Bab 4. Shit!

21.4K 2K 121
                                    

Sydney melirik kaca spion di mobilnya, dia merasa ada sebuah motor yang sepertinya membuntuti sejak tadi. Motor tersebut berjenis Ducati monster yang harganya bisa senilai satu mobil. Si pengendara motor memakai helm full face warna hitam. Mengenakan jaket kulit namun dari warna celananya, terlihat kalau orang itu bersekolah di Nusantara.

"Kenapa kak?" tanya Chelsea sambil menoleh ke belakang. "Ah, kak Regan ngikutin kita?" tanyanya begitu kegirangan.

"Gimana kamu bisa tau kalau itu Regan?" tanya Sydney curiga.

"Duh, kakakku yang kurang piknik, jangankan motor apa yang dipakek Regan, ukuran sepatunya aja aku tau," sahut Chelsea bangga.

"Kamu stalker juga?"

Chelsea tercengir.

Sydney menginjak gas dalam-dalam, dia membawa mobilnya secepat kilat untuk membuat Regan berhenti mengikuti.

"Kakak kok jahat sih," keluh Chelsea.

Tak perduli dengan keluhan sang adik, Sydney makin mempercepat laju mobil ketika motor Regan malah ikut ngebut. Meski yakin motor dengan CC besar itu mampu mengejar, tapi Regan nampaknya sengaja mengikuti dari belakang tanpa mau mendahului.

Mobil Sydney berhenti di depan sebuah rumah besar yang dijaga ketat oleh para Satpam. Pagar rumah itu langsung ditutup, tak memberikan akses untuk Regan bisa masuk sama sekali.

"Kak, kok nggak disuruh masuk?" protes Chelsea kembali.

"Chelsea, kita nggak pernah tau dia itu orang yang baik atau jahat. Nggak boleh sembarangan masukin orang ke dalam rumah, ngerti kamu?"

"Kak Regan orang yang baik deh Kayaknya," sahut Chelsea.

"Kamu tau dari mana? Player kayak gitu aja kamu belain," delik Sydney. Dengan dibantu oleh salah satu pekerja di rumah itu, Sydney membimbing Chelsea ke kursi roda kembali.

"Track record Kak Regan untuk urusan cewek itu sama sekali nggak jelek, Kak. Dia bukan player, sama sekali belum pernah ada cewek yang dekat sama dia. Jadi dari mananya dia itu player coba?"

"Chelsea, player itu nggak berarti harus pacaran. Justru karena dia player, dia mendekati semua wanita lalu membuangnya seperti sampah."

"Kak Regan bukan Kak Francis..."

Langkah Sydney terhenti. Kedua tangannya mengepal, seiring dengan tubuhnya yang bergetar.

"Kak maaf... Aku nggak sengaja," Chelsea memegang tangan Sydney, dia benar-benar menyesal telah menyebut nama Francis tadi.

Sydney memaksakan diri untuk tersenyum saat menatap Chelsea. "Kamu sebaiknya makan, abis itu istirahat. Jangan kecapean," ucapnya dengan penuh perhatian.

Chelsea menangkap tangan Sydney kembali. "Kakak marah?" Tanyanya.

Sydney menggeleng.

"Maaf ya Kak..."

Sydney mengusap puncak kepala Chelsea, kemudian langsung masuk ke kamarnya. Membiarkan adik kesayangannya itu diambil alih oleh Mbok Nah, pekerja yang sudah mengabdi selama 25 tahun di rumah mereka.

SydneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang