Intro : Serendipity

88 10 1
                                    

Luna's POV

Dear diary,
November, 2017

Annyeonghaseyo. Namaku Luna Aurelia. Aku seorang mahasiswi ekonomi tingkat tiga di salah satu universitas di Indonesia.

Di kelas, aku dijuluki si hobbit. Karena aku pendek. Paling pendek di kelas. Selalu paling pendek. I have one dimple on my left cheeks. It's weird haha. But I like it. Kulitku tidak terlalu putih. Rambutku hanya sebahu. Aku tidak suka rambut panjang. Itu membuatku terlihat tua dan membuat sakit kepala. Dan yang paling aku suka adalah bulu mataku yang lentik. I love it.

Mamaku asli Jakarta. Papaku asli Bandung. And I have one lil bro (adik laki-laki). Awalnya kami menetap di Bandung. Kota favoritku. Kota penuh kenangan. Tapi akhirnya kami pindah ke Jakarta. Karena pekerjaan Papaku pindah ke sana.

I am an introvert person. Aku suka menyendiri. Aku mendapatkan energi ketika menyendiri. Tapi orang-orang selalu menganggapku sebagai manusia anti-sosial, tidak sopan, dan tidak bisa diajak berteman. What the hell.

Pada prinsipnya, orang introvert itu bukan orang yang anti-sosial. Mereka hanya butuh waktu untuk mengumpulkan energinya dengan menyendiri. Mereka memang pendiam. Bicara hanya seperlunya saja. Tapi sekalinya bicara, kalian harus sangat menyimaknya.

Nah itu gunanya orang ekstrovert. Mereka harus bisa memancing si introvert. Diajak bicara, bercerita, dan bertukar pandangan. Bukan ditinggal, dijauhi, diasingkan, dan diremehkan. Seolah-olah semesta pun enggan untuk berteman dengan si introvert. Orang introvert itu menyenangkan kok jika kita ingin mengenalnya lebih dalam. They will be themselves.

Tapi beginilah keadaanku sekarang. Aku sendiri. Di kelas, aku sama sekali tidak punya teman akrab. Mereka hanya menghubungiku ketika butuhnya saja. Benar-benar saat butuhnya saja. Miris sekali bukan. Aku iri. Iri sekali. Melihat mereka berkumpul. Bermain bersama, sharing bersama, tertawa bersama. Dan aku hanya bisa menunduk sambil tersenyum.

For your information, introvert suka menyendiri tapi tidak suka kesepian.

Oh God. Bahkan kedua orang tuaku saja sudah lelah melihat karakterku yang seperti ini. Minim bicara, tertutup, pokoknya tidak ada yg bisa dibanggakan dari diriku. Tapi sebenarnya, mereka yang mendidikku seperti ini.

Sejak kecil, aku tidak dibiasakan untuk bergaul. Mereka takut jika terjadi hal yang tidak-tidak denganku. Ingin main ke rumah teman yang se-perumahan saja dilarang. Apalagi pergi ke luar kota atau bahkan luar negeri. Pokoknya aku seperti di penjara. Tidak tahu apa-apa. Mereka lebih suka melihatku membersihkan rumah, dan segala macamnya. Layaknya seperti ibu rumah tangga.

Sekalian saja nikahkan aku.

Bahkan mereka pun melarangku untuk berpacaran. Nah untuk aturan yang satu itu aku setuju. Untuk apa sih pacaran? Dosa, iya. Penyemangat? Yang kulihat dari beberapa temanku yang mempunyai pacar, hampir setiap hari ceweknya menangis terus.

Penyemangat moyang lo.

Ya. Aku jomblo dari lahir. Tenang guys. Tidak usah panik kalau masih jomblo. Ingat. Jodoh sudah ada yang mengatur. Karena kita cewek, kita tinggal menunggu yang datang ke rumah saja kan.

Tidak usah menghabiskan waktu dengan pacaran.

"I have no time untuk dibaper-baperin sama jodoh orang". Hehe. #peace

Seiring berjalannya waktu, aku semakin besar dan dengan didikan yang sama, jadilah aku yang seperti sekarang ini.

Come on. Aku ingin mempunyai banyak pengalaman. Agar aku bisa lebih percaya diri.

LOVE YOURSELF | JJKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang