•SANDRANGGA 4•

6 2 0
                                    

Kini matahari telah menampakkan secercah cahayanya yang silau,  membuat gadis yang tengah menutup matanya tenang, mau tidak mau harus membukanya karena cahaya masuk lewat sela-sela ventilasi tepat mengenai mata indahnya.

"Huaaa" Sandra merentangkan tangannya ke atas guna meregangkan otot ototnya yang terasa kaku.

"What? Udah jam segini? 15 menit lagi udah masuk dan gue belum siap siap sama sekali? Mampus gue!" Celoteh sandra sambil menepuk jidatnya dan kemudian berlari kesana kesini secepat mungkin karena sudah sangat terlambat.

Biasanya Sandra membutuhkan paling tidak 40 menit atau bahkan lebih untuk bersiap-siap. Tapi kali ini Sandra harus bergerak secepat mungkin. Setelah 20 menit, akhirnya Sandra sudah siap dan diapun langsung turun ke bawah melewati tangga rumahnya yang sangat megah itu.

"Ya ampun Sandraaa. Mamah kira kamu udah berangkat dari tadi. Hari ini kamu diantar ajah sama Pak Diding." Kata Cahya dengan raut yang agak cemas.

Baru kali ini Sandra ke sekolah di antar oleh sopir keluarganya. Biasanya dia hanya menggunakan angkutan umum dan selalu menolak mentah mentah jika ditawari diantar dengan sopir. Tapi kali ini mau tidak mau dia harus mau karena sudah sangat terlambat.

"Iya mah." Jawab Sandra singkat.

~~

"Sampai sini aja pak." Kata Sandra ketika jarak mereka 10 meter dari sekolah.

"Loh kenapa non?" Tanya Pak Diding bingung sambil menghentikan mobil berwarna hitam mengilap itu.

"Nggak papa Pak. Saya turunnya di sini ajah. Makasih" Jawab Sandra sopan dan membuka pintu mobilnya sendiri kemudian berlari ke arah sekolahnya.

"Hffttt. Untung Pak satpam nggak ada." Batin Sandra. Tanpa membuang waktu lagi, dia langsung membuka gerbang sekolahnya dengan sangat hati hati dan untungnya lagi, pagar sekolahnya tidak terkunci. Mungkin ini memang hari keberuntungan gadis cantik itu. Ketika Sandra berjalan menuju kelasnya, dia tak lagi menemukan siswa siswi SMA Garuda berlalu lalang yang artinya bel masuk telah berbunyi sedari tadi.

Tok tok tokk

"Masuk" Kata Bu Rosi dari dalam kelas.

Setelah mendapat jawaban, Sandra langsung melangkah masuk ke dalam kelas dengan ragu dan juga takut.

"Cassandra Anastasya dan Arlangga Permata Putra." Kata Bu Rosi.

Sandra yang mendengar itu langsung membalikka badannya dan betul saja, Angga juga terlambat.

"Haaa? Angga terlambat?" Cicaunya dalam hati keheranan.

"Kalian sudah sangat terlambat. Ibu hukum kalian berdiri di depan kelas sampai jam istirahat tiba dan setelah itu ikut ibu ke ruang BK." Lanjut Bu Rosi panjang lebar.

"Iya bu" Jawab Sandra dan Angga secara bersamaan kemudian berjalan menuju depan kelas untuk menjakankan hukumannya berdua.

Hening. Itulah yang terjadi antara Sandra dan Angga. Keduanya hanya diam seakan bibir milik mereka berdua sudah dilem sedemikian rapatnya. Angga yang terus memikirkan tentang Angel, dan Sandra yang sedang gugup gugupnya berada di dekat Angga.

"Lo kok bisa terlambat?" Tanya Sandra memecah keheningan. Untuk pertama kalinya, Sandra yang memberanikan diri untuk memulai pembicaraan dengan Angga. Entah darimana ia mendapatkan keberanian tersebut, Sandra juga bingung.

"Akhir-akhir ini gue jarang istirahat, jadi gue terlambat bangun karena kecapean." Jawab Angga sambil mengarah kedepan dengan tatapan yang kosong dan juga ada semburat kesedihan disana.

SandranggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang