"Ibu meninggal, bisakah kamu kembali sebentar? Temani Jungkook."
Seorang wanita muda membaurkan bedak dipermukaan wajahnya, semerbak aroma Mawar memenuhi ruangan. Pun kilau cahaya dari lampu sorot disamping cermin membuat mata bulatnya semakin bercahaya. Rona merah menghiasi pipi gembilnya, dengan lumatan lipstik merah muda cerah dikedua belah bibir ranumnya. Sosok yang selalu dipuja bak seorang Dewi, dengan kelembutan hati juga kecerdasan yang dimiliki, bisa membuat seorang Kim Namjoon yang berhati batupun luluh dengan segala pesona dalam dirinya."Nona Kim, siaran akan dimulai tidak lebih dua puluh menit lagi." Wanita itu mengangguk pada sosok lain yang rupanya tertangkap cermin.
"Annie.. " suara disebrang sana masih terdengar jelas didalam rungunya. Suara yang masih ia simpan disatu titik kecil celah diujung relung hatinya.
Namjoon bukan orang yang senang berbasa-basi, begitupula saat dengung tanda sambung berhenti dan tanpa ada sedikitpun sapaan, Namjoon langsung pada inti dimana maksud dan tujuannya menghubungi kembali Annie setelah sekian waktu mereka tidak saling berhubungan segera tersampaikan.
Annie termenung sesaat. Celah lain didalam hatinya terbuka, membawa perih luka yang membuat hatinya teremas.
Ibu.
Ibu yang Namjoon maksud adalah--Mantan--Ibu mertuanya. Ibu Namjoon.
Sosok Ibu yang ia sayangi selayak Ibu kandung. Ibu yang ia beri dan terima kasih sayangnya.
Ibu yang nyaris memohon padanya, tiba-tiba melupakan harga diri yang setinggi angkasa demi membuatnya bertahan. Bertahan disisi putera dan cucunya.
Annie menarik nafas dalam, sekejap menutup mata demi mengusir sesak didadanya.
"Aku tidak tahu.. "
"Bahkan demi anakmu?" lagi-lagi Annie terdiam, belenggu rindu dihatinya terbuka.
Bayangan wajah sosok manis yang sangat ia rindukan melayang-layang diotaknya, sayup suara tawa melengking itu kembali menyapa telinganya. Rindu itu hampir membuncah menjadi butiran kristal yang menumpuk diujung kelopak mata indah itu. "Anakku baik-baik saja kan? " ujung bibir Annie bergetar, mengingat bagaimana kedekatan Jungkook dengan Ibu Namjoon yang sering kali membuatnya cemburu--Dulu.
Helaan nafas berat terdengar dari ujung sambungan telepon. Diseberang sana Namjoon tengah memijat pelipisnya saat kembali teringat gestur penolakan yang Jungkook tunjukan tadi pagi. "Jungkook tidak baik Annie. Dia butuh ibunya. "
Annie tiba-tiba teringat dimana malam terakhir wajah Jungkook ada dihadapannya. Saat mata bulat itu hampir kehilangan cahaya, dan separuh hatinya tertinggal didalam sana. Annie sempat berpikir untuk tidak mengambil langkah ini kala hatinya memberikan sinyal tentang kehadiran Jungkook, tetapi batasan sudah didepan mata. Hatinya sudah lapang dan sampai derap nyaring suara sepatu hak tumpul dan gerekan roda koper meninggalkan rumah besar itu beserta kenangan pahit dan jeritan pilu anak Laki-lakinya.
Dia butuh ibunya..
***
Prosesi pemakaman baru saja selesai.
Setelan jas dengan pita putih tanda keluarga berduka membalut tubuh tegap Namjoon. Seorang laki-laki lain tersenyum sendu disampingnya, sebelah tangan seseorang yang sudah Namjoon Anggap sebagai kakak kandungnyan sendiri itu terangkat mengelus surai kecoklatan bocah lelaki yang terduduk diatas kursi roda dengan foto sang Nenek dipelukannya.
