Falling In Love Is Plain 2 : First & Last

460 62 7
                                    

Seoul, Musim Semi 2004

Jimin tersenyum saat melihat kedua putranya saling berpelukan, lebih tepatnya Taehyung yang memeluk Jungkook dengan posesif, menjaga agar Jungkook tetap nyaman dan tenang. 

Tadi malam Jungkook demam dan Taehyung bersikukuh menjaga adiknya karena Hyeri tengah hamil tua dan butuh istrahat lebih. Jimin hanya mengiyakan saja, karena tahu bahwa Taehyung sudah memiliki tanggung jawab besar setelah Jungkook lahir. 

Jimin mengecup kening Jungkook dan Taehyung bergantian kemudian mengecek suhu tubuh Jungkook dengan termometer. 

"Syukurlah demamnya sudah turun." Jimin menghela napas panjang kemudian mengguncang pelan tubuh keduanya, mereka berdua harus bangun agar bisa berangkat ke sekolah. 

"Appa." 

Jimin tersenyum saat Jungkook membuka mata. "Selamat pagi jagoan, bagaimana tidurmu?"

"Tidak nyaman, hyungie mendengkur semalaman." 

Jungkook mengerucutkan bibirnya, menyingkirkan lengan Taehyung yang mengurung tubuhnya, namun bukannya lepas Taehyung justru mengeratkan pelukannya membuat Jungkook semakin kesal dan memilih menggigit pipi Taehyung. 

Jimin yang tidak sempat mencegah kemudian menutup telinganya saat mendengar teriakan kesakitan Taehyung karena gigitan Jungkook, Taehyung sendiri langsung melepaskan pelukannya kepada Jungkook, kesempatan itu tidak disia-siakan Jungkook yang langsung berlari ke kamar mandi setelah menyambar handuk dan seragamnya. 

"Yak! Kenapa harus menggigit pipiku? Appa ... lihat anak appa itu."

"Pagi jagoan, apakah tidurmu nyenyak?"

"Apakah itu sebuah pertanyaan yang tepat untuk seorang anak yang baru saja kena gigit kelinci liar?"

"Tapi kelinci itu jinak semalaman di dekapanmu, Tae. Sayangnya, kau mendekapnya terlalu erat sehingga kelincinya menjadi sedikit nakal, kau tahu itu seperti menggenggam bunga mawar yang tangkainya berduri, semakin erat menggenggamnya maka tanganmu akan terluka, juga seperti tulang yang berusaha dibengkokkan, semakin berusaha malah patah. Kau harus tahu, bahwa tidak baik terlalu menggenggam dan memaksakan kehendak itu akan menyakitimu, kau paham?" 

Jimin yang sedari tadi berbicara sembari menelusuri kamar Jungkook mengangkat alisnya saat atensinya kembali ke ranjang. 

Sosok park Taehyung yang beberapa sekon lalu masih di ranjang tiba-tiba lenyap. 

"Jadi, sedari tadi aku berbicara dengan siapa?" Jimin bergumam dengan wajah seriusnya.


_____


Hyeri tersenyum saat mendapati Jungkook sudah rapi dengan seragamnya, Hyeri sendiri baru selesai menata makanan di meja. 

"Pagi, eomma. Sarapan apa hari ini?" Jungkook menyapa sembari mencium pipi kiri Hyeri dan mengelus perut buncit Hyeri lantas menciumnya singkat, hal kecil yang membuat Hyeri terkekeh pelan. 

"Pagi Tuan Putri, sudah siap sarapan?" Jungkook menyapa jabang bayi di perut Hyeri dan itu membuat Hyeri semakin gemas.

"Pagi juga sayang, hari ini ada Omurice dan Bubur Abalon untukmu, demammu sudah sembuh sayang?"

"Sudah, hyungie mengobatiku dengan sangat baik. Jadi, sepertinya dibanding Bubur Abalon Kookie mau Omurice."

"Big no, nanti Kookie kecapekan mengunyah." Hyeri terkikik setelah membuat Jungkook mengerucutkan bibirnya sebal. 

The Truth Untold [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang