~two~

15 8 2
                                    

    Happy reading🌹



~~~~~~~~~~~~~~~~~~
••••••••••••••••••••
-------------------

Aira pun segera menghampiri buk Diana

"Permisi bu, ibu ada manggil saya?" ucap Aira dengan senyum manis dipipinya.

"Saya akan menunjuk kamu, Agatha, Azka, dan Samuel untuk mewakili sekolah di kompetisi Bumi Hijau yang akan diselenggarakan 5 hari lagi. Kalian bisa mempersiapkannya mulai dari sekarang, ini ibu kasih peraturan- peraturan dan apa yang harus kalian bawa di kompetisi itu." jelas Bu Diana sambil memberikan kertas yang berisi peraturan kompetisi.

"Samuel? anak baru bu? kok saya enggak pernah denger namanya" lirih Aira bingung.

"Samuel kelas 12 IPA II. Ia memang tidak pernah keluar kelas. 'Samuel' pun bukan nama aslinya Aira, ia sangat pendiam tapi aslinya dia begitu cerdas. Ibu mohon kamu bisa bekerja sama yang baik dengan Samuel untuk kompetisi ini. Ya sudah kamu sekarang cari Samuel ke kelasnya, dan beritahu padanya tentang kompetisi ini. Nanti kalian omongin dulu rencana kalian untuk kompetisi itu, nanti jelaskan dan minta pendapat kepada ibu." ucap panjang bu Diana.

Tanpa membuang waktu yang banyak Aira pun berlari menuju kelasnya, niatannya ingin memberi tau Azka dan Agatha terlebih dahulu. Sebelum akhirnya ia harus menemui siswa bernama Samuel yang ikut bergabung di timnya.

Brukk!

Ditengah-tengah perjalanannya menuju kelas, Aira terjatuh tersandung batu di sekitar taman.

Ia meringis kesakitan karena kepala dan lutut nya terluka, dan cukup banyak mengeluarkan darah. Ia bingung ingin meminta tolong pada siapa, tempat dimana ia terjatuh sungguh sangat sepi mungkin dikarenakan sudah bel masuk kelas.

Aira pun berfikir untuk menelfon Azka agar menyusulnya kesini, tapi tidak mungkin karena sekarang jam pelajaran. Tidak mungkin ia harus mengganggu Azka seperti ini dan merepotkan nya.

Wajah Aira yang kesakitan berubah seketika saat ia melihat seseorang keluar dari toilet laki-laki, ia pun segera teriak meminta tolong.

"Tolonggg! Please bantu gue!" teriakan Aira sambil sesekali meringis kesakitan.

shittt!

Laki-laki itu tidak menoleh sedikit pun ke arah Aira yang kini luka nya makin sakit ia jika rasakan.

Aira menundukkan kepala nya, kepalanya yang kini juga terasa sakit dan mata nya pun sedikit kunang-kunang, dengan sekejap ia jatuh pingsan lemas tak berdaya.

***

Rumah sakit, tempat dimana sekarang Aira dirawat. Di keadaan ia begini hanya keluarga dan teman-temannya lah yang mendukungnya sembuh. Aletta, bunda Aira yang sangat menyayangi anak satu-satunya itu kini sedang sibuk mengurus data-data Aira sebagai pasien di Rumah Sakit itu. Papanya memang kini tak berada disampingnya, tapi Aira memaklumi karena Papanya sedang mencari nafkah untuk menghidupi keluarga besarnya.

Wajah Aira yang pucat, suhu tubuhnya yang dingin dan keadaan nya yang tak kunjung membaik membuat Aletta sangat khawatir. Ia sejak tadi tidak bisa duduk tenang, ia selalu mondar mandir dan sesekali memandang Aira dari jendela ruang dimana Aira dirawat.

Azka dan Agatha pun sangat khawatir takut terjadi apa-apa dengan sahabat nya itu. Mereka berusaha tetap tenang, karena siapa yang akan mendukung Aira jika mereka lemah?

Seorang dokter dan perawat keluar dari ruangan Aira dengan membawa laporan-laporan mengenai keadaan Aira saat ini.

