~three~

12 4 2
                                    

Happy reading🌹

~~~~~~~~~~~~~~~~
••••••••••••••••••
----------------





Keesokan harinya Aira kembali melakukan kegiatan-kegiatannya seperti biasa. Mulai dari sekolah dan les- les nya. Ia terlihat sudah kembali pulih tapi luka dikepalanya masih belum sembuh.

Hari ini ia tampak lebih semangat untuk pergi ke sekolah. Azka dan Agatha menjemput Aira seperti biasa, Azka melajukan mobil nya santai.

"Ka, lu santai amat nyetirnya. Bisa-bisa kita terlambat lho."ucap Agatha kesal.

"Gaakan terlambat elah, masih jam segini juga." kata Azka sambil menunjukan Jam tangannya tepat di wajah Agatha.

Agatha berdecak kesal.

Aira hanya tersenyum melihat tingkah laku sahabatnya itu. Ia merasa sangat beruntung mempunyai sahabat yang sayang dan selalu berada disamping nya di keadaannya yang sekarang ini. Azka dan Agatha tidak pernah berpikiran untuk menjauhi Aira yang mempunyai kelebihan yang orang lain tak punya.

Saat sampai disekolah, keadaan sekolah sangat sepi, hanya terlihat tukang kebun yang sedang menyiram tanaman dikebun sekolah, mungkin semua siswa sudah memasuki kelas nya masing- masing dan ya mereka hari ini terlambat.

Aira tidak langsung menuju kelasnya melainkan ia akan mencari Samuel ke kelasnya. Azka dan Agatha sudah meninggalkan nya lebih dulu tadi.

Saat didepan kelas IPA II, aira melihat sudah ada guru yang mengajar. Ia pun berpikir kembali, ia takut mengganggu jam pelajaran. Ia memutuskan untuk pergi ke kelas, Aira berjalan perlahan menuju kelasnya yang tak jauh dari kelas samuel. Lagi pula masih ada waktu saat pulang sekolah untuk menemui Samuel.

"Ngapain kamu di luar nak? Bukannya ini masih jam pelajaran ya." ucap seorang guru.

Merasa sedang ditanyai, Aira pun membalikkan tubuhnya menghadap guru itu, Aira bingung. Ia harus jawab apa? Tangan dan kaki nya kini gemeteran, ia harus terus terang kali ini.

"Hemm, maaf bu. Saya mau mencari Samuel." kata Aira gugup.

"Oh Samuel, sebentar ibu panggilkan." ucap guru muda bernama Yulia itu.

Seorang pria pun keluar dari balik pintu kelas itu. Pria yang terlihat cuek, dingin, dan pendiam ini sedang menatap Aira sinis.

"Kenalin nama gue Aira dari kelas IPA 1, Boleh ngomong sebentar?"kata Aira memulai percakapannya.

"Iya." jawabnya singkat, padat dan jelas.

Aira pun mengajaknya duduk di kursi taman dekat lapangan basket. Ya dan seperti biasa Aira lah yang memulai percakapannya dengan pria dingin ini.

"Gue harus ngomong dari mana ya? Bingung." kata Aira sambil sesekali mengelus-elus jidatnya.

Pria ini memang benar-benar pendiam. Aira sangat kesal dengan tipe pria seperti ini.

"Yaudah ngomong aja." jawabnya.

"Jadi gini. Gue, lu dan 2 temen gue disuruh ikut kompetisi sama bu Diana. Dan kompetisi ini dilaksanakan 3 hari lagi, gue harap lu bisa ikut ini kompetisi." jelas Aira.

Samuel menatap lama mata sipit Aira.
"Gue bisa ikut."

Aira pun tampak senang mendengar itu, ia tersenyum. Karna ini adalah Petualangan baginya, dan ia sangat suka tantangan.

"Oke Bagus, nanti pulang sekolah lu bisa kan kumpul sebentar di perpustakaan? Gue mau bagi-bagi tugas." kata Aira.

"Ya, udah kan gitu doang?"ucapnya sambil berjalan menuju kelasnya.

Aira pun menatap kesal punggung pria itu yang kini mulai melangkah menjauh. Jujur saja Aira memang tidak suka dengan orang seperti itu. Yang irit bicara dan tak pernah menatap wajah saat bicara dengan lawan bicaranya. Aira tidak peduli dengan hal itu, ia hanya menjalankan tugas yang diberi bu Diana.

Bel istirahat pun berbunyi, Aira merasa cacing diperutnya sudah meronta-ronta menginginkan makanan. Sebelum menuju kelas ia menyempatkan membeli snack dahulu di kantin, Aira tidak terbiasa duduk dan memesan makanan nya dikantin. Ia biasanya sudah bekal dari rumah dan selalu memakannya dikelas.

"Aira, gimana tadi pas ketemu Samuel? Dia bisa ikut kompetisi ini kan?" tanya Agatha yang tiba-tiba datang dan mengagetkan Aira yang sibuk melahap makanan ditempat duduknya.

"Paan sih? ganggu gue lagi makan, trus dateng- dateng udah nanyain cowok itu lagi. Bikin mood gue jelek aja." lirih Aira kesal.

Agatha kebingungan melihat Aira seperti itu, ada apa dengan Samuel? hingga membuat Aira menekuk wajahnya seperti sekarang ini.

Aira pun menutup kotak makannya. Pergi meninggalkan kelas dan melangkah menuju toilet dekat perpustakaan, Agatha yang tengah duduk didepan tempat duduk Aira sekarang ini sedang berpikir keras.

Azka menghampiri Agatha.

"Aira kenapa? Gue liat dia keluar kelas tadi. Mukanya lagi enggak enak dipandang." tanya Azka.

Agatha tidak menjawab, ia hanya mengendikkan bahunya.

Disisi lain, Aira sedang mengomel sendiri di dalam toilet. Memikirkan kata-kata kasar nya pada Agatha tadi, ia merasa bersalah. Seharusnya kejadian ini tak terjadi, dan tak seharusnya datang. Tak seharusnya juga ia bertemu dengan pria cuek itu.





















31.01.19
Vote and comment!

Makasi yang udah dukung aku untuk buat cerita ini♥







『ᴅᴏɴ'ᴛ ʙᴇ ᴀʟᴏɴᴇ』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang