"Kamu cantik"
Seorang wanita menoleh ke arah sumber suara itu lalu tersenyum manis. Dengan sigap ia bangkit dan berjalan perlahan ke arah Pria yang sudah berdiri dihadapannya. Ya, wanita itu sangat cantik. Mengenakan gaun berwarna putih yang menjuntai hingga ke lantai dan membuat beberapa wanita lain membantunya untuk berjalan menghampiri pria tersebut.
"Hati-hati sayang, nanti kamu terjatuh. Biar aku saja yang menghampirimu"
"Aku terlalu bahagia, Azka"
Wanita itu memeluk Azka dengan erat, pria yang baru saja menikahinya. Pria tampan dengan badan yang proposional yang mampu membuat para wanita terpesona padanya. Beruntung sekali wanita yang berhasil memilikinya. Seorang wanita yang akan mendapatkan perhatian lebih darinya dan menikmati sempurnanya pada setiap garis senyumnya itu.
Mereka berdua saling bertatapan lalu tersenyum bahagia yang masing-masingnya pasti menyimpan rasa yang sama. Mereka tak menghiraukan banyak mata yang menatap ke arah mereka. Mereka hanya tahu bahwa hari ini adalah hari bahagia mereka. Hari dimana mereka saling berjanji untuk hidup bersama dalam suka maupun duka.
***
Semua orang menatap ke arah Azka yang keluar dengan menggunakan tuxedo hitam. Penampilannya sungguh membuat siapapun yang melihatnya terpesona karena ketampanannya. Dengan penuh percaya diri ia melangkah melewati tamu-tamu undangan yang tak henti memandangnya dan banyak pula yang mengabadikan moment tersebut.
Namun, langkahnya terhenti ketika ia melihat seseorang yang sangat ia kenali. Diantara sekian banyak orang yang datang, cukup mudah baginya untuk mengenali orang tersebut. Azka hanya mampu menarik nafas panjang dan berusaha tersenyum kepada tamu undangan yang telah datang serta sesekali menyapa mereka.
"Arga! Acara sudah bisa dimulai? Sebentar lagi pengantin wanita akan masuk, jadi aku nunggu di dalam gedung ya?", Azka berbicara dengan koordinator acara pernikahannya yang sekaligus adik kembarnya, Arga.
Azka dan Arga memang kembar identik dan sulit untuk membedakan mereka berdua. Hanya orang-orang terdekatlah yang mampu membedakan keduanya karena mereka berdua memiliki sifat yang berbeda.
"Ok, Ka. Aku atur keluargadulu ya untuk segera masuk ke gedung".
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect
Teen FictionJika saja waktu itu aku tidak mengantarnya pulang. Jika saja waktu itu semesta tak membiarkan ia bercerita tentangku dihadapanmu, mungkin kamu tidak akan pernah tahu bahwa aku pernah ada.