Everyone is perfect in unusual Way
⚛
Seminggu setelah UHT selesai diadakan, Agatha mengajak teman-temannya untuk menonton film Korea. Gatha bilang, ia ingin merefresing pikiran. Ia juga sudah menyiapkan film yang bagus. Katanya.
"Syifa, lo bawa laptop kan?"
Syifa yang tengah membuka buku pelajaran mendongak. "Bawa, jadi nonton film?"
"Jadi lah, udah gue download. Nganggur kuota kalo gak jadi nonton." Syifa hanya mengangguk-angguk, kemudian mengeluarkan laptop dan cas nya.
"Nih, ati-ati bawanya, udah ringkih!"
Alice tertawa. "Sama kayak yang punya,"
"Asssiall lo Lice," Alice kembali tertawa. Ia mengekor Gatha yang juga mengekor Syifa kearah meja guru. Membuka laptop dan mengecasnya, karena hanya di samping guru dan samping pintu saja yang ada stop kontak nya.
"Lo download film apaan, Tha?"
Gatha mengeluarkan flashdisk nya dari kantong kemudian menunjukkannya keatas. "Taratatatata.. Gue bawain film Real."
Syifa melotot garang. Alice ikut bingung, apa sebenarnya?
"Kenapa lo melotot Syifa?" tanya Alice ikut bingung. Syifa menjauh dari mereka, melambai-lambaikan tangan dengan maksud 'tidak-tidak, jangan nonton itu'.
"Jangan nonton itu, kasian laptop gue, nanti virusan."
Alice tambah bingung. Namun Agatha malah tersenyum jail dan memasangkan flashdisk nya ke laptop Syifa. Membuka file yang ada kemudian mulai menekan play. Alice duduk di belakang kanan Agatha. Disusul Bella, Kaila dan Rosy yang masing-masing sudah menyusun kursi penontonnya.
Film yang diputar Agatha baru selesai memperkenalkan tokohnya. Di menit pertama masih wajar, wajah tampan Kim So Hyun langsung terpapar jelas di sana. Namun, setelah beberapa menit berlalu, adegan dewasa dimulai. Oh tidak. Kim So Hyun lepas celana boo'. Mata polos Alice ternodai.
"Agatha gilaaaa" teriak Alice melengking, membuat siswa yang ada di dalam kelas menoleh kearahnya. "Bisa-bisanya bawa film gituan ke dalem kelas." nada bicara Alice mulai menurun. Agatha hanya menyengir. Serius gila ini Gatha.
Alice memilih bangkit dari kursinya, berjalan dibelakang Bella yang sedang memegang pipinya dan Rosy dengan mata tak lepas dari layar laptop. Alice menuju ke mejanya dan memilih membaca novel karya Ilana Tan yang belum sempat terselesaikan.
"Dasar teman mesuum. Bisa-bisanya bawa film erotis ke kelas. Ya Allah." gerutu Alice masih kesal. Ia membuka buku dan melanjutkan sesi membacanya.
Pikirannya melayang disaat ia sampai di dua lembar pertama. Ia memikirkan nama yang sudah hampir satu bulan ini menempati kepalanya. Merasakan hati yang sedikit demi sedikit lekas menghangat karena menyebut namanya saja.
⚛
Brakkk ....
Suara itu berasal dari ponsel Alice yang sengaja dibanting di depan lemari. Kesal bukan main. Alice kira ponselnya hanya mati biasa, yang di charger bisa langsung menyala kembali. Tapi sudah tiga hari ponsel itu tergolek tak bernyawa di atas nakas tanpa lepas dari chargernya. Alice memberengut kesal. Tak peduli ia tak memiliki handphone, pikirannya kalut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Orangeade
Teen Fiction#grasindostoryinc #pastelwattpadseries Sepasang insan yang dipertemukan dengan segala perbedaannya. Bukan soal derajat atau martabat. Namun mereka mampu melengkapi dengan segala gelap dan terang yang mereka miliki.