PROLOG

86 16 0
                                    


Hallo, Temen-temen! Ini adalah cerita pertama aku. Jadi, maaf ya kalo bahasa nya kurang bener. Aku hanya ingin bercerita, dan semoga bisa menghibur kalian semua. Selamat membaca!💜💜💜

***

"Gue minta maaf, Ta."

"Iya." jawab Netta singkat.

"Tolong, beri gue kesempatan buat perbaiki semuanya." ujar Galih memohon.

"Kalau itu, gue ngga bisa." jawab Netta, helaan nafasnya terdengar kasar.

"Gue tau lo masih ada rasa kan sama gue?" tanya Galih, dengan tatapan penuh harap.

"Sekarang kondisinya udah beda, Gal." jawab Netta, tak berani menatap lawan bicara.

"Bukan. Tapi lo yang udah beda!" ujar Galih dengan nada dingin.

"Lo--"

"Nyatanya emang gitu. Lo terlalu mentingin orang lain, Ta. Lo ga mikirin perasaan gue gimana nantinya." ucap Galih memotong.

Netta diam, matanya sudah berkaca-kaca. Dia marah pada dirinya sendiri.

"Mending lo pergi, keburu ada yang liat." ujar Netta dengan nada mengusir.

Mendengar ucapan itu, Galih memegang kedua bahu Netta lembut. Tatapan mata berlensa kecoklatan itu menatap penuh pada perempuan didepannya dengan sayang.

Dada Netta sesak, dia sudah tidak kuat. Jujur bukan ini yang Netta mau, lagi-lagi dia telah membuat kesalahan.

"Sejauh apapun lo lari, kalau emang gue tempat lo pulang. Lo bisa apa?" ujar Galih serius.

Setelah mengatakan itu, Galih beranjak pergi. Perasaannya kecewa, bagaimana bisa Netta menyuruhnya untuk mencintai orang lain? Sedangkan Netta sendiri tau perasaannya untuk siapa.

"Dan sejauh apapun gue lari, kalau lo bukan sumber kebahagiaan gue, alasan apa yang pantes buat gue kembali?" Jawab Netta bohong. Tepat selesai mengatakan itu, ia membalikan badannya sedetik itupun air matanya jatuh.

Galih mendengarnya, dia tak ada niatan untuk membalas perkataan Netta.

***
TERIMAKASIH UDAH MEMBACA
Jangan lupa vote ya!!💜💜💜

FEELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang