Jangan pernah meremehkan waktumu. Sekalipun itu hanya satu detik...
Assalamualaikum, selamat membaca (ulang) 😊
Ustadz, Aku jatuh cinta
oleh: Aira present🍃
Kurang lebih pukul empat sore. Awan hitam terlihat menggumpal. Gemuruh di atas langit terdengar nyaring berdentuman. Sedetik kemudian, bulir bening nan dingin perlahan berjatuhan, membuat seorang santri yang tengah berusaha kuat mengayuh sepeda itu merasa cemas. Di belakangnya, seorang teman juga khawatir jika hujan turun sebelum mereka sampai di pesantren.
"Cepetan , Ra!" Keysa berseru lantang sambil mendekap kresek merah besar belanjaan mereka dari pasar.
"Ini sudah yang paling cepat, Keysa. Kamunya aja yang gendutan." Suara Aira tak kalah nyaring, karena hujan yang perlahan turun membuat suara mereka semakin teredam. Aira nampak kesusahan mengayuh sepeda apalagi disertai munculnya angin kencang yang berlawanan arah. Di pesantren Syifaul Qolbi yang kini mereka tempati, memang diperketat untuk tidak diperbolehkannya mengendarai motor kecuali para pengurusnya atau ketika kondisi darurat saja.
Seharusnya mereka kembali pukul tiga tadi seperti persyaratan yang diberikan oleh pengurus keamanan, tapi dasarnya mereka memang ingin menghabiskan waktu diluar. Molor satu jam tanpa mereka sadar. Jika sudah begitu, maka harus menerima konsekuensi nantinya setelah tiba di pesantren. Tentunya akan mendapat takziran dari keamanan pesantren sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan.
Dipertengahan jalan, tiba tiba suara decisan ban terdengar. Berasal dari ban sepeda yang mereka tumpangi. Terpaksa mereka harus turun dan menuntun dengan kesal.
"Key, ban-nya kempes nih. Yah padahalkan sebentar lagi sampai pondok." Aira kembali menggerutu kesal sambil terus mengusap wajahnya yang sudah basah terguyur hujan deras sore itu. Ia mencebikkan bibir pada Keysa dengan wajah masam.
"Ck. Sial kita hari ini, kamu sih, Ra, milih daleman lama banget kaya milih calon suami." Begitupun Keysa yang tak kalah kesal dari sahabatnya itu. Jika saja tadi Aira tidak tergiur dengan macam macam seperangkat baju dalam perempuan apalagi sedang diskon, pasti bisa pulang tepat waktu.
"Ya sudah, kita dorong saja! Sudah dekat juga kok." Mereka akhirnya menghentikan perdebatan. Tak perlu saling menyalahkan,yang jelas bagaimana nanti tanggung jawab mereka karena melanggar peraturan pesantren.
Karena hujan semakin lebat. Mereka segera mempercepat langkah. Aira berjalan cepat sembari menuntun sepeda pesantren yang cukup usang. Sementara Keysa harus melindungi belanjaan mereka dibalik jilbab. Apalagi harus melewati gerbang pondok putra Syifaul Qolbi, rasanya pasti sangat malu. Mereka terus berjalan tanpa memedulikan tatapan aneh dari santri putra yang kebetulan sedang berjaga. Untung saja hujannya lebat. Jadi wajah mereka tidak terlalu nampak oleh mereka.
"Aira jalannya cepetan dikit! Nggak usah clingak clinguk, yo," kata Keysa yang tengah susah payah melindungi kresek belanjaan walaupun itu sia sia.
"Iya iya, ini dipercepat. Hehe, kan sekalian hujan-hujanan." Aira malah terkekeh menikmati hujan yang deras itu. Sudah terlanjur basah pikirnya.
Brushhh !!!
Sial sudah mereka. Mobil yang melintas cepat itu meninggalkan semburan air pada baju Aira dan Keysa. Yang tadinya hanya basah saja, sekarang jadi basah dan kotor.
"Mungkin ini teguran untuk kita, Ra."
"Iya, lain kali kita jangan lama lama belanjanya, pasti habis ini kena takzir."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ustadz, Aku jatuh Cinta [SUDAH TERBIT]
RomanceNOVEL UAJC BISA DIBELI DI SHOPEE ! #3 in wattys /07072019 📍PART ACAK📍 Salahkah jika santri biasa sepertiku mencintai Ustadznya sendiri? Salahkah jika santri yg penuh dosa ini mengharapkan kasih sayang dr Ustadznya sendiri?. "Ustadz, dengarlah! A...