💕 O.N.E 💕

369 25 2
                                    

Mohon budayakan vote terlebih dahulu sebelum membaca

Setelah itu tinggalkan jejak

Terima kasih ☺️☺️

Joshua berlarian kecil di tengah koridor yang sedang ramai, padahal jam masih menunjukan pukul 06.30, tapi cowok itu sudah berlari dengan rusuh seperti di kejar-kejar anjing tetangga. Sebenarnya ada satu alasan sih kenapa cowok itu sampai tergesa-gesa begini. Itu karena, dia lupa mengerjakan tugas essai dari pak Surip semalam. Kalau essai matematika sih enak, dia tinggal menulis angka, dan juga rumus saja. Sialnya Pak Surip ini mengajar PPKN yang dimana satu essai aja, bisa habis satu lembar penuh.

“Lur! Minjem ppkn atuh!” Joshua sudah mengantri di depan Anggi yang sedang sarapan bersama Farhan, demi apapun! Pagi-pagi udah disuguhin pemandangan bucinan temennya begini! Sungguh tega. “Anggi, minjem atuh.”

“Ambil aja di tas, memangnya semalam nggak sempet bikin Jo?”

“Lupa, semalam focus ngerjain proposal dari sekolahan, sama brosur-brosur, jadi gak sempat bikin tugas Pak Surip.”

Anggi hanya mangut-mangut, dan mempersilahkan Joshua mengambil buku miliknya. Cowok itu jelas dengan senang hati mengambil buku Anggi, dan segera pergi ketempat duduknya.

Joshua dengan khidmat menyalin tugasnya Anggi, bahkan kerusuhan di kelas yang sudah di mulaipun, sama sekali nggak membuat dirinya beranjak dari kursinya, lalu ikut memeriahkan konser dadakan itu di depan kelas. Gimana ya, rasanya tuh PPKN hidup dan matinya sekarang, meskipun bukan pelajaran utama yang harus dia pelajari banget. Joshua hanya ngga kepingin terkena hukuman dari Pak Surip yang bisa bikin  dirinya tekor sekaligus modar dalam waktu yang bersamaan.

“Duh lapar! Gara-gara si belegug Alisya nih aing jadi ngga makan tadi pagi!” Joshua sesekali memegangi perutnya yang sudah berdemo di tengah kegiatan menyalinnya. Beruntung Tugas sudah selesai, tapi yang bikin sial jam masuk sudah hampir bunyi 3 menit lagi. Nggak mungkin Joshua harus ngibrit lari sekencang Flash buat beli roti sama susu bendera doang.

“Jo mau gak?”

“Duh baik pisan maneh teh Ndri, btw teu exploded kan?”

“Haaaa? Apaan exploded?”

“Eta ish basi maksud aing.”

“Pinter! Yakali exploded. Kalau kaya gitu, lo buka bungkusnya juga langsung meledak nih satu sekolahan!”

Joshua cuman nyengir, dia lupa kalau kadaluwarsa itu Bahasa inggrisnya Expired, tapi bodoamat lah, urusan banget sama perkara expir-expir dan sejenisnya. Setidaknya 4 jam pertama perutnya bisa berhenti berdemo sampai jam istirahat nanti.


***


Pembelajaran Pak Surip yang bored setengah mati itu selesai juga, murid-murid sejenis Joshua langsung pergi begitu aja tanpa aba-aba ke kantin. Matanya butuh penyegaran setelah 4jam kurang lebihnya menatap Orang tua kolot itu cerita tentang masa orde baru dan sejenisnya. Maaf-maaf aja Joshua bukannya nggak kepingin belajar tentang sejarah pemerintahan Indonesia. Hanya saja, otaknya menolak buat kembali ke masa lalu, dan menyimpan setiap kata perkata yang ada di buku paket yang tebalnya ngalahin buku binder anak SD.

“Kak Joshua!” Joshua yang sedang bersenandung ria langsung menghentikan langkahnya, menoleh kebelakang, dan melihat anggota ekskulnya sedang melambaikan tangannya. “Tadi aku tuh nyariin, mana proposal, sama Brosur yang semalam? Anak-anak pada nungguin itu.”

Joshua cuman mendecih pelan, lalu memberikannya pada Hana dengan malas-malasan. “Ngomong naon heula atuh?!”

“Makasih kakak ganteng!”

“Tah kitu! Pokoknya gua gak mau tau ya, kalau ada hal semacam gini lagi! Gua nggak mau bantuin, salah kalian sendiri soalnya! Ini deadline udah jauh-jauh hari gua bilang, tapi ngga ada satupun dari kalian yang ngerjain!”

“Iyaa maaf, kemarin-kemarin kan kita semua sibuk sama urusan masing-masing.”

Joshua malah semakin menyipitkan matanya ketika Hana berbicara demikian, mungkin kalau bukan anggotanya sendiri, Hana sudah dia bikin jadi pentol favoritnya selebgram Kekeyicantika22 itu kali.

“Semua juga sama! Gua bahkan hampir kena hokum Pak SUrip buat bikin masalah yang tebelnya bisa bikin modar, kalau aja ketahuan nggak ngerjain tugasnya dia. Tapi karena gua masih punya tanggung jawab, gua memanage waktu keduanya supaya bisa kelar di hari yang sama. Ya… walaupun tugas pak Surip ujungnya nyontek sih, tapi gua bisa! Masa kalian nggak bisa?”

“Iya kak maaf, udah ya kalau mau ngomel nanti aja lagi. Aku hampir lupa kalau tadi Pak Yanan manggil Kakak untuk keruangannya sehabis istirahat. Udah gitu aja, Bye!” Hana buru-buru menghindar dari Joshua yang sudah memasuki mode singa ini, bisa bahaya kalau terus-terusan ada di dekat Joshua, mungkin Hana udah jadi zebra geprek kali dibuatnya.

Joshua hanya mendengus pelan, kalau Pak Yanan sudah memanggil, pasti ada satu hal yang nggak mengenakan buat dirinya. Karena Joshua tahu betul, Bapak-bapak berkumis hitler itu pasti membawa pesan tidak baik. Karena sudah ada pengalaman dari Megi, dan Libra.

TBC

Haiii gengs.. sesuai kata gue tadi.... Cerita ini benar-benar gue rombak seutuhnya.. sekaligus mencoba untuk mengembangkan beberapa bagian selama gue hiatus kemarin.. mungkin bakal gue up ngga secara rutin, kalau ada waktu senggang, atau waktu gue libur kerja aja...

Ciao!!!!

Happy Reading!! 😊😊

See you on the next chapter 😘😘

Joshua Revant Sihombing si Happy Virus Mipa1

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Joshua Revant Sihombing si Happy Virus Mipa1

Love Potion (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang