TIGA

59 11 0
                                    

SELAMAT MEMBACA 💜

***

Saat ini Netta sedang berbaring bersama Alana dikamarnya. Kejadian di sekolah hari ini benar-benar bikin Netta terkejut, atau bahkan Alana juga ikut terkejut.

Netta tak sempat berkenalan tadi, karena dia langsung melarikan diri ke perpustakaan saat Ani menunjuk sosok cowo baru itu. Dia belum siap, atau mungkin, tak akan pernah siap.

"Lo udah tau Net?" tanya Alana dengan nada sedih.

"Iya." jawab Netta seadanya.

"Dan sekarang lo mau gimana?"

"Gimana apanya?"

"Ga usah sok belaga ga ngerti maksud gue!"

Yang di tanya hanya diam. Hanya Alana yang tahu segalanya tentang Netta, Alana berteman dengan Netta lebih lama dari pada mereka, sejak Sekolah Dasar mereka sudah bersama menjadi sahabat yang saling menguatkan.

"Dari awal gue udah nebak ini semua bakal terjadi, cepat atau lambat, Dia bakalan balik lagi."

"Tapi, gue ga nyangka. Kalau kejadiannya bakalan gini."

Netta diam, ia menunggu Alana melanjutkan ucapannya. Terkadang Netta kesal pada Alana karena ia selalu tahu apa yang dipikirkan Netta.

"Jangan diem mulu lo, jangan lari dari kenyataan lagi."

"Kapan gue larinya, Lan?" Jawab Netta sambil terkekeh.

Terkadang Alana kesal pada Netta karena ia selalu saja seperti ini lebih mementingkan orang lain dari pada dirinya sendiri.

"Sampai kapan lo mau ngalah lagi? Lo udah ngalah sama Nara dan sekarang lo mau ngalah juga sama Emi? Inget Net yang lo hadapin sekarang adalah masalalu lo yang belum lo lupain sampai sekarang." Jelas Alana panjang lebar.

Ya, dulu ia pernah mengalah pada Nara saat Netta mulai jatuh hati pada Nio yang secara diam-diam mendakatinya. Ia lalui semua kenyataan yang ada dengan susah payah dan hanya dengan dukungan dari Alana.

Saat mendengar Nara memberitahu tentang perasaanya pada Nio, saat itulah Netta mundur. Nio sempat kecewa pada Netta, namun berjalannya waktu Nio menerima semua ini. Bahkan, sekarang Nio dan Nara mempunyai status pacarankan?

"Terus gue harus gimana lagi Lan? Sedangkan Emi baru lepas dari kesedihannya selama ini." untuk kali ini Netta berbicara dengan raut wajah lelah.

Alana tau ini akan sangat berat untuk seorang Netta, Bagaimana perasaannya dipertaruhkan lagi demi sahabatnya, tapi untuk kali ini, Alana tidak akan membiarkan itu terjadi.

Setahun yang lalu, Ayah Emi meninggal dunia karena serangan jantungnya. Kejadian itu membuat dalam satu tahun ini Emi jarang tersenyum dan bukan seperti Emi yang dulu, ia cukup tersiksa dalam kenyataan satu tahun yang lalu.

Dan tadi di sekolah, Emi seperti dulu lagi hanya karena sosok cowo baru itu datang dikehidupannya.

"Tapi bukan dengan cara lo ngorbanin diri lo lagi, Net."

"Semua akan baik-baik saja, jalanin aja dulu Lan."

Yaa,, semogaa..

***

Dari pagi sampai sekarang yang dilakukan Netta hanya diam, bahkan gurunya menerangkan pun, Netta tak mendengarkannya, Nara bertanya sedari tadi pun, Netta hanya menjawab "Gue gapapa."

Bel istirahat pun berbunyi, dimana semua siswa-siswi SMA Rajawali berhamburan ke kantin.

"Net, lo mau nitip ga? Gue mau ke kantin bareng Nio ni" tawar Nara sambil senyum bahagia, bagaimana tidak? Nio mengirim pesan mengajaknya untuk ke kantin bareng kali ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 14, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FEELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang