"Anjir lama banget Aksa sampenya." Omel gue sendiri
Jangan-jangan dia mampir dulu ke rumah Raina. Pikiran gue ke mana-mana semenjak Aksa suka bareng Raina. Gue gak suka banget, pengen banget gue mengucap sumpah serapah dihadapan Aksa. Biasanya kalo gue marah atau ngambek Aksa gak ngapa-ngapain dia cuma diemin gue.
Siapa coba yang gak marah, kesel, dan sakit hati kalo pacarnya lebih perhatian, care, juga mentingin orang lain walaupun itu sahabatnya, iya sahabat katanya. Oh mungkin Aksa mikir gue Cuma orang lain yang muncul di kehidupan dia sama Raina.
"Kakkkk... ada bang Aksa nih." Teriak Vano
Mendengar panggilan dari Vano gue langsung bergegas keluar kamar dan menuju ruang tamu yang sudah ada Aksa di sana.
"Yuk sa, tar telat lagi. " Kata gue ke Aksa.
Gue dan Aksa pamitan sama bunda yang juga di ruang tamu, "hati-hati d jalan ya nak."
"iya bun." Sahut gue dan aksa berbarengan.
**
Di dalam mobil suasana kembali hening sebelum gue membuka suara. "Sa, kamu sebenernya sayang aku apa sayang Raina? Tanya gue dan Aksa yang nyetir langsung melirik gue sebentar.
Tanpa menjawab pertanyaan gue dan cuma ngelirik gue sebentar Aksa kembali lagi fokus ke jalan. Ya gue semakin jengkel lah.
Gue sama Aksa itu udah pacaran dari pertama kali masuk kuliah, meskipun gue dan Aksa berada di fakultas yang berbeda. Aksa kuliah di satu fakultas yang sama dengan Raina, Fakultas Hukum. Gimana gue gak murka coba.
Tiba-tiba Aksa membuka suara smbil menggenggam tangan gue, "Kalo aku gak sayang sama kamu kita gak akan sampai sekarang Fre."
Gue natap dia yang lagi fokus nyetir dan membalas genggaman Aksa, "Kamu tau kan sa aku sayang banget sama kamu."
"hmm" balas Aksa.
✨✨✨
Aksa
Sa, kamu sebenernya sayang aku apa sayang Raina?"
Pertanyaan yang Freya lontarkan di mobil tadi tengiang-ngiang di pikiran gue.
Gue bingung sama perasaaan gue. Jujur gue sayang sama Freya tapi perasaan gue gabisa boong kalo gue juga masih sayang sama Raina dan masih berharap sama Raina.
Awalnya gue biasa aja kalo Freya tau semuanya, tapi sekarang gue takut. Gue takut Freya ninggalin gue. Mungkin sekarang gue jadi orang yang serakah yang pengen dua-duanya.
Raina dan Freya.
Raina itu mandiri, karena dia cuma tinggal sama mamahnya dari kelas 6SD karena papanya meninggal. Sejak pertama gue ketemu sama dia itu waktu pertama kali masuk SMP. Kita berada di sekolah yang sama. Gue, Raina,dan Caka satu kelas dari kelas 7 sampai lulus. Gue gatau juga kenapa bisa kebetulan gitu. Kemana-mana kita selalu bertiga. Mungkin awalnya karena omongongan kami nyambung, humor kami sama-sama receh makanya kami bersahabat.
Akhirnya gue pernah liat Caka langsung ngasih tau perasaannya ke Raina, disitu gue merasa sakit banget karena gue suka sama Raina. Tapi gue cuma bisa memendam perasaan gue ke Raina sampai kelulusan SMA.
"Rain, aku bukannya mau ngerusak persahabatan kita, aku udah pernah liat Caka ngungkapin perasaannya ke kamu. Sekarang aku juga mau kamu tau kalo aku juga suka sama kamu Rain."
Saat itu Raina cuma mandang gue tanpa berkata-sata.
Tanpa gue sadari, Caka udah liat dan denger semuanya, tapi dia datang pura-pura ga tau apa yang terjadi.
"Akhirnyaaa kita lulus juga ya."
Gue masih terdiam karena pengakuan gue tadi ke Raina. Tapi Raina udah membuka suara dia untuk mencairkan ketegangan gue.
"Iya ka, akhirnya kita lulus juga ya kan sa?"
"Hhh iyaaaa akhirnyaaa."
Dan kami pun merasa canggung satu sama lain.
Setelah dihari kelulusan gue saat itu, gue dan Raina gak pernah ketemu sama caka, tapi gue denger dari orang-orang dia kuliah di universitas yang ada di Perth. Gue dan Raina sama-sama kaget karena gue gatau sama sekali padahal kami sahabatnya.
Gue langsung jemput Raina untuk ke rumah Caka, tapi gue telat Caka udah berangkat kemarin.
Semenjak saat itu gue tau kalo Caka udah denger semuanya.
✨✨✨
KAMU SEDANG MEMBACA
Into You.
Teen FictionKadang lo percaya dengan sesuatu yang terjadi dan kadang lo gapercaya sama sekali dengan sesuatu yang terjadi. Dan akhirnya gue tau di mana hati gue berakhir. On going.