💕 T.W.O 💕

184 19 0
                                    

Budayakan Vote terlebih dahulu sebelum membaca ya gengs.

Terima kasih 😊😊

Joshua sedang berjalan dengan pikiran yang sudah was-was, dan sedang mencari alasan-alasan yang masuk akal untuk menghindari celotehan seribu dongeng dari ketua majelis ekskul itu. alias Bapak Yanan yang terhormat.
Masalahnya Joshua sendiri masih belum tau apa yang terjadi pada Ekskulnya, terlebih lagi kayanya selama ini aman-aman aja tuh, kenapa sampai Pak Yanan harus manggil dia gitu?

"Adeuh ieu si Hana buat ulah naon deui ya anjir, padahal selama setahun kemarin teh udah aman,tentram, dan sejahtra Ekskul Mading."

Joshua masih saja menggumam, sambil melangkah lebih pelan agar sampai di ruangan neraka itu tidak terlalu cepat. Namun karena saking asyiknya menggumam sampai-sampai dia nyaris menabrak Cewek yang berhenti mendadak di tengah-tengah koridor. 

"Ehey atuh eneng tong berenti tengah jalan!"

"Plis jangan bacot deh!"

"Heh! ya kalo nggak mau di bacotin ya jangan tengah jalan dong!"

"lagian emang ini jalan nenek moyang lo? suka-suka gue dong mau berenti dimana aja!"

"Ai kalo bukan cewek udah aing hantem ini manusia!" Joshua mengepalkan tangan dengan gemash. "Tolong ya karena ini jalan umum, jadi kalau mau bergalau ria bisa minggiran dikit,. kalo perlu mepet tembok aja gimana?"

"Kok l-" Kata-kata cewek itu terhenti ketika menatap lawan bicaranya. "LO LAGI!"

"Apa? kenal kitu lo sama gua?"

"Berharapnya sih nggak, tapi kalo setiap liat lo darah gue jadi tiba-tiba naik gitu!"

Joshua hanya mencibir sembari meledek kecil, padahal dalam hatinya juga dia sudah sebal saat mengetahui siapa yang memulai perdebatan nggak berfaedah ini, dari awal ketemu cewek ini waktu hari pertama upacara, selalu di bumbui dengan adu mulut. Kayanya emang ada daya tarik yang panas sih di dalam badan cewek ini.

"Kak Olin, Kak Joshua!" 

Kedua orang itu sontak langsung menghentikan perdebatan ketika dua adik kelas menghampiri mereka dengan penuh keringat perjuangan 45. "Aduh kemana aja sih? Pak Yanan udah bacot mulu itu ish, malah pacaran disini."

"Najis!" 

"Geleuh!"

Keduanya sontak membuang muka dengan sebal, Adik kelas itu hanya cengengesan, dan menarik dua sejoli itu untuk bergegas ke ruangan Pak Yanan, atau si guru Killer.

💕💕💕

Keduanya sudah berdiri sambil menatap ke lantai ruangan sekretariat Osis. kabar yang di berikan Pak Yanan sungguh membuat mereka berdua langsung down, karena bukannya apa-apa tapi mereka justru memikirkan bagaimana cara menyampaikannya kepada para Anggota masing-masing.

"Yasudah itu saja, kalau kalian ada cara, langsung kasih tau saya. Supaya saya bisa bantu kalian."

Mereka berdua langsung keluar ruangan dengan cepat. Cewek disamping Joshua itu langsung mengadahkan wajahnya keatas. Dari yang Joshua perhatikan, kayanya cewek itu lagi berusaha menahan tangis yang sedari tadi mau pecah di dalam ruangan.

"Nangis mah nangis weh atuh."

"Berisik lo!"

"Jih atuh mau lo mau kaya gimana hah?" Cewek itu hanya mengalihkan pandangannya ke lain arah, merasa nggak akan berguna juga ber-cerita dengan cowok disampingnya ini. "Gua juga stress, tapi ya bawa enjoy aja sambil pikirin caranya."

Love Potion (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang