Tomorrow by Together Fanfictiom
°Soobin Choi°
x
You:
"Ada waktu dimana rasa mendalam yang lama terpendam tak mampu lagi teredam"
🍊 🍊 🍊
"Soobin!!!" Kamu berteriak lagi.
Tidak perduli bagaimana suara tawa teman sekelasmu menjadi back sound menyebalkan dan juga bagaimana wajah bodohmu terlihat ketika memakinya, kamu tetap berlari mengejar Soobin.
Pokoknya, kamu harus merebut kembali buku itu dan mengaktifkan mode tangan kilat untuk menyalin tugas Yeonjun sebelum Pak Sehun, —si guru matematika yang kalem tapi sadis minta ampun itu— memberikan ultimatum tentang kosongnya nilai matematika mu semester ini.
Selama 2 tahun kamu satu kelas dengannya, keisengannya padamu bahkan tak bisa dihitung sekalipun menggabungkan jari kaki dan tangan seluruh murid penghuni kelas ini.
Entah menyembunyikan barangmu, mengejekmu, bahkan menggodamu secara terang-terangan di hadapan teman-temanmu. Mengganggumu sudah seperti hobi baginya.
"Berhenti, Soobin! Tolong kembalikan buku ku sekarang! Aku lelah.. " Finally, akhirnya kamu merengek padanya.
Padahal, kamu merupakan perempuan yang dingin terhadap lawan jenis. Tapi kalau sudah bermasalah dengan Soobin, kamu jadi pemarah dan sangat cerewet. Tak jarang kamu juga memperlihatkan sisi lainmu ; merengek, seperti saat ini.
"Apa? Aku tidak dengar, tuh." dia bertingkah seolah memasukkan jari kelingkingnya ke dalam telinga dengan senyum dungu.
Lelaki dengan sepasang kaki jerapah itu justru mengangkat tangannya ke angkasa. Sengaja agar kamu tak bisa meraih buku tulis matematika milikmu yang diangkatnya tinggi. Dengan tinggi tubuh minim yang kamu miliki, Menjinjit pun tak membuahkan hasil kalau berhadapan dengan manusia berkaki jerapah sepertinya.
Sejenak kamu berhenti.
Kamu mengedarkan pandanganmu pada jam dinding yang berada di atas papan tulis.
Astaga! Tinggal 5 menit lagi!!
"Ya tuhan Soobin!! Kamu tau kan bagaimana pak Sehun itu?! Kalau dia masuk dan aku belum selesai mengerjakan tugasnya, bisa-bisa nilai satu semesterku hangus! Apa kamu sejahat itu sampai membiarkan temanmu masa depannya suram, hah?" Kamu mengucapkan segala alasan yang —mungkin— bisa membuatnya sedikit iba.
"Oh iya?" Gumamnya dibarengi senyum tipis.
Jantungmu berdegup, kepalamu turut tersentak mundur seiring wajahnya yang semakin memperpendek jarak diantara kalian.
"Jadi, kamu khawatir dengan nilai?" Ia menatapmu. Bicaranya pelan, kamu yakin hanya kamu yang dapat mendengarnya. "Kalau begitu menikahlah denganku. Tak perduli sejelek apa nilaimu bahkan nol sekalipun, masa depanmu akan cerah. Jangankan cinta, aku juga akan dengan senang hati memberikan seluruh hidupku untukmu."
Kamu seolah tuli pada keributan di kelasmu, yang kamu dengar hanya suara Soobin. Lelaki itu menguncimu dengan obsidiannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
TXT IMAGINE 🍓
Fanficimagine about you and TXT member. ❁ •• Ini adalah tempat dimana kalian terlena dengan dunia tak nyata yang menyenangkan. Berikan waktu luangmu dan mari, kita para pengembara dunia khayalan bersatu disini. •• ❁ HYBE UNIVERSE [01] -since 2018. Lets ch...