C H A P T E R 7

986 144 3
                                    

Yang Jisoo inginkan hanyalah agar Taeyong menyadari keberadaan juga perasaannya.

Namun, kenapa harus dengan cara menyakitkan seperti ini?






Benar saja, setelah memberitahu mengenai rencananya semalam, Taeyong seketika berubah. Ia menjelma menjadi bak seorang  pangeran; memperlakukan Jisoo layaknya putri.

Tentu saja, hanya jika Irene berada di sekitar mereka.

Tak banyak yang Jisoo ketahui mengenai mantan kekasih Taeyong itu. Yang Ia tahu, mereka berpisah ketika hubungan keduanya tepat setahun.

Banyak yang mengatakan Irene meninggalkan Taeyong demi orang lain.

Entahlah, Jisoo tidak ingin terlalu mencampuri hal itu.


Dan juga, jangan lupakan ketiga sahabat Jisoo yang saat ini sudah mengerubunginya; layaknya semut yang melihat gula.


"Jelaskan padaku, Kim Jisoo. Sejak kapan Taeyong bersikap sebaik itu? Dan apa-apaan tadi? Kalian berangkat sekolah bersama? Bagaimana bisa?" Jennie yang memang sudah penasaran --curiga, tepatnya-- langsung saja menyerbu Jisoo dengan pertanyaan.

Lisa dan Rosé yang tak kalah penasaran kini menatap Jisoo; menuntut jawaban serupa. Jisoo menghela napas pasrah, lantas berucap, "Kami sudah berpacaran."


"APA?!" Ketiganya kompak berteriak.


"Tidak mungkin!" Rosé, yang sejak tadi mengunyah permen karet segera saja membuang benda lengket itu dari mulutnya, lantas segera maju dan duduk berhadapan dengan Jisoo.

"Apa-apaan?! Kenapa kau tidak cerita, Jis?" Kali ini Lisa lah yang nampak kesal. Gadis pirang itu benar-benar merasa shock saat ini.

"Sebelumnya maaf karena belum sempat cerita. Yah, entahlah. Semua terjadi begitu saja. Dia menemuiku, menyatakan perasaannya dan--"

"Tunggu, tunggu dulu Nona Kim. Ada yang aneh dengan ceritamu itu." Jennie yang memang sejak tadi merasa janggal akhirnya menghentikan penjelasan Jisoo yang menurutnya begitu aneh.

Jennie melipat kedua tangannya di depan dada, menatap Jisoo penuh selidik. "Kami semua tahu kau itu cinta sepihak dan selalu ditolak. Bagaimana mungkin tiba-tiba pria brengsek--"


"Dia tidak brengsek, Jen," sela Jisoo.



"Ck. Ya ya, terserah. Maksudku, bagaimana bisa Taeyong yang tidak peduli padamu sama sekali, tiba-tiba menyatakan perasaannya dan memintamu menjadi kekasihnya? Tidakkah kau merasa itu sangat aneh?"

Kali ini Jisoo sedikit bingung menjawab pertanyaan Jennie. Sebenarnya dia bisa saja jujur dan menjelaskan semuanya; seperti yang Ia lakukan pada Doyoung. Hanya saja, Jisoo tahu mereka sudah pasti akan langsung melabrak --menghajar-- Taeyong saat itu juga.

Dan Jisoo tidak mau hal itu terjadi.


Lagipula, hanya ini kesempatannya agar bisa dekat dengan Taeyong.



"Itu ... Itu karena--"


"Jisoo-yaa. Oh, teman-temanmu juga di sini?"


Dalam hati Jisoo bersyukur Taeyong datang di waktu yang tepat.


Nyaris saja, dia ketahuan.


"Sejak kapan kau memanggil Jisoo seakrab itu, Lee Taeyong?" tanya Jennie kesal, karena Taeyong yang tiba-tiba saja mengganggu sidang mereka berempat.


One Sided Love | Taeyong X JisooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang