angel baru aja pergi." Jawab Pak Supri dengan senyuman tipisnya.

"Angel lagi ke mana pak? Perginya sama siapa?" Tanya Angga lagi.

"Saya nggak tau non Angel lagi kemana, tapi tadi dia pergi sama laki laki yang kayaknya seumuran sama non Angel." Kata Pak Supri

"Ohiya udah pak. Saya boleh nggak  nunggu di dalam?"

"Iya boleh aja. Tapi mungkin non pulangnya agak lama."

"Nggak papa Pak, saya tetep nunggu aja"

Dirumah Angel hanya ada bi Nunung dan pak Supri. Kedua orang tua Angel sudah lama meninggal, mungkin itu sudah sekitar 4 tahun yang lalu karena kecelakaan beruntun. Yang menjaga dan memeberikan Angel uang hanyalah om nya itupun dari jarak jauh dikarenakan Angel yang tidak mau ikut om nya untuk pindah kota.

Sudah pukul 23:40 dan Angel belum juga kelihatan batang hidungnya. Angga masih menunggu di teras rumah Angel walaupun angin malam kerap kali menerpa kulitnya. Entah sudah berapa kali Angga menelepon Angel tapi tak kunjung di angkat oleh si yang punya.

Baru saja Angga berdiri dari kursi dan berniat untuk pulang, terlihat sebuah mobil dari arah gerbang yang menurut Angga itu adalah Angel dan teman laki-lakinya. Beberapa menit setelah terparkir rapi, keluar seorang lelaki dari pintu pengemudi lalu berjalan membuka pintu penumpang dan terlihatlah Angel yang sedang dalam kondisi tak karuan. Angga berjalan menuju kekasihnya tersebut dan wow, seketika itu juga hidungnya berhasil menghirup aroma alkohol yang sangat menyekat.

"Nih Angel dari mana ha? Dan lo siapa?" Tanya dengan nada sedikit membentak disana.

Bukannya menjawab, lelaki itu malah sibuk membantu Angel untuk berjalan ke arah pintu rumahnya. Baru beberapa langkah mereka menggerakkan kakinya, Angel tiba-tiba membuka suara.

"Eh, ada Angga yah" Kata Angel sambil mengeluarkan senyumannya dan tak lupa juga kedua tangannya yang menangkup pipi Angga.

"Kenalin nih, ini pacar aku yang pertama. Namanya Andre. Ganteng kan?" Angel menarik kembali kedua tangannya dan langsung memeluk Andre erat tepat di hadapan Angga.

"Maksud kamu apa Angel?" Tanya Angga kebingunan.

"Udah, manding lo nggak usah nanya dulu. Keadaan Angel nggak memungkinkan buat lo nanya-nanya ke dia. Mending si Angel dibawa masuk" Jawab Andre mengalihkan pembicaraan, takutnya Angel akan membocorkan apa yang sebenarnya terjadi antara mereka.

"Nggak usah Ndre, disini aku bakal bilang semuanya ke Angga tentang hubungan kita." Kata Angel.

Baru saja tadi Angel tersenyum layaknya anak kecil, kini dia sudah merubah ekspresinya menjadi ekspresi yang sulit diartikan. Mungkin itu salah satu dari efek mabuk atau entahlah. Angga juga bingung.

Andre yang sadar bahwa Angel akan mengatakan yang sebenarnya hanya bisa pasrah, toh dia juga tidak tahan jika harus terus-menerus menyembunyikan hubungannya.

"Gue tuh nggak cinta sama lo! Gue cuman mau uang lo doang karena om gue ngirim uangnya nggak cukup buat gue seneng-seneng sama pacar gue." Kata Angel. Bahkan kata aku-kamu sudah tidak digunakan olenya.

Deg!

Ternyata apa yang diperlihatkan oleh Sandra dan Citra benar. Angel telah mengkhianati ketulusannya. Setelah mendengar peryataan itu dari mulut Angel, Angga langsung melangkahkan kakinya untuk pulang. Hati Angga terlalu sakit untuk sekedar bertanya 'Kenapa?'. Lidahnya terasa kaku dan bibirnya bagaikan membeku.Ternyata penentiannya selama berjam-jam hanya menghasilkan kekecewaan yang teramat mendalam.

°°●°°

LOHAA LOHAA SEMUANYAA♡

Jangan lupa meninggalkan jejak yohhh☆

#AndiKusuma03

SandranggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang