C H A P T E R 4

1.1K 163 4
                                    

Jisoo tidak dapat mengalihkan kedua netranya dari pria disampingnya.

Taeyong begitu tampan bahkan dilihat dari sisi manapun. Dan ya, bukan hanya Jisoo yang mengakuinya. Terbukti dari banyaknya penggemar pria itu di sekolah mereka.

Jisoo hanya tidak habis pikir,

Bagaimana mungkin dirinya bisa seberuntung ini?


Namun tiba-tiba Jisoo teringat akan penampilannya saat ini. Ia langsung mengalihkan pandangannya dari Taeyong, kembali menatap jendela disampingnya.

Ah, lebih tepatnya dia sedang menatap bayangan dirinya di kaca jendela itu.

Jisoo merutuk dalam hati. Harusnya dia tidak menangis semalaman. Jika saja gadis itu tahu kalau Taeyong pindah-


Tunggu.

Kenapa Taeyong pindah padahal sejak awal dia sendiri yang memilih kelasnya?

Jisoo mulai penasaran. Sebenarnya, jika saja Taeyong sedikit lebih ramah, mungkin gadis itu takkan segan bertanya pada pria disampingnya itu.

Jisoo menghela napas, membayangkan bagaimana Taeyong terus mengabaikan dan kasar padanya selama ini.

"Berhenti melakukan hal itu."

Jisoo tersentak saat mendengar bisikan Taeyong disampingnya. Seketika, Ia kembali menatap Taeyong yang masih tidak mengalihkan pandangannya dari papan tulis.

"Melakukan apa?"

"Apapun yang membuatku terganggu."

Jisoo menunduk kecewa. Memang Taeyong sudah biasa berbicara kasar, tapi tetap saja, rasanya menyakitkan.




Kringgg


Bunyi bel pertanda jam istirahat akhirnya tiba membuat seisi kelas yang hening menjadi ramai oleh teriakan murid-murid yang memang sudah menunggu bel berbunyi sejak tadi.

Guru Park hanya menggelengkan kepala melihat anak didiknya yang masih seperti anak TK dimatanya. Ia lalu membereskan buku-buku di mejanya, lalu segera meninggalkan kelas.

Taeyong segera meninggalkan kelas sesaat setelah Guru Park pergi. Setelah pria itu sudah tidak terlihat, Lisa segera menghampiri Jisoo yang masih menundukkan kepalanya.

"Entah kau beruntung atau sial, Jichuu. Kenapa juga dia pindah ke sini, sih? Bukankah dia akan meneruskan perusahaan Ayahnya nanti? Orang kaya memang bebas melakukan semaunya," ujar Lisa yang mulai menduduki kursi bekas Taeyong tadi.

Jisoo masih tidak mengatakan apapun. Membuat Lisa sedikit bingung dan akhirnya memanggil Jennie.

"Kenapa, Lis?"

Jennie yang memang tidak berniat meninggalkan kelas segera memindahkan posisi duduknya ke hadapan Lisa dan Jisoo.

"Lihatlah teman kita ini, Jendeuki. Dari tadi dia hanya diam saja tidak mau bicara padaku."

"Ck. Bukan begitu, Lalisa. Aku hanya--"

"Ya, Kim Jisoo! Kau ... menangis?" Jennie menatap Jisoo terkejut. Jisoo yang menyadari hal itu segera mengusap air matanya lalu pergi, meninggalkan kedua sahabatnya yang menatap kepergiannya dengan bingung.

"Dia kenapa sih, Jen?"

"Mana ku tahu"

💙💙💙

One Sided Love | Taeyong X JisooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang