4

28 4 0
                                    

Petang datang,
dalam siang yang terik.
Duduk sejenak
menikmati secangkir kopi
terasa pahit memang,
namun cukup untuk
melampiaskan rasa rindu
yang terbendung.

Sekelebat, kopi ini mengingatkanku
Wajahnya yang khas, datar nan kelabu
Tangannya halus mulus
bak kapas baru yang merebah pelan
Entahlah, efek kopi ini
terasa sampai intuisi memoriku.

Mencoba untuk melepaskan
Namun sulit menerima kembali
Tawa canda seakan sirna,
Goyah akan ketidaksempurnaan abdi.

Malam kelam datang
Ah, mungkin hanya perasaanku saja
Sepertinya aku butuh kopi lagi
Untuk mempertimbangkan
nasibku kedepan.

Antara Ada dan TiadaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang