Gua ga suka mendeskripsikan perasaan tapi gua lebih suka menebak hal itu.
'Tapi, Jangan bilang gua cenayang'-AdilahClaretta.A
🌻🌻🌻
Four a, keempat gadis itu sedang berada di rooftop sambil sesekali menikmati semilir angin yang menerpa kulit wajah mereka.
Kepulan asap tebal pun sesekali keluar dari salah satu mulut keempat gadis itu. Hanya satu tidak dengan yang lain.
"ngapa si dil? Tumpen lu ngevape" tanya ara.
Ya dilah ngevape bukan rokok. Kalo kata dilah ada yang ngerokok dia bakal bilang 'gabisa baca pak?' dan fyi dilah kan lulusan s3 kedokteran yakali bego.
"hidup2 gua" ucap dilah cuek sambil sesekali menghisap mods nya.
"yah senga" ucap ara
"bisa marah lu? Tumben" ucap dilah sambil mematikan modsnya.
"emng lu kira gua apaan gabisa marah?" ucap ara sambil mendorong bahu dilah
"wesseeeh sehh jangan mentang2 lu lebih tua dari gua, gua takut gtu ama lu? Gaakan sistah" ucap dilah sambil menampilkan smirk nya
"lanjutnya ntar aja di rumah, ada ring sekalian tuh" ucap indi yang masih sibuk dengan hpnya
"tau ih disini mah gaenak" tambah rahma
"oke" ucap dilah dan ara bersamaan
Ara dan dilah memang begitu, ara tau kalo dilah lagi ada masalah dan dilah juga sebaliknya begitupun indi dan rahma.
Tapi ntah apa yang dilah pikirkan sehingga bisa sampai membuatnya begitu badmood.
"gua ngerasa kaya ada yang bakalan terjadi deh" ucap dilah dengan cuek sambil sesekali menyesap mods nya
"perasaan lu aja kali" ucap rahma
"lu kan tau gua gasuka pake perasaan" ucap dilah
"yaudah, terus apaan yang terjadi?" ucap indi yang masih sibuk dengan hp nya
Jdarr
Deg
Deg
"anjir anjir indii" teriak rahma dengan histeris
"woi jangan drama, ra piso mana sini gece anjing, panasin dlu" ucap dilah sedikit panik sambil menopang tubuh indi
"sabar nyet" ucap ara panik "nih nih" lanjut ara sambil memberikan pisau yang sudah di panasin tdi
"telepon adit gece suruh ke rooftop" ucap dilah yang masih sibuk mengeluarkan peluru yang hampir mengenai jantung indi. Dan jangan lupakan kalau dilah dokter jadi dia udh paham bagaimana mengatasi hal2 begini.
Setelah peluru selesai di ambil adit pun datang dengan temen2 nya.
"dit cepetan ambil kunci mobil mobil gua" ucap rezki sambil menggendong indi dengan bridal style
"dit bawa ke rumah sakit alexis, dan perketat pengawasan disana" ucap dilah datar
"siap" ucap adit sambil menyusul rezki
🌻🌻🌻
Setelah sampai di rumah sakit alexis indi langsung dilarikan ke ruang operasi untuk menjahit bekas pengambilan peluru tadi.
"nona indi akan segera dibawa ke ruang icu untuk masa kritisnya, tetapi kemungkinan setelah melewati masa kritis beliau akan koma tapi ntah sampai kapan" ucap dokter yang diketahui bernama rani tersebut.
"baik, setelah dia melewati masa kritisnya langsung pindakan ke tempat ruang rawat inap khusus keluarga alexis, are you understand" ucap dilah datar
"yes, saya permisi dulu" ucap dokter rani sambil melenggang pergi
"gimana keadaan adis? Baik2 ajakan?" tanya rezki khawatir
"kemungkinan bakalan koma" ucap dilah datar
"lagian siapa si yang berani nembak adis?, tenang dit, clar, gail, fee, gua bakal bantuin kalian buat nyari pelakunya" ucap adit
"oke thanks bro" ucap adit
"iya makasih, jangan2 lu yang nembak kali ya?haha" ucap dilah sambil tertawa hambar "canda, gua suka nebak2 doang ko" lanjut dilah sambil melenggang pergi
"yakali gua yang nembak" ucap rezki datar
#voment
KAMU SEDANG MEMBACA
Let me having you
FantasyAdistia indira alexis : ??? Abigail rahmani alexis : ??? Adara fredella alexis : ??? Adilah claretta alexis : ??? Kepo? Baca b dulu