Hari ini hari pernikahan Hinata, sampai saat ini Hinata tidak tau siapa calon suaminya, bagaimana rupanya, bagaimana sifat dan sikapnya. Hinata kini sudah bersiap dengan gaun putihnya menjuntai dan riasan wajah yang natural.
Hinata juga merasa frustasi, semenjak pertemuan terakhirnya dengan Naruto mereka sama sekali tidak pernah berkomunikasi bahkan Naruto seolah menghilang. Tidak ada yang menghiburnya, tidak ada yang berceloteh membuatnya tertawa, Hinata begitu kehilangan sosok Naruto dalam hidupnya.
Ceklek.. Hiashi memasuki ruangan, disana Hinata sudah duduk menunggu. "Apa Kau sudah siap?" tanya Hiashi.
"Aku siap Ayah." Hinata menerima uluran tangan Hiashi lalu berjalan menuju altar.
Hinata berjalan begitu anggun menuju altar, tangannya tak lepas dari genggaman Hiashi, gugup yang Hinata rasakan. Hinata melihat calon suaminya yang sudah berdiri di altar menghadap pendeta, sosok pria tinggi bertubuh tegap, hanya itu yang bisa Hinata nilai.
Hinata sudah sampai di depan altar, sang pengantin pria berbalik untuk mengambil tangan Hinata dari Hiashi. Hinata menatap tidak percaya sosok yang akan menjadi suaminya. "Ayah titip Hinata, bahagiakan Dia."
"Tentu."
Acara pemberkatan dimulai, Hinata masih dengan pikirannya yang masih tidak percaya. Hingga saat pengucapan janji suci, Hinata masih sibuk segala pemikirannya. "Apa Anda bersedia?" tanya pendeta.
"Ehh..." Hinata baru sadar dari lamunannya. Pendeta kembali mengulangi ucapannya. "Apa Anda bersedia?"
"Saya bersedia."
"Baiklah dengan ini Saya nyatakan kalian sudah menjadi suami istri. Anda bisa mencium pasangan Anda."
Hinata menatap lekat suaminya, benarkah yang ada di hadapannya. Cup... "Aku Naruto, CangCiMen Naruto. Kau senang?" Hinata lalu memeluk Naruto dengan erat menyalurkan seluruh rasa bahagia dan rindunya.
Saat ini resepsi pernikahan mereka digelar dengan mewah. Kolega bisnis menjadi tamu utama dalam pernikahan ini. "Kamu bahagia, Hinata?" tanya Naruto yang sedang menyuapi mulutnya dengan buah-buahan.
"Aku bahagia, tapi kenapa Kamu diem aja kalau Kamu udah tau Aku nikahnya sama Kamu?" Hinata merengut.
"Aku cuma pengen bikin Kamu jatuh cinta dengan caraku sendiri dan Aku berhasil." Naruto menyengir.
Hiashi, Minato dan Kushina datang menghampiri pasangan pengantin baru. "Akhirnya, Ibu punya menantu. Untung Hinata mau sama anak Ibu yang kaya buluk gini." Kushina memeluk Hinata.
"Buluk-buluk gini juga anak kesayangan." balas Naruto tak mau kalah.
"Hinata kan emang mau gak mau harus terima pernikahannya Bu, tau Naruto Aku gak mau." Hinata tertawa terkikik.
"Sok bilang gak mau, padahal gak ada kabar dari Aku aja ngerengek. Terus aja nge-chat, kirim voice note nangis-nangis ." Naruto menjulurkan lidahnya meledek Hinata. Hiashi, Minato dan Kushina tertawa bersama.
"Ish.. Nyebelin!!" Hinata mengehentak-hentakan kakinya kesal.
••
Saat ini Hinata dan Naruto sudah ada didalam kamar hotel yang memang sudah disiapkan sebelumnya.
"Mandi dulu Naru..." Hinata mencoba mengangkat kepala Naruto yang sedang tiduran beralaskan pahanya.
"Aku gak mandi juga wangi kok. Ketampanan Aku tuh gak bakal luntur." jawab Naruto bangga.
"Ish.. Pede banget ya. Mandi cepet ih. Aku mau tidur."

KAMU SEDANG MEMBACA
The Real CangCiMen (Sequel Of CangciMen) - END
Fanfiction(COMPLETE) ~ Hinata seorang CEO yang gemar menonton pertandingan sepakbola Klub kesayangannya. Naruto seorang pedagang asongan yang berjualan didalam arena stadium bertemu dengan seorang wanita cantik. ** Cerita ini Sequel dari Oneshoot CangCiMen *...