Pandangan Jungkook kosong, denyutan dikepalanya kembali tetapi ia tidak peduli. Tak sepatah katapun keluar dari kedua belah bibirnya, Seokjin dan Namjoon senantiasa berada disampingnya namun Jungkook tidak sedikitpun berkeinginan untu membuka mulut bahkan untuk menolak. Tubuhnya lelah, dan ia pasrah untuk apapun yang Ayah atau temannya itu lakukan
Jungkook hampa, tidak tahu benar tentang perasaannya seperti apa saat ini.
Rintik hujan menyentuh kulit, rasa dingin semakin menelusup. "Ayo pulang Jungkook-ah. " Namjoon mengambil alih kursi roda Jungkook, mendorongnya menjauh dari pusara Sang Ibu.
Hening menyelimuti ketiganya, Namjoon menumpu dagu sesekali melirik putra kecilnya lewat kaca tengah.
Jungkook tidur dengan balutan selimut hangat dikursi penumpang, Seokjin bilang itu yang anaknya butuhkan."Bagaimana Annie?"
"Aku tidak berharap banyak padanya. " Namjoon melepas kacamata yang membingkai kedua manik sendunya.
"Walau begitu, anakmu lebih membutuhkan ibunya... " halus suara Seokjin terdengar layak seperti sindiran. Helaan nafas terdengar.
"Namjoon-ah. " yang dipanggil menoleh, mobil berhenti di pelataran rumah milik Ibu Namjoon.
"Bibi Kim ingin kalian melupakan amarah konyol kalian, berhenti kekanakan dan rukunlah kembali. " sorot mata Seokjin lurus, Namjoon menghela nafas lalu mengalihkan pandangnya kedepan. "Sudah tidak ada Cinta lagi diantara kami Hyung. "
Sudut bibir Seokjin terangkat. Namjoon membual, dan Seokjin mengenal lelaki disampingnya ini dengan baik bahkan lebih dari siapapun.
Tidak mungkin tidak ada Cinta lagi diantara mereka.
Seokjin melirik Jungkook sebentar, kemudian turun dari kursi kemudi.
"Biar aku saja Hyung. " Namjoon mengambil alih tubuh lemah Jungkook dari gendongan sang kakak.
Namjoon berjalan pelan saat memasuki rumah peninggalan sang Ibu, beberapa pelayan masih sibuk lalu lalang dengan pekerjaannya.
"A-ayah," suara serak Jungkook begitu lemah sampai pada gendang telinganya "iya sayang? " Namjoon membenarkan gendongannya yang mengendur, menarik Jungkook lebih dekat pada bidang dadanya.
Jungkok hangat. Semakin menyusupkan wajahnya pada dekapan Sang Ayah.
Namjoon telaten membantu putera semata wayangnya berganti pakaian, membantu membuka kancing kemeja putihnya. Pria itu meringis saat melihat tubuh anaknya yang sangat tipis.
Tidakkah kamu makan dengan baik Kookie-ya?
"Ayah, " Jungkook yang duduk ditepian ranjang menatap heran sang Ayah yang berdiri mematung dihadapannya. "Ada apa?" Namjoon menggeleng kecil, senyum lembut di bibirnya.
"Pakai bajumu. Lalu istirahatlah. Ayah akan menemui Paman Seokjin dibawah. " Namjoon mengecup pelan dahi Jungkook. Bocah itu mengangguk.
Saat sampai dibibir pintu Seokjin menepuk pundak Namjoon. "Perhatikan anakmu Joon. " Namjoon hanya tersenyum dengan pandangan sendu. []
KAMU SEDANG MEMBACA
Patah;Jjk
Fanfiction------ Jungkook patah karena orang tuanya berpisah. melukai hati pula raganya. Ia tidak ingin salah satu, karena yang ia butuhkan adalah keduanya. FAMILY Jjk story©Sasyaw Cast© BTS Bighit entertainment, MNH Entertaiment, Their parents cover©Pin...