namaku luciel Silvius, orang banyak memangilku ciel. para pencinta anime pikir aku mirip dengan ciel phantomhive, bagiku itu bukan masalah. karena saat salah satu temanku memperlihatkan gambar ciel padaku, ternyata memang mirip
sekarang ini aku sedang berjalan dengan santai menuju ke perpustakaan, guruku memberikan sebuah tugas yang HARUS di kumpul besok. bisa aku bilang bahwa guruku itu memang kehilangan akal sehatnya, dia sering dan maksudku dengan sering itu dia SELALU menceritakan tentang mahluk aneh kepada kami
aku mengerti dia guru kimia, namun kenapa dia selalu bercerita tentang mahluk yang di sebut Estal. tapi apa mungkin benar mahluk yang dia sebut Estal itu benar benar ada? cih, sekarang aku malah menjadi gila karena ajarannya.
sesampainya di perpustakaan, aku langsung masuk dan mencari buku yang berhubungan dengan sejarah. dari jauh aku melihat seorang pria bersurai merah muda, dia terlihat sangat kesulitan untuk merah sebuah buku. namun tangga yang dia pijak juga bergetar
langsung saja aku melesat, namun aku terlambat. dia jatuh dari tangga dan menimpa tubuh ku "maaf aku tak berhati hati" ujar pria itu dengan nada pelan, langsung saja banyak desas desus yang mengomentari kami
"ih..., jangan jangan tuh cowok gay"
"ganteng kok gay sih"
karena aku merasa kesal, aku langsung menarik pria itu keluar dari perpustakaan. aku menarik nafas dengan sangat berat "Ha......, kau tau aku baru saja tiba dan terpaksa keluar" ujarku dengan nada datar, dia langsung membungkuk "sekali lagi aku minta maaf, nama ku danttelion magnolia"
aku sebenarnya bingung, kenapa pria ini memiliki aura yang aneh. rasanya seperti dia berada di kedua sisi kebajikan dan dosa, sudah lah mana mungkin semua itu terjadi
"aku Luciel Silvius panggil saja ciel" pria itu tersenyum dengan lembut lalu mengangguk, dia tiba tiba menarik tangan ku "tadi memangnya kau mau ngapain ke perpustakaan?" tanya danttelion dengan wajah ramah nya "sebenarnya guruku memberikan ku tugas untuk mencari sejarah tentang mahluk yang bernama Estal"
pria yang awalnya tersenyum itu langsung berubah menjadi serius "Estal.....ya?" ujar nya dengan pelan, aku mengangguk dengan pasti. tiba tiba dia mengeluarkan sebuah notebook kecil dan memberikannya kepadaku "itu adalah buku sejarahnya, tenang saja buku itu aku yang 'temukan' besok di tempat ini dan waktu yang sama aku ingin kau mengembalikan nya kepadaku"
aku langsung senang, siapa sangkah buku yang sudah aku cari di beberapa perpustakaan ternyata dia pemiliknya.
ditempat lain...
"dasar bego, buku ku kau bawa dan kau pinjam kan kepada orang asing?" tanya seorang gadis yang membuat danttelion mengangguk patuh, gadis itu hanya dapat menghembus nafas pasrah "baiklah, besok ingat kembalikan atau aku yang akan turun tangan"
dengan merinding danttelion segera keluar dari ruangan tersebut, alangkah terkejutnya dia ketika dia membuka pintu ada seorang pria yang lebih tinggi di hadapan nya "yo, danttelion mari kita bicara sebentar" mendengar ajakan sang pria danttelion mengangguk lagi
mereka berjalan ke sebuah taman yang sangat sunyi dengan tenang, sesampainya disana danttelion dikejutkan ketika sahabat baiknya langsung menjual kepala danttelion "kau memang bego, sudah berapa kali aku ingatkan kalau kau akan mati jika kau berada disana. vera itu bukan orang yang tepat untuk diajak bercanda"
"ya, mau bagaimana lagi. dia mengalami masa lalu yang suram" balas danttelion dengan tenang, sahabatnya hanya dapat menggelengkan kepalanya dengan pelan "walau begitu, aku heran kenapa dia hari ini dia dapat seemosi itu" seraph mendengar kata sahabatnya akhirnya danttelion mengerti
"kau tau kan ini adalah hari dimana satu keluarga nya tewas, mungkin itu penyebabnya" Sang pria bersurai jingga iu langsung mengangguk setujuh "baiklah, aku Avaceth Galenion akan membuat nya tersenyum"
sementara dari lantai dua rumah itu terlihat gadis yang memandangi mereka dengan senyum tipis "dasar orang orang bego....." gumam gadis iu yang langsung pergi dari pinggir jendela.di rumah luciel, terlihat seorang pria bersurai hijau menggetuk pintu kamar luciel "ciel, ayo turun makan siang sudah siap" ujar nya dengan nada penuh ketenangan, di dalam kamar Luciel terlihat pria berumur 18 tahun ini sedang mengerjakan tugas yang di berikan oleh gurunya
"iya kak, makan dulu saja. nanti aku susul kok tenang" balas Luciel yang masih fokus akan pekerjaan nya, Fitz menggelengkan kepalanya pelan lalu menendang pintu kamar Luciel hingga terbuka "makan dulu yuk, sebelum aku menendang wajahmu"
setelah mendengar ancaman kakak nya yang mematikan, Luciel akhirnya beranjak dari meja belajar dengan pelan "b-baiklah ayo kita makan" Fitz tentu saja merasa senang setelah mendengar perkataan dari luciel, keduanya langsung berjalan menuju dapur
Luciel dari tadi sangat serius, biasanya Luciel tidak pernah serius ini mengenai suatu hal "Luciel, ada apa? kenapa hari ini kau terlihat sangat serius? biasa nya cuek aja" tanya Firtz bertubi tubi, Luciel tersadar dari lamunan nya lalu melihat kearah firtz
"tidak apa kok, ku hanya memikirkan. kak apakah Estal itu benar benar ada?" Fritz yang mendengar perkataan tersebut langsung terkejut "aku juga tidak tau, tapi belakangan ini hal itu sangat menjadi perhatian orang orang. entah kenapa alasannya" balas fritz sembari menaikan kedua pundaknya
sesampainya mereka di ruang makan Kedua pria itu langsung duduk di bangku mereka masing masing "kak, nama nama kakak itu sebenarnya siapa?" mendengar pertanyaan adiknya Fritz langsung terkejut "oh, kau sudah mengetahuinya?" balas Fritz dengan nada seriusnya
Luciel mengangguk sementara Fritz hanya dapat menghembuskan nafas "baiklah adikku nama asliku adalah Fritztan Herlequin"
"namun bagaimana kau bisa menyadarinya?" tanya Firtz yang bingung, Luciel hanya menunjuk kearah wajah Firtz "rambut dan mata kakak sangat berbeda dengan keluarga kami, keluarga Silvius memiliki rambut khas berwarna biru dongker kak"
Fritz langsung mengelus kepala adiknya "jadi sebenarnya kakak, siapa kau?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ESTAL
FantasyHancur... semuanya hancur... tak ada kehidupan yang tersisa dari dunia Elistar, penyebab kehancuran ini hanya satu. keserakahan, karena keserakahan semua warga di Elistar tubuhnya diambil ahli oleh kekuatan mereka sendiri. Alistar sang pencipta tale...