Aku Orang Bebas

26 0 0
                                    

Namanya Lara

Sekarang ia hanya ingin keluar bergaul, mendapat teman. Oke yang satu itu dapat ia maklumi saat ini, tak ada dunia luar. Suatu saat nanti ia akan memberontak.

Suatu pagi, bukan tanpa sengaja, di hari Senin saat ia ingin pergi kesekolah , lupakanlah, kali ini ada yang lebih dari biasa-biasa saja, sesuatu yang menghilang, jeritan-jeritan menyebalkan dialah pengasuh panti. Baginya pengauh sialan itu memanfaatkan mereka untuk mencari uang dijalan-jalan.

Ada juga Gilang

Ia hanya ingin melakukan yang ingin ia lakukan, mencuri agar mendapat banyak uang, malamnya berkelahi dan bermain judi, atau duduk diatas tower masjid sampai azan shubuh membangunkanya.

Jika mereka berdua yang tidak menyukai para pengasuh panti itu, maka merekalah yang pertama senang atas kehilanganya, dan pertama juga yang mencari-carinya.

"Lang gua pernah baca ya kalo ada sesuatu yang amat kita benci, kemudian sesuatu itu tiba-tiba menghilang maka orang yang paling membencilah yang sibuk mencari-cari."

"Sejak kapan lo baca tulisan gua Ra"

"Haha gak sengeja gue tadi liat kertas didepan kamar lo,gue bacalah, jadi lo yang ceroboh atau gue yang kepo"

"Gue pengen nyari pengasuh itu Ra, lo jagain rumah aja"

***

Gilang dalam pikiranya. Detik ini ia bebas, tidak ada yang mengancam jika kabur ini kesempatan emas, tapi ia tidak ingin mengajak Lara, ia masih sekolah, walaupun pengasuh sialan itu mencurangi kami, mereka tak lupa dengan pendidikan anak-anak kecuali Gilang.

Apa itu Kebebasan? Bebas berarti tak ada pertanggungjawaban, atau malah lebih banyak bertanggung jawab, tanggung jawab terhadap diri sendiri.

Lupakanlah Gilang tidak ingin berlama-lama lagi Kebebasan hanya ia dapatkan sekali. Mungkin pengasuh itu sedang jalan-jalan, atau menjadi tahanan, peduli setan.

Tapi bagaimana Lara, Chika, Ajeng, Tino, dan anak-anak yang lain, sedangkan dia lah yang paling tua? Bagaimana jika pengasuh itu tak pernah benar-benar kembali, atau hilang ditelan bumi. Maka yang ia harus lakukan adalah memastikan kepergian Pengasuh.

***

Maka tengah malam pun datang, sekarang dia berada digerbong kereta, tidur disana bersama puluhan gembel desa, kepalanya tertunduk menunggu sampai shubuh dan masuk kekereta tidur dan bangun sebelum kereta benar-benar berhenti digerbong selanjutnya.

Pagi pun datang, sekelebat angin menyiram wajah tirus yang tak terurusnya. Jika orang-orang membawa banyak koper hanya untuk ke kota, maka Gilang hanya membawa kaos yang menempel di tubuh gosongnya, dengan celana dan sepatu yang sudah bau hangus. Tidak membawa sepeser uang, dan apapun itu, dia hanya meninggalkan surat untuk Lara. Mudah-mudahan Lara bisa membaca surat dengan tulisan tangan prasejarahnya.

"Aku pergi Lara, aku tidak ingin kalian putus sekolah, percayalah aku orang bebas, jangan khawatirkan aku, karena aku tidak membawa apa-apa selain pakaian yang ada ditubuhku, dan maaf Lara akulah yang mencuri cokelat PerakRatumu, Salam Gilang"

Baginya semakin banyak membawa barang saat pergi tanda bahwa ia tak bisa bertahan dengan lingkunganya sendiri, lupakanlah. Sekarang dia harus melompat dari atas kereta yang sedang berjalan. Jangan hiraukan dia telah terbiasa.Brukkk

Tujuannya adalah rumah asli si pengasuh, yang ada di kota, dia harus berjalan melewati pemukiman, pasar, mencuri makanan, dan akan ada sebuah masjid dibelakang itu terdapat rumah tua milik ketua pengasuh yang baik

***

Sejam berlalu, dia sudah memakai tas berisi banyak makanan, didapatkannya dari pasar, Masjid itu tak jauh dari sini menaranya besar sehingga mudah untuk mencarinya, sampailah ia kerumah pengasuh, dia langsung bertanya kepada orang disekitar kemana pengasuh itu pergi.

Mereka semua bilang, pengasuh itu meninggal dunia karena sakit, dan pastilah pengasuh yang lain pergi menjenguk. Maka tugasku selesai. Tanpa sengaja Gilang mendengar suara pengasuh lain yang baru datang.

"Kita tak bisa meninggalkan anak-anak itu mereka semua harus bersekolah walau harus meminta-minta"

"Kau terlalu naif, mereka hanya anak panti kita tak bisa membuat mereka pintar tanpa uang"

"Baik, keputusan ada di tangan kau, lihatlah suatu saat nanti"

Mendengar hal itu Gilang langsung menangis kemudian tertawa dan kemudian menangis. Lari dan kembali pulang.

Apa arti kebebasan? Bebas adalah saat kita leluasa menentukan pilihan.

KUMPULAN PUISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang