07

1.3K 157 16
                                    

"H-hyunsukkie mau cerita tapi jangan marah," kata Hyunsuk pelan.

Hyunsuk menunduk dan memainkan kancing baju Byounggon. Byounggon mengelus rambut Hyunsuk lembut. Menenangkan kesayangannya ini.

"It's okay sweetheart. Hyung gaakan marah,"

"T-tadi Hyunsukkie keinget bunda," suara Hyunsuk mulai bergetar mengingat kejadian itu.

"Emang bunda kenapa?" Byounggon bertanya dengan hati-hati. Bukannya menjawab, Hyunsuk malah menenggelamkan kepalanya di dada Byounggon.

"Bunda sakit gara-gara Hyunsukkie. Hyunsukkie cuma nyusahin bunda. Hyunsukkie harusnya gak lahir hiks," Hyunsuk mulai terisak dan memukuli kepalanya sendiri dengan kepalan tangannya.

Byounggon masih belum sepenuhnya mengerti namun ia tidak mau bertanya lebih lanjut. Ia menahan tangan Hyunsuk agar tidak memukuli dirinya sendiri lalu mendekap Hyunsuk dengan erat dan mengelus lembut punggungnya.

"Shhh tidak apa-apa baby. Jangan berbicara seperti itu. Hyung ada disini untuk Hyunsukkie hm," Byounggon mengecupi pucuk kepala Hyunsuk berkali-kali.

Hyunsuk masih terisak dan akhirnya berhenti setelah tiga puluh menit menangis. Byounggon merasakan tubuh Hyunsuk semakin berat dan terdengar dengkuran halus dari bibirnya. Hyunsuk sepertinya kelelahan menangis sampai tertidur di pelukan Byounggon.

Byounggon membaringkan Hyunsuk di kasur dengan perlahan agar tidak membangunkannya. Ia menyelimuti Hyunsuk dan mengecup keningnya lama.

Byounggon menatap wajah damai Hyunsuk yang sedang tertidur. Pikirannya menerawang. Ada sesuatu yang belum ia ketahui tentang Hyunsuk. Yang membuat Hyunsuk menjadi seperti ini.

Memang Byounggon tidak tahu kerabat Hyunsuk apalagi keluarganya. Satu-satunya yang ia tahu adalah sepupunya, Mino yang tadi datang ke sini.

Mengingat tentang Mino, Byounggon menjentikkan jarinya mendapat sebuah ide. Ia ingin menanyakannya pada Mino.

Kemudian ia mengambil ponsel Hyunsuk dan mencari kontak Mino. Byounggon memencet ikon telepon pada layar. Bahkan dia lupa seketika tadi cemburu pada Mino.

"Halo Hyunsukkie ada apa?" Sapa suara di seberang sana.

Byounggon terdiam beberapa saat. Memikirkan kata-kata yang akan ia ucapkan.

"Ekhem," Byounggon berdehem menetralisir kecanggungannya.

"Ini Byounggon,"

"Oh ada apa? Apa kau mau memakiku karena sudah merebut pacarmu itu?" Mino berucap santai yang terkesan meledek Byounggon.

"Tidak. Aku sudah tau kau sepupunya Hyunsuk." Byounggon sungguh malu mengingat kejadian tadi.

"Cih, dasar bucin,"

Byounggon sungguh kesal dengan sepupu Hyunsuk yang satu ini. Ingin sekali ia memakinya namun ia menahannya karena ia ingin menanyakan sesuatu yang jauh lebih penting dari sekedar berdebat dengan Mino.

"Ah ya aku senang sekarang ada yang menjaga Hyunsuk. Jadi aku tidak terlalu khawatir. Jaga Hyunsuk agar tidak melukai dirinya lagi seperti tadi. Aku akan memberitahumu nanti. Aku sangat sibuk. Sampai jumpa," belum sempat Byounggon membuka suara, Mino sudah menyerocos duluan dan mematikan sambungan telepon secara sepihak.

Byounggon terkejut mengetahui bahwa luka di tangan Hyunsuk adalah hasil perbuatannya sendiri, bukan karena tergores.

"Apa yang membuatmu seperti ini Hyunsukkie?" Gumam Byounggon sambil mengelus rambut Hyunsuk lembut.

●●●

Byounggon berjalan ke dapur. Ia ingin memasak sesuatu untuknya dan Hyunsuk. Mereka belum makan sedari tadi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 20, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kitten; GonSukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang