Misi Viona dan Yuli

32 9 2
                                    


♪\(*^▽^*)/\(*^▽^*)/
🌈Happy Reading 🌈

Pagi itu Viona dan Yuli datang ke sekolah tak seperti biasanya. Mereka datang lebih pagi untuk merencanakan sesuatu karena malamnya mereka sudah menyusun semua itu.

Viona ke sekolah di jemput oleh Yuli memakai mobilnya. Viona sudah benar-benar terhasut oleh hasutan Yuli, ia menjadi dendam dengan Zarsel dan teman-temanya.

"Vi, kamu udah siapin semuanya kan?" tanya Yuli, setelah turun dari mobil.

Viona mengangguk. Mereka, berjalan melalui lorong-lorong kelas yang masih sepi. Setelah sampai di kelas, Yuli dan Viona menuju bangku Zarsel untuk menjebaknya. Mereka membuat sebuah contekan karena, kebetulan hari ini akan ulangan Fisika.

"Pulpenya mana?" tanya Yuli, yang sibuk dengan bangku Zarsel.

Viona menyerahkan pulpenya.

Lalu, Yuli mulai mencoret-coret bangku Zarsel dengan tulisan sekecil mungkin. Viona juga sibuk menulis di sebuah kertas berukuran kecil untuk di selipkan di kolong bangku milik Zasrel.

Yuli membuat contekan rumus GLBB dan materi tentang sin dan cos.

Sementara di rumahnya, Zarsel sudah mengetahui rencana mereka. Ia hanya tersenyum kecut setelah tau misi konyol mereka yang sama sekali bukan tandingan untuknya. Justru misinya dengan misi yang di buat oleh Viona dan Yuli perbandinganya adalah ½:10.

"Haiaiaia Viona,Viona. Gue gak sebodoh itu dasar tulol" ucap Zarsel sambil bercermin memakai dasi sekolahnya.

>>

"Ok, kita berhasil Vi" ucap Yuli.

"Perfect" ucap Viona.

Mereka tersenyum bangga dengan rencananya yang sudah terlaksana. Setelah itu, mereka berdua pergi ke garasi untuk pulang lagi agar tidak ketahuan bahwa merekalah yang melakukanya.

🍁🍁🍁

Pukul 08:15 Sekolah sudah ramai oleh para siswa-siswi SMA yang berlalu lalang memenuhi setiap depan kelas.

Tasya dan Syeila sedang sibuk menghapal rumus-rumus Fisika. Tapi, Diana? Ah dia santai saja, toh dia kan smart student. So, dari jauh-jauh hari juga sudah dia pelajari.

"Woii, lagi pada ngapain loe?" tanya Rian, mengagetkan mereka berdua.

"Apa sii loe? Pergi sana!! Ganggu gue aja" usir Tasya.

"Dihh siapa juga yang gangguin loe? Gue bukan ke elo, tapi gue lagi pdkt sama Neng Syeila yang canteeeekkk" ucap Rian, mengangkat kedua alisnya.

Syeila malah membelakanginya dan memilih sibuk dengan buku fisika di tanganya.

"Yahh... Kok di belakangin siih" ucap Rian.

"Hahahaha, La itu bebeb loe kasian kok di belakangin sihh" ucap Tasya, menggoda Syeila.

"Amitt" ucap Syeila.

Tasya menjulurkan lidahnya meledek Rian, karena Syeila malah pindah tempat duduknya ke bangku Zarsel. Rian memang menyukai Syeila dari pertama kali masuk SMA. Namun, sayangnya Rian hanya mencintai sendirian alias kandas😂😂.

Rian kembali ke bangkunya dan ikut bergabung dengan teman-temanya seperti Galih, Wildan, Ragil, dan Tio.

Tak lama, Zarsel datang. Seisi kelas sunyi se'ketika. Aura dingin yang di pancarkan oleh kedatanganya mulai terasa. Siswa-siswi yang tadinya sibuk menghapal, kini mereka memelankan volume suaranya.

Rok berwarna abu-abu selutut, seragam putih dengan lengan pendek, sepatu hitam pekat, rambut panjang berwarna gemerlap ungu se'siku lengan, serta jam tangan branded dan gelang hitam yang terdapat di lenganya. Semacam badgirl, tapi bukan.

"Sel, loe udah ngapalin rumus Fisika belum?" tanya Tasya.

"Emang kenapa? Mau ulangan yah?" tanya Zarsel pura-pura tak tahu.

"Lho, emangnya loe baru tau tah?" tanya Tasya.

"Iya" jawab Zarsel sambil mengangguk berat.

Tasya menepak jidatnya sendiri lalu kembali fokus dengan bukunya.

Zarsel hendak duduk. Namun, Syeila ada di bangkunya. Ia belum menyadari keberadaan Zarsel yang sudah dari tadi berdiri di hadapanya karena matanya terlalu terpaku pada buku.

"Minggir loe" ucap Zarsel.

Syeila tetap fokus menghafal rumus tanpa me'respon nya sedikitpun.

"Loe pindah duduknya sana!! Kalo loe masih pengen hidup" ucap Zarsel, ia berbisik pelan tepat di telinganya Syeila.

Sa'at itu, Syeila terdiam sejenak. Sepertinya ia kenal dengan suara yang baru saja berbisik di telinganya. Lalu, Syeila memandang ke arah seseorang yang sedang berdiri di depanya. Matanya melongo setelah menyadari Zarsel yang ada di hadapanya.

"Wehehehe eh Zarsel😊 udah lama ya? Silahkan duduk!" ucap Syeila yang senyum sok imut di buat-buat. Dirinya sedikit tegang tapi, mencoba memaksakan untuk terlihat tenang.

Tanpa banyak iklan, Zarsel pun duduk. Belum saja menaruh tas nya, Zarsel kembali berdiri dan menghampiri Viona.

Tasya dan yang lainya menatap heran ke arah Zarsel yang berjalan menuju bangku pojok Viona. Mereka takut jika kejadian satu minggu yang lalu akan terulang lagi.

"Kenapa Za?" tanya Viona, ketika Zarsel berdiri di depan bangkunya.

"Tukeran tempat duduk donk" pinta Zarsel.

Viona sedikit bingung dengan Zarsel. Kenapa dia minta tukeran tempat duduk denganya.

"Kok diem?" tanya Zarsel.

"G-g-gue di sini a-aja" ucap Viona gugup.

Jangan-jangan si Zarsel tau rencana gue duhh bisa kacau nihh -batin Viona.

"Kenapa gak mau? Bukanya dulu loe yang selalu jadi yang terdepan? Dan sekarang gue nyuruh loe buat duduk di bangku gue yang terletak di depan, kenapa loe gak mau?" tanya Zarsel.

"T-tap"..."jawabanya hanya ada Yes/No, gak ada tapi-tapian" ucapan Viona terpotong oleh Zarsel.

"Kok loe maksa siih sama Viona, jelas-jelas dia gak mau, kenapa loe terus maksa dia buat duduk di bangku loe??" ucap Yuli, membela Viona.

"Lho, lho kenapa loe yang jawab yah? Bukanya gue lagi nanya sama Viona?" ucap Zarsel.

"Ya gue gak suka aja liat temen gue di perlakukan se'enaknya sama kalian" jawab Yuli.

"Eittss, apa tadi loe bilang? Kalian? Maksud loe siapa aja yang termasuk dalam kata KALIAN?" tanya Tasya. Ia menaruh bukunya lalu, menghampiri Yuli dan Zarsel.

"Ya kalian" jawab Yuli.

"Owhh gue tau sekarang, ternyata Viona udah punya temen yaa?" ucap Diana.

"Cieee temen baru" sindir Syeila.

"Apa'an ini ribut-ribut, udah kalian kembali ke tempat duduk kalian masing-masing!! Jangan pada ngumpul di pojok! Kayak ada sembako gratis aja" ucap Viki, selaku ketua murid yang suka ngatur-ngatur muridnya.

"Ehh guys, ini ada surat dari temanya Syiva. Katanya dia sakit" ucap Fines, sebagai sekretaris kelas.

Syiva adalah teman sebangkunya Yuli yang hari ini kebetulan tidak absen.

"Berarti bagus donk, sekarang loe bisa duduk sebangku dengan Yuli di belakang bangku gue. dan Tasya, loe duduk dengan Lia!! Sedangkan gue, gue hari ini pengen duduk sendiri di bangku pojoknya Viona" ucap Zarsel.

"Lho,, kok gue di suruh duduk sama Lia" protes Tasya.

"Ini perintah. Bukan tawaran" ucap Zarsel, menegaskan.

Tasya hanya menggigit bibir bawahnya.

26 Januari 2019

Sheny_Alifgah19

Zarsel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang