Terbongkar

24 10 0
                                    

Pagi ini, kelas X IPS 3 sedang santai-santai saja. Kebetulan mapel pertamanya adalah Fisika. Jadi, tidak ada tugas karena minggu kemarin baru saja ulangan. Mereka hanya menunggu di bagikanya nilai hasil ulangan tersebut.

Seperti biasanya, Diana, Syeila dan Tasya. Mereka bertiga sedang berbincang-bincang membicarakan apa saja. Tapi, bukan ratu gosip.

"Sya, kemarin si Angel kasian banget ya" ucap Syeila.

"Aelahh loe, orang kayak gitu di kasihanin. Jelas-jelas dia yang salah kok" ucap Tasya.

"Tapi kan dia jadi gak punya teman Sya" ucapnya lagi.

"Loe tuh ya, pikirannya gimana sii gak ngerti gue. Udah sekarang gini aja, kalo loe kasihan sama dia, sana loe temenin dehh!!" ucap Tasya, ia kesal dengan cara berpikirnya Syeila yang terkadang suka susah untuk di luruskan.

Syeila terdiam, meresapi kata-kata Tasya barusan. Maklum, Syeila kan agak telmi 😂😂

"Woi loe nimbrung ngomong dong, diem aja" ucap Tasya, mengambil buku novel yang sedang di baca Diana.

"Loe kalo mau ngobrol ya ngobrol aja sama Syeila, kenapa harus gue" ucap Diana sambik merebut kembali bukunya.

>>

Yuli dan Viona sedang resah. Entah apa yang di pikirkanya.

"Vi, untung kemarin kita gak ketahuan apa-apa sama Zarsel" ucap Yuli.

"Tapi, perasaan gue tetap gak enak deh Yul" ucap Viona.

"Gak usah negatif Vi, hari ini gak bakal ada apa-apa kok, percaya deh sama gue" ucap Yuli.

Viona hanya mengangguk, dia takut kalau rencananya sampai terbongkar. Tapi, ia kembali menenangkan pikiranya.

Tak lama, Bu Dewi kembali masuk untuk mengajar di jam pelajaran pertama.

Semua siswa-siswi kembali duduk di bangkunya masing-masing. Tapi, Zarsel belum juga datang, Tak seperti biasanya.

"Sya, si Zarsel gak masuk?" bisik Diana.

"Entah, gue juga gak tau" jawab Tasya, teman sebangkunya Zarsel.

"Udah Vi, loe tenang aja!! Lagian si Zarsel gak bakal sekolah deh" ucap Yuli, pada Viona yang masih terlihat tegang.

Bu Dewi pun mulai mengabsen satu-persatu nama. Sampai pada akhirnya di absen terakhir pada huruf (Z). 

"Zarsel Marlina" panggil Bu Dewi.

Tak ada yang menyahut dengan panggilan itu.

"Zarsel Marlina kemana??" tanya Bu Dewi.

"Gak tau Bu, mungkin dia gak masuk lagipula gak ada suratnya" ucap Tina, absensi kelas.

"Malas kali bu" teriak Galih.

"Masih tidur kalii, soalnya tadi malam udah ngedukun" ucap Tio, berbicara se'enak jidatnya.

"Jangan sembarangan kalo ngomong" ucap Tasya, sambil melemparkan penghapus ke arah Tio dan tepat mengenai bibirnya.

"Anjirrr kalem dong" ucap Tio.

Tasya menyipitkan matanya manatap Tio penuh perlawanan.

"Yaya, jangan marah dong!! Abang jadi akut ah" ucap Galih.

"Jijik gue dengar loe" ucap Tasya.

"Yasudah kalau tidak ada keterangan, ibu alpakan saja Zarsel" ucap Bu Dewi mengambil keputusanya.

"Jangan Bu" teriak Zarsel dari arah pintu masuk.

"Uuuuuu" ucap semua siswa kecuali ketiga teman Zarsel. Tasya, Diana dan Syeila.

Zarsel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang