Bab 2. Sydney Alena

22.3K 1.9K 67
                                    

"Hai, gue Regan..."

Sydney menatap sekilas uluran tangan itu, namun sama sekali tak menerimanya. Matanya fokus ke depan, mendengarkan Bu Yulia yang sedang memberitahukan kalau Pak Markus, guru di jam pelajaran pertama mereka sedang berhalangan hadir sehingga kegiatan belajar mengajar selama dua jam kedepan akan kosong.

Tentu saja Free class menjadi hal yang paling disukai kebanyakan murid, terutama para cewek yang seakan diberikan kesempatan untuk berkenalan dengan Regan secara pribadi.

Sydney benci keadaan ini, dimana area duduknya yang biasanya sepi menjadi begitu ramai didatangi para cewek alay. Suara-suara manja khas cewek-cewek itu saat menyebutkan nama Regan, membuat Sydney begitu mual.

"Regan, lo pasti pernah liat foto gue di majalah Hitzz kan?" tanya Giselle penuh percaya diri.

Regan mengerutkan keningnya dan menatap Giselle. "Gue nggak baca majalah begituan," sahut Regan tetap dengan gaya coolnya.

Diam-diam para cewek disana mentertawakan Giselle, siapapun akan malu jika langsung di skak mat seperti itu oleh Regan. Tapi Giselle memang aslinya tak tahu malu. "Gue sering banget loh jadi cover depan majalah Hitzz, bahkan ada beberapa majalah lain juga yang mulai nawarin gue buat jadi Icon mereka."

"Gue juga, gue sering masuk majalah," timpal Nikita.

"Majalan apaan lo?" tanya Giselle tak suka.

"Majalah apa koran? Berita anak hilang kan?" cibir Farah.

"Hahaha," tawa pun kembali pecah.

Brak!

Sydney menggebrak meja dengan kedua tangannya, dia menatap sinis pada semua cewek yang kini juga sedang menatapnya. "Kalian bisa balik ke meja masing-masing nggak? Berisik tau nggak!"

"Yeeee, suka-suka kita dong. Emang ini sekolah punya lo?" sahut Giselle angkuh.

Regan menoleh menatap Sydney, cewek itu hanya menatapnya sekilas kemudian melengos. Lalu kemudian, Sydney berdiri dan meninggalkan kelas.

"Dasar cewek aneh," cibir Nikita.

"Nggak normal," timpal Wulan.

"Regan, udah nggak usah dipikirkan dia sih, orangnya emang rada-rada gitu..." ujar Giselle ketika Regan masih menatap punggung Sydney yang kian menjauh.

Regan pun berhenti memandang ke depan karena sosok Sydney sudah tak terlihat.

"Regan, lo kenapa pindah dari Garuda? Padahal itu sekolah impian loh, kita aja pengen masuk kesana," tanya Farah penasaran yang langsung disambut anggukan oleh lainnya.

"Ada something," jawab Regan.

"Something-nya apa?" tanya Giselle.

"Kalian nggak perlu tau," karena merasa sudah sangat jengah, Regan pun berdiri dan berlalu meninggalkan kelas, serta kekecewaan para cewek disana.

"Dingin banget sih..."

"Rumor yang beredar ternyata benar."

SydneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang