4

21 2 0
                                    

Alan tersenyum sinis, dia sudah membayangkan apa yang akan gadis itu lakukan dan gadis keras kepala dan sombong itu terima. 

***

Ara yang benar-benar sangat kesal dengan perlakuan alan pada dirinya barusan, tidak tahu lagi harus melakukan apa yang dia tahu saat ini, dia benar-benar tidak mau bertemua dengan laki-laki itu apa lagi menatap wajahnya serta sorot mata yang menggambarkan sosok seperti apa laki-laki itu.

Sepanjang perjalanan menuju aula, ara tidak pernah lepas berfikir mengenai perkataan yang baru saja cowo itu katakan. Ara tidak takut dengan apa yang akan dia dapat nanti, tetapi dia penasaran dengan apa yang akan cowo itu lakukan dengan dirinya sebentar lagi.

Saat dia sudah memasuki aula yang sudah terisi penuh dengan para peserta orientasi, semua mata tiba-tiba semua menyorot kepada dirinya entah itu tatapan tidak suka, tatapan kasihan, tatapan mengintimidasi dan sebagainya. 

Apakah kesalahan yang dia lakukan begitu besar? Dia bukan koruptor, dia bukan pembunuh dan dia juga bukan pengedar narkoba di lingkungan kampus, tapi mengapa tiba-tiba semua pasang mata yang ada di dalam ruangan ini seperti tiba-tiba  tidak suka terhadap dirinya, padahal kesalahan yang dia lakukan tidak begitu berat.

Sosok alan sudah berdiri persis di antara para panitia dan para mahasiswa baru, apa yang akan terjadi kali ini, apakah masa orientasi yang sebenernya akan terjadi dan tumbal atau korban utamanya adalah Nadhira Zhafira?.

"Kenapa kamu bingung? Semua orang menatapmu seperti mengintimidasi, kecuali teman-temanmu di sana?" Ucap alan, sambil menunjuk teman-teman ara yang berdiri tidak jauh darinya. Yah benar saja, yang menatap selaknya  seorang manusai hanya teman-temannya saat ini.

"Ada yang mau kamu jelaskan sekarang nadhira?"

"Apa perlu yang bertanya bukan saya, tapi panitia yang lain?" Alan secara tenang berbicara dan bertanya dengan junior yang sedang ada di depannya persis sekarang, sedangkan sang junior hanya bisa terdiem dengan muka yang sangat datar dan mata yang tidak putus menatap mata yang sangat tajam di depannya saat ini.

"No....no, Sepertinya tidak perlu karna saya tidak mau panitia yang lain di perlakukan tidak sopan oleh junior yang satu ini" Ujar alan, yang mulai mendekat dan menujuk ara yang sudah ada di depannya persis.

"Apa kalian mau tau apa yang di lakukan" Alan sambil menunjuk ara yang berada di dekatnya sekarang "Saat saya selaku seniornya bertanya sangat baik dan melindungi dia dari para senior yang sangat amat marah dengan dia saat ini. Karna saya tidak mau sebenarnya konsekuensi yang sudah panitia tetapkan, mahasiswa baru terutama wanita menanggungnya" Ucap alan, sambil menatap sosok wanita yang hanya bisa diem di depannya sekarang.

"Tapi apa yang dia lakukan? Tom, coba puter CCTV yang ada di taman" Saat CCTV yang berisi bercakapan nadhira dan alan barusan di taman di putar, semua yang berada di aula itu melihat dan mendengar apa yang nadhira katakan kepada alan dengan jelas. Di situ nadhira memang tidak salah 100% tetapi tidak bisa di betulkan perbuatan nadhira pada saat itu, mau seperti apapun dalam perkuliahan sangat terkenal pasal 1 senior tidak pernah salah saat senior salah kembali kepada pasal 1.

"Kamu ga takut dengan apa yang akan saya lakukan? Tapi harus kamu garis bawahi, apa yang akan kamu terima hari ini  itu bukan konsekuensi dari saya melainkan dari semua panitia yang ada di sini" Ujar alan secara tegas sambil menatap lurus ke arah mata junior yang sedang ada di depannya.

"Dan yang perlu bang alan tau selaku senior saya dan ketua panitia OSPEK tahun ini, saya tidak pernah takut dengan hukuman yang akan saya terima saat ini, karna saya  tau kalau saya sudah melakukan kesalahan" Ujar ara secara tegas sambil menatap lurus ke arah mata seniornya yang sedang ada di depannya.

AKU SEDANG MENCINTAI "MU"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang