"kyung" sapa Chanyeol ketika mereka sudah berada diatas rooptof. Setelah bertemu tadi, keduanya memutuskan untuk membolos saja diakhir pelajaran sehingga kini keduanya berada diatas atap sekolah dengan hembusan angin yang tenang membuat keduanya kini saling memejam mata, terfokus pada pikiran sendiri
"eum?" kyungsoo menjawab tanpa membuka matanya
"Aku akan membantumu jika kau juga mau membantuku" kyungsoo seketika membuka mata dan menatap bingung pada chanyeol yang kini masih menatap keatas langit
"jadi intinya kau tak ikhlas dalam membantu?"
"bukan, hanya mari kita saling bertukar jasa saja" Chanyeol membenarkan
"Membantu apa? Tapi bantuanmu benar benar harus berhasil" kyungsoo mengajukan sebuah permintaan
"tentu saja, jika kau juga begitu" chanyeol tersenyum dengan mengusak acak surai kyungsoo halus
keduanya sepakat atas apa yang akan mereka lakukan nantinya untuk saling membantu. Setelahnya mereka kembali saling terdiam dan melamun pada pikiran masing masing, sampai akhirnya bel pulang sekolah sudah berbunyi
“ayo pulang” ajak Kyungsoo dengan dirinya berdiri dan membungkuk sopan pada chanyeol yang masih mengumpulkan beberapa nyawanya yang bertaburan, ya dia tadi tertidur.
“aku duluan, aku harus membuka caffe. Anyyeong chan oppa” setelah berpamitan, kyungsoo pun melangkah turun menuruni beberapa anak tangga yang tak bisa dikatakan sedikit.
Langkah sepatunya seketika terhenti di anak tangga akhir, mata bulatnya menatap pada sosok namja bermata elang yang tengah berjalan senang dengan sang kekasih cantik dengan tertawa bahagia menuju motor yang terparkir.
Tubuhnya masih engan bergerak sedikitpun, hanya kedua bola mata yang terus mengikuti kemana arah dua orang yang jadi fokusan lensa. Ia bahkan membuka ponsel untuk melihat apakah ada panggilan, tapi ponselnya masih sama saja, tak ada panggilan atau pesan yang tertera disana
“kenapa tak mencariku?” ujarnya pelan bersamaan dua orang yang lewat menggunakan motor begitu saja
“tak jadi membuka caffe?” suara bariton Chanyeol menyadarkan
“tentu saja jadi, bye bye” Kyungsoo segera melambaikan tangan dan berlari menuju kelas untuk mengambil tas yang tersimpan
“kau menyukainya, kenapa menyiksa diri dengan tak mengakui?” chanyeol berujar pelan menatap kyungsoo yang semakin jauh menghilang dari pandangan
.
.
.
Hari ini kyungsoo datang sendiri kelapangan, tidak, bukan duduk ditaman samping lapangan dan menonton dari jauh orang orang yang bermain basket dengan mengemil biskuit seperti biasanya.Tapi hari ini, ia datang dengan suka rela duduk memang untuk menonton latihan basket secara langsung. Jongin yang meminta, ia mengabulkan. Karena memang dirinya pun sedikit khawatir mengingat kejadian 4 tahun lalu dimana tulang kaki jongin patah akibat bertanding basket di JHS dulu
Bukan hanya jongin yang mengalami rasa trauma, tapi kyungsoo juga. Bukan trauma akan rasa sakit tapi kyungsoo benar benar trauma akan sifat jongin yang dahulu sempat menjadi orang yang hikikomori ataupun introvert. Dimana jongin benar menyendiri, mengurung diri dikamar, dan hanya berbicara beberapa kata saja yang ia lontarkan saat diajak berbicara. sehingga kyungsoo masih takut akan hal itu.
Namun, bukan hanya itu, tapi kali ini kyungsoo ditambah takut. Ia akan pergi, lalu jika jongin mengalami hal serupa, siapa yang akan ada disamping, sehingga dirinya meminta bantuan seseorang.
Ia sangat ingat, saat hari dimana jongin mengatakan padanya jika diri masih sangat takut untuk kembali kelapangan, dan kyungsoo menjawab takkan ada yang terjadi kembali, itu hanya akan terjadi satu kali saja, jadi jika ingin bermain basket kembali maka lakukanlah. Bukankah memang cita-cita jongin itu menjadi atlet olahraga?
KAMU SEDANG MEMBACA
Half year of living blood
FanfictionAku dan darahku hanya akan bersama setengah tahun lagi. aku hanya berharap setelah aku tak disini, semua akan tetap baik baik saja. baik kedua sahabatku, maupun bibi ku. Aku selalu mencintai mereka