daddy ?

873 32 5
                                    


"Daddy lagi ngapain ?"

"Shit", teriak Singto yang dengan tergesa meraih selimut di atas tempat tidurnya untuk menutupi bagian bawah tubunya karena dalam kondisi yang tidak seharusnya anaknya lihat.

"Daddy, lagued. Daddy mengajari kalo Kit tidak boleh mengumpat." Krist masih berdiri di ambang pintu kamar daddynya, bimbang untuk berjalan masuk atou tidak.

Singto tersenyum mendengar penuturan anaknya, "Maafkan Daddy sayang. Kit kemari, sayang Daddy kenapa belum tidur? Ini sudah malam lho." Jawab Singto sambil merentangkan tangannya menyambut Krist yang naik ke atas kasurnya. Belum sampai Krist merangkak ke pelukan Daddynya, dia berhenti karna tak sengaja melihat layar HP Daddynya yang sedang menampilkan adegan dewasa. Singto tak menyadari kalo dia lupa mematikan video yang dia putar di HPnya. Krist meraih earphone yang masih terpasang di HP Daddynya dan memasang ke telinganya untuk mendengarkan suara dari video yang masih terputar. Singto yang menyadari kelalaiannya mencoba melepas earphone dari telinga anaknya dan berusaha secepat mungkin menyambar HPnya kemudian mematikan video yang masih saja menyuguhkan adegan-adegan panas. Mata kecil Krist yang bulat tambah membulat lebih besar karena ulah Daddynya dan secara reflek mencoba meraih kembali HP sang Daddy.

"Apa yang Daddy lakukan. Kit mau lihat. Kit mau lihat." Seru Krist sambil sedikit berteriak.

"Kit masih kecil naa. Kit belum boleh menonton video tadi, ok." Cengir Singto untuk menutupi kegugupan sikapnya. Dia tidak ingin anak tersayangnya ternodai dengan hal-hal seperti itu, apalagi Krist masihlah anak kecil. Krist baru berusia 7 tahun dan karena kecerobohan Daddynya Krist telah merekam sepotong adegan yang tak sengaja dilihatnya ke dalam otak kecinya yang masih berkembang. Singto menatap gemas anaknya yang sedang memanyunkan bibirnya karena mendengar jawaban yang dia berikan. Dan singto ditanbah gemas karena melihat ekspresi anaknya yang sedang mencoba berpikir keras dengan otak kecilnya yang cerdas.

"Kenapa Daddy melihat video tadi? Suara yang tadi Kit dengar aneh Daddy. Trus kenapa orang di dalam video tidak memakai baju?" belum sempat Singto menjawab pertanyaan anaknya, Krist telah merangkak lebih dekat ke arahnya dan menyibakkan selimut yang dari tadi menutupi bagian bawanya. "Dan kenapa tadi mereka melakukan ini?" Krist memegang penis Singto yang masih tegang dengan tangan kecilnya kemudian menunduk dan mencoba memasukkan penis Singto ke dalam mulutnya.

"Akh..." tak sengaja desahan keluar dari mulut Singto yang syok dengan apa yang anaknya lakukan. Singto merutuki dirinya sendiri karena tersadar akan kebodohannya mengeluarkan suara desahan yang seharusnya tidak dia lakukan. "Kit, stop sayang." Singto berbicara dengan lembut mencoba menjauhkan kepala anaknya dari tempat semula dan mencoba mengatur gemuruh di dadanya yang tetiba saja menjadi begitu cepat. Krist menatap wajah Daddynya yang bersemu merah dan memperhatikan nafas Daddynya yang tidak teratur dan terlihat cepat seperti orang habis berlari. Tangan Singto masih memegang pundak anaknya ketika desahan lolos lagi dari mulutnya karena remasan pelan yang diterimanya dari jari jemari Krist yang masih bertenger di kejantanannya. Mata Singto membulat menatap wajah polos anaknya yang sedang memperhatikannya, kemudian pandanganya beralih kekejantannya dan kembali menantap anaknya yang sekarang sedang menunjukkan ekspresi binggung dan khawatir. Singto dengan pelan mengengam tangan anaknya dan menjauhkannya dari kejantanannya. Singto terkejut saat pandangannya kembali ke wajah putra tersayangnya itu. Mata Krist berkaca kaca yang menandakan sebentar lagi akan menangis. Singto tak tau apa yang terjadi dengan khawatir melepas gengamannya di tangan kecil Krist dan mengelus pipi gembil putranya.

"Kit sayang kenapa?" Tanya nya penuh kekhawatiran.

"Daddy sakit bukan?" Tanya Krist dibarengi air matanya yang meleleh turun.

"Daddy tidak sakit sayang." Jawab Singto binggung sambil menghapus air mata putrannya.

"Tapi junior (nama sebutan yang sering Singto gunakan untuk menyebut penis kecil Krist saat memandikannya) Daddy bengkak dan keras, tidak seperti biasanya. Dan Daddy kesakitan saat Krist mengengamnya pelan." Jawab Krist sambil terisak dan mencoba menyentuhkan tangan kecilnya lagi ke kejantanan Singto.

"Ahh..." sentuhan ringan tangan Krist di kejantanan Singto yang sedang sensitif menambahnya makin tegang dan desahan tak bisa ditahannya keluar dari mulut terkutuknya.

"Junior Daddy tidak sakit sayang, Kit tenang, ok. Nanti junior Daddy akan kembali seperti sebelumnya. Jadi Kit jangan menangis lagi na." Singto mencoba menenagkan anaknya dan mengabaikan kejantanannya yang makin terasa sakit karena membutuhkan pelepasan.

"Bagaiman cara junior Daddy akan kembali seperti semula?" Tanya Krist penasaran.

Singto mencoba memutar otaknya untuk memberi penjelasan yang dapat diterima oleh anak seusia Krist. "Daddy hanya perlu mengurutnya sebentar dan nanti pasti akan kembali seperti biasannya." Mendengar jawaban dari Singto dan dengan informasi yang didapat otak kecilya, Krist kembali menyentuhkan tangan kecilnya pada kejantanan Singto dan mengurutnya dengan lumayan keras.

daddy is mineWhere stories live. Discover now