"Saya ingin berbicara dengan keluarga pasien bernama Aira." ucap dokter itu.

"Saya mamanya dok. Ada apa dengan anak saya? Dan bagaimana kondisi anak saya, apa dia baik-baik saja?" lirih Aletta.

"Ada penggumpalan darah disekitar otak Aira, mungkin karena benturan yang keras. Kita harus melakukan operasi untuk menyelamatkan nyawa anak ibu." jelasnya.

Aletta pun kaget mendengar penjelasan dokter tersebut.

"Lakukan yang terbaik dok!Selamat kan anak saya." ucap Aletta.

Dokter itupun mengangguk dan meninggal kan Aletta yang kini benar-benar hancur mendengar hal itu, ia belum sanggup ditinggal oleh putrinya menghadap tuhan terlebih dahulu.

Pukul 22.00

Ditengah pekat malam, Bunda Aira meninggalkan parkir rumah sakit dengan mobil Triumph nya dan mengebut pulang melalui jalan-jalan yang lengang. Untuk memerangi lelah dan kantuk nya ia menghidupkan musik.

Sampai nya dirumah ia membuka pintu garasi otomatis nya dan mulai memasukkan mobil nya perlahan.
Ia pulang untuk mandi dan mengganti baju. Aira tidak sendiri di Rumah sakit ada Azka dan Agatha yang Setia menunggu kesadaran sahabat kecilnya itu.

Saat Aletta sedang memakai baju. Terdengar suara handphone nya berdering, tertulis jelas nama 'Azka' di layar Handphone nya. Ia pun segera mengangkat nya.

Azka📞
"Hallo tante, cepat kemari! Aira sudah siuman."

Mendengar perkataan Azka, bunda Aira pun bergegas meninggalkan rumahnya lagi dan pergi menuju Rumah Sakit saat tau bahwa putri kecil nya sudah sadar dan siuman. Ia sangat gembira, senang, dan bersyukur semua nya campur aduk menjadi satu.

*di rumah sakit*

Azka dan Agatha kini sedang berada di ruangan Aira. Mereka bertiga mengobrol,bersenda gurau. Mereka sangat senang akhirnya Aira sembuh dan bisa tertawa lagi seperti sebelum kejadian ini. 

"Sebelum lupa, gue mau ngomongin kalo 5 hari lagi kita bakalan ikut kompetisi untuk mewakili sekolah. Untuk peraturannya besok gue jelasin di sekolah" jelas Aira yang masih sulit untuk berbicara.

"Oh iya, kalian tau Samuel? Anak IPA II. Dia se tim sama kita, dan gue belum sempet ketemu dia dan ngejelasin tentang kompetisi ini." lanjut Aira.

"Samuel siapa? Gue gak pernah denger namanya." kata Agatha sambil mengedikkan bahunya tanda tak tahu.

"Au gue juga gatau, makanya gue besok mau nyari dia." ucap Aira.

Aletta sudah sampai di rumah sakit, dan segera berlari ke ruangan Aira.

"Aira, kamu sudah siuman nak?" ucapnya sembari memajukan kaki nya mendekati putrinya.

"Bundaa! aku kangen bunda. Iya, Aira udah sembuh kok bun. Besok Aira udah boleh sekolah kata dokter." ucap Aira.

"Iya Aira besok boleh sekolah, tapi jangan ceroboh kayak gini. Jangan sampai terulang lagi ya." ucap Aletta sesekali mengelus rambut pendek anaknya.

"Oh iya bun, siapa yang bawa aku kesini? Sebelum bunda sama mereka datang?" tanya Aira.

"Bunda gatau namanya, tapi dia baik banget lho. Dari seragam nya,sepertinya dia teman sekolah kamu."kata Aletta menebak nebak.











...
Tunggu aku up selanjutnya:)
Vote comment ya!
26.01.19











『ᴅᴏɴ'ᴛ ʙᴇ ᴀʟᴏɴᴇ』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang