DUA

74 13 1
                                    

SELAMAT MEMBACA💜💜💜

***

Helaan nafas Netta terdengar lelah. Baru saja ia sampai di kamarnya yang bernuasa serba abu-abu, tidak terlalu besar namun terlihat rapi, dengan rak berisi berbagai macam novel koleksinya.

Selesai Netta membersihkan diri, ia berdiri di balkon kamarnya, dari sini ia bisa melihat matahari yang hampir tenggelam.

Angin sore menerpa wajahnya membuat helaian rambut sebahu Netta pun berterbangan membuat si empunya berdecak kesal. Sesaat ia teringat akan kenangannya dulu.

"Kamu janji ya, jangan pernah marah sama senja?" ucap seorang cowo yang ia kenal dari kecil itu, yang masih memakai seragam kusut SMP nya.

"Kenapa?" jawab gadis berseragam sama di sebelahnya tanpa menatap lawan bicaranya.

"Biasanya kan kalo cewe sukanya ga mau ditinggal pas lagi indah-indahnya" ucap asal dari cowo itu sambil terkekeh.

"Ngaco kamu!" balasnya terkekeh sambil memukul pelan lengan cowo itu.

"Percaya deh Ta. Senja itu indah bukan hanya sesaat. Senja itu selalu setia memancarkan keindahannya, meskipun hanya dalam satu waktu sepanjang harinya, tapi ia tidak pernah menghianati penikmatnya. Tampak indah, berwarna, dan menenangkan." ucapnya serius menatap Netta dengan tatapan yang meneduhkan.

"Yaa,, seperti aku ke kamu deh. Aku senjanya, kamu penikmatnya." lanjutnya percaya diri.

Lamunan Netta tersadar ketika ponselnya berdering, benda pipih itu menyala dan tertera nama yang menelpon Netta.

"Walaikum salam, Bun. Ada apa?"

"Netta, Bunda pulang agak telatan ya! Kamu jangan lupa siapin makan malam, dan jangan berantem sama Abangmu itu!"

"Oh satu lagi, jangan lupa Abang kamu suruh sholat juga!" Lanjutnya.

"Iya."

"Ya sudah, Bunda mau melanjutkan kerjaan dulu, inget ya Netta!"

Setelah Bundanya mengucapkan salam, terdengar sambungan putus dari telepon.

"Gue kangen, Gal..."

***

Keluar dari kamarnya, terdengar gelak tawa khas laki-laki di rumahnya, pasti teman-teman kakaknya itu sedang main play station di ruang keluarganya. Telingannya meringis tak nyaman, benar-benar berisik sekali teman-teman Nikodok itu!

Bundanya seorang bidan yang bertugas di rumah sakit, sedangkan Ayahnya seorang arsitek masih di luar kota untuk menyelesaikan proyeknya. Mau tak mau, makan malamnya harus memasak sendiri, terlebih Mbak Suci bekerja hanya dari pagi sampai sore.

"Berisik banget sih! Kecilin tuh suara!"

"Eh, neng Netta, sini neng gabung sama abang tampan" ujar Baim mengajak.

"Ogah banget!" jawab Netta sambil memutar malas bola matanya dan berjalan menuju dapur.

"NIKOOODOKK!!! KENAPA KENTANG GORENG GUE DIABISIN SIIHHH!!!!" teriak Netta kesal.

"Ah elah, noh di goreng semua sama Rama!" ucap Niko berdecak kesal karena telah kalah bermain.

"Anjing. Lo kan yang nyuruh tadi, maen pitnah-pitnah cogan segala lagi!" sangkal Rama sebal, karena ia takut kena marah oleh adik temannya itu.

"Mampus lo,,,, mampusss..." sorak teman-teman Niko lainnya.

"Parah banget si Rama..." kompor Baim sambil terkekeh.

"Bukan gueee,,, Ya Allah" jawab Rama mendramatis.

"Tinggal beli lagi, ribet banget si lo!" ucap Niko

"Mager, nyet! kesel gue sama lo!" ujar Netta matanya berkilat marah.

"Ayo,, gue anterin, Ta." ajak Sion tiba-tiba.

"Berhenti panggil gue Ta, cukup Nett aja."

"Tapi--"

"Itu khusus keluarga gue."

Setelah mengatakan itu, Netta memutuskan untuk ke kamarnya dan memesan makanan saja untuk makan malam hari ini. Mood nya sudah berantakan semenjak tadi.

***

Seperti biasa Netta akan berangkat sekolah dengan Nikodok-Abangnya. Netta sekolah hanya menggunakan sun protection, bedak bayi tipis diwajahnya dan sedikit lips blam di bibirnya yang tipis, lalu ia membiarkan rambut sebahunya tergerai dengan sedikit poni yang di kepang kecil lalu menjepitnya kebelakang, membiarkan dahinya terlihat.

"Widih, dedek gua udah besar makin cantik aja" ledek Niko sambil terkekeh.

Netta tak berniat membalas karena dia masih ingat dengan prinsipnya jika ia diledek oleh Nikodok itu Netta terlalu sayang sama mulutnya, ditambah lagi persoalan kentang gorengnya semalam.

"Kaku amat lo, kaya kanebo kering!"

"Bang, udah deh masih pagi kamu ini sukanya godain adikmu terus!" omelan dari Bundanya membuat Niko diam, ia tidak berani melawan Bundanya. Jujur saja, Bundanya itu tegas, namun penyayang.

"Bun, Ayah kapan pulang?" tanya Netta pada Bundanya.

"Nanti malam. Oh iya, Ayah bilang sama Bunda kalian mau di beliin apa?"

"Oleh-olehnya jajanan di Malang aja Bun." jawab Netta dengan semangat.

"Makanan mulu di otak lo!" cibir Niko.

"Serah gue lah!" jawab Netta dengan santainya.

"Ya udah sana kalian berangkat nanti telat!"

"Ok Bun, Assalamu'alaikum" Ucap Netta dan Niko sambil berpamitan dengan Bundanya.

***

Suasana pagi ini tak seramai seperti biasanya, malah super duper ramai. Yang membuat Netta jengah pagi ini adalah disaat semua siswi berkumpul di lapangan hanya untuk sekedar cuci mata melihat cowo-cowo ganteng di SMA Rajawali yang sedang bermain basket dadakan.

Mata Netta menyapu lapangan basket, ia mencari teman-temannya. Ya, pasti teman-temannya sudah berbaris rapi seperti siswi lainnya.

Seperti perkiraannya, ia melihat temannya sedang seperti orang gila pagi ini, teriak-teriak tidak jelas memanggil nama-nama cowo-cowo songong menurut Netta.

Tak perlu pikir panjang, ia langsung menuju kelasnya 11 IPA 3, karena ia tak suka suasana terlalu ramai.

"Netta!" Panggil Nara pada Netta dengan wajah yang sumringah seperti menemukan bongkahan emas.

"Hmm.."

"Ikut gue ayo!" ajak Nara.

"Ga. Malas!" tolak Netta mentah.

"Ah, ga asik lo! Tau ga Net?"

"Ga."

"Ck, belum selesai monyet!" Nara menyentil jidat Netta.

"Netta. Bukan monyet!" Jawab Netta dengan nada agak sedikit kesal.

"Haha, pms lo ya? Sensi banget dah!"

"Buruan apa njir!"

"Gila, kasar banget ngomongnya. Gua aduin Bang Niko lo! Ujung-ujungnya kepo juga kan lo"

"Suka ga ngaca!"

"Jadi, di kelas 11 IPA 2 ada murid baru. Cakep anjirr! Kalu gue belum sama Nio udah gue gebet kali." mendengar itu, Netta hanya memutar bola mata.

"Yang pasti bikin kaget, Emi itu langsung suka sama cowo baru itu! Gila ya, dan Emi langsung minta id line-nya langsung di kasih dong!!!! Net, dan lo tau kan? Emi belum pernah sebahagia ini." Akhir kata dari inti cerita Nara pagi ini. Netta terlihat biasa-biasa saja, tapi hatinya berbeda.

Kini jantungnya berdegup lebih kencang, entah ada apa dengan Netta pagi ini.

****

Terimakasih sudah membaca💜
Jangan lupa vote ya,, biar tambah semangat akunya!!💜💜💜

FEELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang