Day, When It's All Over

388 44 3
                                    

Seoul, Awal Musim Gugur 2014

Suasana musim gugur membuat semua orang bersiap. Jimin sudah siap dengan setelan pakaiannya. Bukan setelan jas saat dia bertemu klien, melainkan hanya kemeja berwarna biru muda dengan corak di bagian kerah dan ujung lengannya dipadukan dengan celana jeans berwarna biru, Jimin terlihat lebih muda sepuluh tahun dari usianya dan satu hal yang membuatnya merasa senang adalah karena kemeja ini adalah kemeja pemberian Jungkook, anak itu yang sengaja membuat mereka menjadi serasi. Hyeri yang sudah memakai dress dengan warna senada tersenyum setelah memasang jepit rambut di rambutnya. 

"Kalau melihatmu seperti ini, aku jadi mengingat saat kita berpacaran dulu." Hyeri menceletuk membuat Jimin terkekeh kemudian menarik bahu Hyeri untuk bercermin bersamanya, Jimin merasa dia dan Hyeri lebih muda sepuluh tahun dari usianya sekarang, bukan tapi mungkin dua puluh tahun. 

"Aku merasa bukan seorang ayah yang memiliki tiga anak, aku sangat tampan hari ini, yeobo."

"Ya, aku sudah mengetahuinya sejak dulu itulah kenapa aku menerima lamaranmu." 

Jimin terkekeh mendengar jawaban Hyeri kemudian mengecup kening Hyeri gemas. 

"Aku mencintaimu." Jimin menatap bibir Hyeri dan bergerak perlahan untuk menciumnya.

"Eomma! Appa! Palliwa!" 

Suara Nari memecah keromantisan yang nyaris mereka ciptakan, membuat Hyeri terkekeh lucu dan Jimin mendengkus kesal. 

Lantas Jimin menggendong Nari yang sudah cantik dalam balutan dress yang senada dan serasi dengan Hyeri dengan bando biru muda yang menghiasi rambut bergelombangnya yang tergerai. Jimin gemas sekali dengan anak perempuannya. Hyeri sendiri sudah bersiap menyambut kedua putranya yang sudah tampan dengan setelan yang sama dengan Jimin. 

"Dibandingkan keluarga, kenapa kita berlima lebih mirip lima bersaudara?" Hyeri berceletuk membuat Jungkook dan Taehyung tertawa. 

"Baiklah, hari ini eomma akan memiliki dua kekasih tampan dan berjalan bersama duda anak satu."

Bisa dikatakan, hari itu tidak jauh berbeda dari hari sebelum-sebelumnya, kebahagiaan yang memang selalu ada di kehidupan mereka. 



____



Jimin tidak tahu, awalnya semuanya baik-baik saja, proses pemotretan berjalan sangat lancar seperti biasanya di awal musim. Bernyanyi bersama di mobil di sepanjang perjalanan dan bergembira seolah tidak akan ada lagi kesedihan. 

Jimin mengemudi dengan perasaan gembiranya, di sampingnya ada Taehyung dan dibelakang ada Hyeri yang tengah memeluk Nari yang sedang rewel dan di belakang Taehyung ada Jungkook yang sedang membujuk Nari agar berhenti merengek. Nari sedang marah kepada Taehyung ternyata sehingga membiarkan Taehyung duduk di samping Jimin yang tadi diduduki oleh Hyeri. 

Jimin menarik napas panjang, berusaha untuk sabar saat tiba-tiba ada mobil yang melintas di depannya, padahal ini adalah saatnya untuk berjalan dan sisi lain yang belum diperbolehkan untuk berjalan. 

"Jangan mengumpat appa, ada Nari di sini." 

Jimin mengangguk kemudian kembali melajukan mobilnya pelan-pelan, dibandingkan memikirkan nasib mobil tadi yang sudah menabrak mobil lain di depannya namun sepertinya hari itu waktu tidak mau untuk bernegosiasi. 

Sesuatu menabrak mobil yang dikendarainya dan membuatnya lepas kendali, ketidaktertiban dalam berlalulintas itu mendadak membuat semuanya kacau. 

Jimin mengatur pernapasannya, mengecek satu persatu anggota keluarganya Taehyung sudah kehilangan kesadaran dengan luka robek di dahinya, Jimin meringis melihatnya, rasa takut kehilangan tiba-tiba menyeruak dalam dadanya, menguasai seluruh perasaannya hingga terasa sangat sesak, putra sulungnya terlihat kesakitan. 

The Truth Untold [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang