daddy !!

747 32 5
                                    

Krist kembali menyentuhkan tangan kecilnya pada kejantanan Singto dan mengurutnya dengan lumayan keras.

"Akh...Krist." Bentak Singto tanpa sadar dan dengan reflek memukul tangan kecil putrannya lumayan keras. Mata Krist membulat, air matanya mengalir makin deras diselingi dengan sesengukan yang makin keras. Krist takut karena Singto hanya akan menyebut namanya jika dirinya melakukan kesalahan besar dan membuat marah Daddynya itu. Singto tergagap mendapati reaksi Krist, dia tidak sengaja melakukannya. Otaknya mendadak mogok, tak tau apa yang harus dilakukan. Singto menghela nafas berat, menarik tangan kanan Krist yang tadi dipukulnya tanpa sengaja. Berkas merah nampak pada tempat pukulannya menghiasi kulit putih anaknya. Hatinya tertohok begitu menyadari betapa kerasnya dia memukul tangan anaknya untuk meninggalkan bekas memar sejelas itu.

"Daddy minta maaf naa. Daddy tidak bermaksud untuk memukul Kit. Daddy hanya kaget karna Kit mengurutnya terlalu keras. Kit jangan menangis lagi naa."

"Kit (hiks) cuma (hiks) mau (hiks) membantu Daddy." Jawab Krist yang berusaha untuk tidak menangis lagi dan mengusap air matanya dengan tangan kirinya yang bebas. Singto tersenyum mendengar jawaban anaknya yang dia anggap sangat lucu.

"Daddy akan melakukannya sendiri, tadi Kit melakukannya terlalu keras. Jadi junior Daddy agak sakit." Senyum Singto mengembang saat memberikan penjelasan.

"Kit bantu Daddy naa, Kit janji tidak akan mengurutnya keras-keras." Krist memandang Singto dengan pandangan memohon. Singto menegang, eksperesinya mengeras mendengar jawaban anaknnya. Amarah memenuhi hatinnya, merasa kesal karena anak tersanyangnya entah kenapa menuruni sifat keras kepalanya yang tidak mau mendengarkan perkataan orang lain.

"Kit...jangan membuat Daddy marah." Krist merasa takut melihat wajah Singto yang baru kali ini menurut Krist terlihat sangat menyeramkan. Dan hal itu pula yang membuat Krist pecah dalam tangis lagi sambil meronta-ronta, tidak seperti tadi yang haya menangis dalam diam.

"Hua (hiks) Daddy jahat (hiks) hua (hiks) Daddy bohong (hiks) hua (hiks) Daddy sakit (hiks) hua (hiks) Kit (hiks) cuma (hiks) mau bantu (hiks) hua (hiks) Daddy bohong." Krist meracau dalam tangisnya. Krist menganggap Daddynya sedang sakit dan mencoba membohonginnya karena tidak membolehkan membantu menghilangkan sakitnya. Mengerti apa yang dipikirkan anaknya, amarah Singto menguap begitu saja. Singto menyerah dan otaknya pun menyetujui keputusan yang di ambil Singto karena sudah kehabisan cara untuk memperbaiki keadaan. Singto meraih Kris dalam pelukaannya, membiarkan kejantanannya sedikit tersisksa karena gesekan dari baju yang Krist pakai dan membelai lembut kepala anaknya mencoba menenangkan Krist yang masih histeris.

"Stss..cup..cup, kalo Kit berhenti menangis, Daddy janji akan membolehkan Kit membantu junior Daddy naa. Tapi Kit harus berhenti menangis dulu naa." Ucap Singto yang masih mengelus kepala Krist yang berada di dalam dekapannya.

"Daddy (hiks) janji?" Krist menjawab sambil sesengukan.


"Iya, Daddy janji. Tapi Kit berhenti menangis dulu, ok!" Krist mendongokan kepalannya menatap Singto yang balik menatapnya dan mencoba berhenti menangis meninggalkan sesengukan kecil. Singto tersenyum memperhatikan anaknya yang begitu manis mencoba menuruti perintahnya. Singto menghapus sisa air mata di kedua pipi gembul anaknya kemudian mengecup pucuk kepala Krist dengan sayang. Menyalurkan seluruh rasa sayangnya kepada anak tercintanya sambil merutuki diri sendiri dan berjanji tidak akan melakukan hal bodoh lagi. Pasalnya entah setan apa yang merasukinnya untuk mencoba memuaskan diri setelah 5 tahun meninggalnya sang istri dengan cara menonton video porno. Dan percobaan pertamanya membawa malapetaka karena anak semata wayangnnya tak sengaja memergoki apa yang sedang ia lakukan dan inilah hasilnya.

"Daddy.." panggil Krist pelan membuyarkan rutukan dalam hatinya. Singto menatap Krist menunggu apa yang akan di ucapkan oleh anaknya itu.

"Kit sudah tidakmenangis. Kit bantu Daddy sekarang na?" Singto menelan ludah dengan kasarmendengar ucapan anaknya.     

daddy is mineWhere stories live. Discover now