2

9 1 0
                                    

Radika tengah berada didalam sebuah kafe,dia tidak suka keramaian maka dari itu dia memilih tempat yg sekiranya tak banyak orang.

Radika mengedarkan pandangannya kearah jam diponselnya.

pukul 10:00 pm

Setelah itu,dia melenggang pergi tanpa melihat sekitarnya...

Bugh...

"Yah...es krim gue. Eh lo kalo jalan liatliat dong liat nih es krim gue jadi jatoh," protes pemilik es krim itu membuat kepala Radika ingin pecah.

Tanpa berbasabasi Radika langsung pergi begitu saja tanpa mempedulikan sang empunya es krim tadi.

"Dasar cowok nyebelin!" kesal si pemilik es krim

******

"Darimana kamu jam segini,?" Tanya Angga,ayah Radika

Bukannya menjawab,Radika justru melanjutkan langkahnya menaiki tangga ke kamar.

"Anak itu." gerutu Angga yang sudah mengenal sikap dingin putranya.

******
Dilain tempat...

"Kenapa noh bibir pake dimanyunin?minta dicium kali ya?"

"Ish. Diem lah bang. Lagi gedeg banget nih ati."

"Lah?gue kira lo nggapunya ati Tha,"

Agatha Diandra, dialah yang sekarang sedang kesal lantaran es krim yang ia beli tak berwujud sekarang ini.

"Terserah deh. Bang minta duit dong..es krim yg tadi gue beli jatoh,"

"Idih..nggaknggak. Apa apaan lu minta duit gue. Enak aja lo,salah siapa teledor." maki Randi

Randi Diandra, dia kakak Agatha

"Ish pelit banget emang. Yang teledor juga siapa. Orang tadi ada yang asal nyerobot jalan gue yamana nggajatoh tuh es krim,"

"Udah deh,bawel banget emang tuh mulut,inituh udah malemm Agatha sayang. Udah sanasana minggir,gue mau lanjut ngegame nih. Tidur aja,sambil bayangin es krimnya dimimpi aja."

"Tuhkan ngeselin. tau ah males gue."

Agatha bangkit menuju kamarnya sambil menghentak hentakkan kakinya kaya anak TK. Sedangkan Randi sedang merasa merdeka karena uangnya selamat.

*******

Seberkas cahaya menyusup melalui celah jendela dikamar Radika.

Sudah pagi rupanya...

Radika bergegas kekamar mandi dan bersiap untuk pergi kesekolah.

Radika menuruni tangga,,

"Dika,,ayo sarapan dulu," ajak Elisa,bundanya

"Saya duluan," jawab Radika seolah tak peduli dengan apa yg bundanya katakan

"Dika,sampai kapan kamu mau bersikap seperti itu?! kami sengaja meluangkan waktu kami untuk makan bersama dengan kamu. Tapi apa? Ayah benarbenar muak sekarang." ucap Angga dengan nada tingginya

"Muak?yang ada saya yang sedari dulu muak dengan kalian berdua,"

"Berhenti bersikap formal didepan orang tua kamu ini Dika!" bentak Angga

"Orang tua? kalian sudah merasa menjadi orang tua? seberapa besar kasih sayang anda terhadap keluarga? saya bahkan merasa asing dengan kalian.bahkan meluangkan waktu sebentar saja anda merasa rugi kan." Radika melengos pergi

Orang tuanya hanya bisa diam dengan sikap anaknya barusan.

*****

Radika melajukan motornya dengan kecepatan maut. Perdebatan tadi membuatnya membuang waktu siasia.

*****

Agatha,tengah berjalan dengan cerianya menuju sekolah barunya setelah angkot yang ia tumpangi berhenti diperempatan tak jauh dari sekolah barunya.

Byuurr...

Satu cipratan air sontak membuat mata Agatha membulat dengan sempurna.

"Argghhh hei! berhenti!" teriak Agatha yang membuat pemilik motor menghentikan lajunya

Pemilik itu Radika,sosok pria yang waktu itu juga menjatuhkan es krimnya

Radika membuka helm full-facenya dan...

"Elo! argghhh kenapa elo lagi sih! liat baju gue! semua ini gara gara lo. Lo harus tanggung jawab! "emosi Agatha benarbenar memuncak setelah yang ia lihat adalah orang yang sama dengan orang yg pernah ia temui di kafe

"Ribet,gue telat. duluan"

Bukannya nolongin Radika justru kembali melajukan motornya dan membuat si korban geram bukan main.

"Dasar cowok nggak punya otak! arggh gue benci inii,"

Tidak ada pilihan lain,Agatha kembali kerumahnya dan mengurungkan diri untuk datang kesekolah barunya

setibanya dirumah..

"Loh??kok anak mama balik lagi?itu baju juga kenapa bisa kotor gitu?" selidik Mayang mama Agatha

"Tadi dijalan Agatha keciprat air sama orang nggapunya otak ma,"

"Ish nggaboleh ngomong gitu,udah sanah mending kamu bersihin badan dulu. Besok aja kesekolah barunya,"

"Iya ma,"

********

"Radika mana ya?belum nongol juga tuh bocah,udah siang juga," oceh Beno teman Radika

"Lo kaya nggakenal tuh bocah Ben,udahlah yang kesiangan juga dia kenapa lo yang ribet sih," Rino ,teman Radika juga

"Bukan ribet No,gue gini karena gue peduli sama dia,apa janganjangan lo cemburu ya kalo gue perhatian sama si Radika. Udah ngaku aja No lo cemburu kan sama Beno yang gantengnya 11 100 sama boyband Korea ini kan,"

"Najis. Lo kira gue doyan,mending gue sama kambing daripada sama lo be.no!,"

"Ehh noh bocahnya..panjang rambut emang diomongin langsung nongol,"ucap Beno sambil menunjuk ke parkiran

"Lo milih diem apa kepala lo gue kobokin ke kloset ben," kesal Rino

"Kalo gue milih lo gimana No," jawabnya tanpa pikir

"Najis. Awas minggir lo,gue mau nyamperin orang yang jauhjauh lebih waras dari otak lo itu,"

"Tungguin bentar No,"

"Ngapain lagi sih lo,"

"Aciee nungguin gue ya No,"

"Bodo ah..kesel gue ngomong sama anakonda,"

Mereka berdua menghampiri Radika dan masuk kelas bersama.

Radika yg sejak dulu memilih bangku paling belakang karena ia anggap itu tak mengganggunya dan satu hal lagi, dalam satu kelas satu siswa mendapat satu meja dan satu kursi sendiri,itu membuat Radika dapat bernafas lebih lega. ingat. dia suka keheningan.



******
Vomentnya jangan lupa follow dulu..makasih udah baca jugaa♡

Ada typo tidak??maap ye:v

RAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang