Ces... Ces... Tces...
Air menetes jatuh di wajahku dan membangunkan ku.
Kepalaku sakit, perlahan mataku terbuka, terasa berputar seluruh yang kulihat.
Aku dimana? Pertanyaan itu menghampiriku, benar-benar aku lupa apa yang sudah terjadi.
Kutatapi seluruh ruangan, dari kiri ke atas, ke kanan dan bawah, aku mencoba mencari sesuatu yang kukenal dan sesuatu yang bisa untuk ku ingat.
Tapi sepertinya sia-sia saja, tak kutemukan apapun di ruangan yang berantakan dan gelap ini, bangunan ini seperti baru saja roboh terkena gempa bumi yang dahsyat.
Hanya ada atap ruangan yang sudah hampir roboh, lantai yang sebagian hangus, lemari yang terbalik dan pintu.
Pintu, benar sekali di pintu yang sudah hampir rubuh itu terdapat sebuah logo, tapi tak jelas dari posisiku saat ini, kuharap ada sesuatu yang kuingat dari logo itu.
kuraih meja kecil disampingku lalu kusandarkan tangan kiri ku ke atasnya sambil mencoba untuk berdiri, mataku masih terus fokus ke arah logo di pintu tadi.
Plangg...!!
Aaaarghh...Salah satu kaki meja itu patah dan membuatku terjatuh, kepalaku terbentur ke lantai.
Sakit, nyaa...
Ah, aku ingat, ini bukan gedung, ini adalah pesawat luar angkasa, pesawat terakhir yang membawa peradaban manusia dari kejadian itu.
Terakhir ku ingat ada sebelas orang yang berhasil naik ke pesawat ini dan mendapat misi untuk menjaga memory itu, misi utama kami.
Mereka semua tidak sadarkan diri saat itu...
Kapten...!! Kapten...!
Bergegas aku mencoba untuk berdiri dan membangunkan kapten dengan terus berteriak.
Kuraih besi yang keluar dari dalam tembok dibelakangku, dan kupaksa tubuhku untuk berdiri dengan menyandarkan bahu ke dinding pesawat ini.
Tak sanggup lagi aku berteriak, suaraku hilang, entah karena aku ketakutan, lelah, atau ini memang sudah batasku.
Tapi, terus kupaksa diriku berjalan mengelilingi ruangan ini dengan menyandarkan bahu kiriku ke dinding.
Kondisi pintunya roboh sebagian, tersisa bagian kanan atas pintu yang terbuka.
Memang ada logo dari divisi luar angkasa kami di pintu.
Kucoba mendorong pintu itu.
Agghhh....
Tak bergerak sedikitpun.
Mau tidak mau aku harus menyusup melalui bagian pintu yang sebagian terbuka, untuk membangunkan kapten dan yang lainnya.
Dengan tertatih dan langkah berat, aku menyusup melalui lubang kecil di pintu itu
......... ... ...... .... .... . ... ... ... .... ....... .... .... .. .. . .......
KAMU SEDANG MEMBACA
PRESTELLAR
Science FictionStory about something far far away, very far until you can't even imagine.