"Nay..." Raffa memanggil Nayla yang tengah mengobrol dengan Chaca di parkiran sekolah.
Setelah acara maulid selesai Nayla langsung bergegas meninggalkan tempat acara dan berlalu ke parkiran untuk segera pulang. Saat ini dia tengah berpura-pura tidak tahu dengan janjinya untuk bermain ke rumah Raffa. Bukan tanpa alasan, karena memang Nayla sedang merasakan sakit pada hatinya lantaran Raffa terus saja mendokumentasikan penampilan Aisyah.
"Hai?" Nayla tersenyum sembari mengangkat satu tangannya saat Raffa sudah sampai di hadapannya.
Merasa tidak enak, Chaca pun pamit pulang terlebih dahulu kepada Nayla dan Raffa. Hingga kini di parkiran itu tersisa beberapa orang saja termasuk Nayla dan Raffa yang tengah berdiri di samping motor matic Nayla.
Raffa tersenyum. Beberapa detik kemudian dia terdiam, dan berbicara kembali, "Nay?" Raffa menyapa sembari tersenyum tak enak.
Nayla yang mengerti senyum Raffa pun membalas lagi dengan senyuman. "Aku mau minta maaf." mendengar Raffa berbicara seperti itu hati Nayla tiba-tiba merasa tidak enak, terlebih jantungnya kini tengah berdegub cepat karena takut. Takut, kalau detik ini Raffa akan memutuskannya.
Wajah Nayla yang tertekuk, perlahan terangkat dan menebar senyum takut. "Hm?" gumamnya.
"Maaf kalau tadi aku nyakitin kamu," ucap Raffa merasa bersalah karena terus saja mendokumentasikan penampilan Aisyah.
"Aaaah, itu? Aku gak pa-pa kok Fa, aku ngerti. Itu kan tugas kamu sebagai seksi dokumentasi. Jadi sudah seharusnya kan kamu mendokumentasikan penampilan Kak Aisyah tadi? Aku gak cemburu kok," kata Nayla ceria. Jauh di lubuk hatinya Nayla merasa cemburu, sangat cemburu. Tapi beginilah Nayla, senang menutupi kesedihannya dengan wajah cerianya.
Raffa tersenyum senang, namun di dasar hatinya dia mengetahui bahwa Nayla sangat cemburu. Dan Raffa saat ini pun merasa sangat bersalah, terlebih dia tidak bisa menepati janjinya untuk bisa mengajak Nayla bermain ke rumahnya lantaran tugasnya sebagai panitia acara maulid belum selesai. Hingga akhirnya kedua insan yang saling mencintai itu pergi ke tujuannya masing-masing. Rencana yang telah dibuat kemarin tidak terlaksana karena satu perkara, Raffa sibuk.
***
Waktu berlalu dengan cepat hingga tak terasa kini Nayla sudah duduk dibangku kelas sebelas. Namun di balik kenaikan kelasnya saat ini, Nayla merasa sedih karena tidak lagi satu kelas dengan Chaca--sahabat baiknya sedari kecil.
"Nay, shalat dhuha yuk." Nayla yang tengah membaca novel di kursinya pun terjaga. Arin, teman satu kelasnya mengajak Nayla untuk mendirikan shalat sunah dhuha. Shalat sunah yang selama hidupnya belum pernah Nayla kerjakan.
Nayla menghentikan aktifitasnya. Dia nampak berpikir sejenak lalu detik berikutnya Nayla pun mengiyakan ajakan Arin.
Di balik kesedihannya tak satu kelas dengan Chaca, Nayla merasa bahagia karena memiliki teman seperti Arin yang senantiasa mengajaknya pada kebaikan.
***
"Ada Chaca gak Rif?" Raffa bertanya pada Arif, teman satu kelasnya Chaca.
Arif yang berada di depan kelasnya pun langsung menengok ke ruang kelas guna mencari keberadaan Chaca.
"Ada Chaca gak Ren?"
"Gak ada. Dia lagi di kantin Rif."
Mendengar itu dari teman satu kelasnya Arif langsung memberitahu Raffa mengenai keberadaan Chaca.
"Makasih Rif." Raffa langsung berhambur pergi ke kantin saat sudah mengetahui dimana Chaca berada.
Jam istirahat pertama kantin sekolah tampak sangat penuh dengan banyaknya siswa yang tengah menyantap makanan, sehingga itu membuat Raffa susah mencari keberadaan Chaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meraih Cinta-Nya
Short StoryKumpulan beberapa cerpen by : @nurhoiriah_ & @siskamelia__ semoga bermanfaat. "Katakanlah, sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam." (Q.S. Al-an'am [6] : 162) Tidak ada yang lebih baik dalam hidup...